Nama Presiden RI ke-7, Joko Widodo (Jokowi) masuk bursa Ketua Umum PSI. Pengamat Politik Accurate Research and Consulting Indonesia (ARCI) Baihaki Sirajt menyebut PSI terlalu kecil untuk Jokowi.
"PSI terlalu kecil untuk Jokowi. Levelnya Jokowi itu partai 3 besar nasional sekelas Golkar," kata Baihaki saat dikonfirmasi detikJatim, Kamis (20/5/2025).
Baihaki mengatakan jika Jokowi menjadi Ketum PSI, maka tentu menjadi angin segar bagi partai berlambang mawar tersebut. Sebab, voters Jokowi akan beralih ke PSI saat Pemilu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jelas menguntungkan PSI, daya tawarnya akan naik meski partai nonparlemen. Dan akan menjadi perhitungan partai-partai papan tengah," jelasnya.
"Bagaimanapun juga, Jokowi masih memiliki magnet yang luar biasa bagi rakyat, dan itu bisa memberi dampak elektoral cukup tinggi. Kita ketahui, sampai hari ini nama Jokowi ini masih jadi pusat di pemberitaan, meski sudah tidak menjabat, tapi masih memiliki magnet kuat di masyarakat," tambahnya.
Namun, Baihaki tidak yakin jika Jokowi akan mau menjadi Ketum PSI. Baginya, Jokowi akan tetap berada di balik layar PSI.
"Saya kira masih tetap di balik layar. Saya tidak yakin Jokowi mau mengambil kans itu (sebagai Ketum PSI). Apalagi sudah ada Kaesang yang notabenya putranya sendiri, tidak mungkin Jokowi turun ke gelanggang itu," tegasnya.
Lantas siapa yang cocok jadi Ketum PSI? Baihaki menyebut harus sosok muda. Bisa Gibran Rakabuming Raka atau kembali dipimpin oleh Kaesang Pangarep.
"Bisa Gibran atau Kaesang. Kalau Gibran akan memberi dampak positif ke partai karena jabatan Wapres RI membawa efek elektoral ke partai," jelasnya.
"Jika Kaesang kembali tentu peluang PSI ke Senayan juga masih lebar, tinggal akselerasinya saja di daerah-daerah yang perlu dioptimalkan. Karena di wilayah perkotaan PSI sudah cukup," tandasnya.
(auh/abq)