Indrive Akan Dicoret di Jatim, Begini Respon Drivernya

Indrive Akan Dicoret di Jatim, Begini Respon Drivernya

Aprilia Devi - detikJatim
Rabu, 21 Mei 2025 17:45 WIB
Massa aksi ojek online menggelar demo di Surabaya
Massa aksi ojek online menggelar demo di Surabaya (Foto: Deny Prastyo)
Surabaya -

Dinas Perhubungan Jatim berencana akan melarang aplikasi transportasi online, Indrive. Hal ini terungkap saat demo besar-besaran dirver ojek online (ojol), Selasa (20/5). Lalu apa kata driver Indrive?

TA (50), salah satu driver Indrive mengaku heran dengan kebijakan pelarangan beroperasi itu. Ia lantas meminta ada solusi terbaik dari aplikator dan pemerintah.

"Harusnya ada solusi, maksudnya kenapa ditutup, dari segi apa (masalahnya) kan pasti ada solusinya. Kenapa harus ditutup, kita banyak yang bergantung ke aplikasi Indrive," ujar salah satu driver Indrive di Surabaya, TA (50) kepada detikJatim, Rabu (21/5/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia pun mengungkapkan bahwa layanan Indrive masih banyak dibutuhkan oleh masyarakat dari berbagai kalangan untuk melakukan mobilisasi.

Apalagi tarif perjalanan dari aplikasi Indrive cenderung lebih terjangkau dibanding aplikasi lainnya. Selain itu Indrive juga ada fitur tawar menawar tarif untuk penumpang sebelum memulai perjalanannya.

ADVERTISEMENT

"Aplikasi Indrive juga potongannya ndak terlalu besar untuk aplikasi, sehingga masih bisa kami toleransi untuk tarif dari customer. Asalkan tidak terlalu ditawar murah," tuturnya.

Senada, driver Indrive lainnya KN (45) mengatakan bahwa ia tidak tahu secara pasti apa alasan aplikasi sehingga terancam diusir dari Jatim.

Padahal selama satu tahun ini ia bergantung pada aplikasi Indrive. Kini, ia kaget saat mendengar aplikasi terancam tak bisa beroperasi.

"Harusnya jangan ditutup, biarkan saja (beroperasi) dan cari solusinya (jika ada pelanggaran atau masalah)," ucapnya.

Apalagi akhir-akhir ini kondisi perekonomian dinilai tak pasti. Lalu semakin banyak persaingan antara driver yang belerja di lapangan. Sehingga pendapatannya pun semakin tidak menentu.

"Dulu ramai, sekarang karena mitra (driver) banyak jadi berkurang juga orderan per hari. Harapannya ya ndak ditutup aplikasinya," pungkasnya.

Sebelumnya, pada Selasa (20/5) terjadi demo besar-besaran ojol di Indonesia, termasuk di Surabaya, Jatim. Demo itu berujung pada audiensi dengan pihak Pemprov yang berujung pada Indrive terancam terusir.

Kepala Dinas Perhubungan Jatim, Nyono, menyampaikan bahwa dari hasil audiensi dengan ojol ada dua poin penting, salah satunya adalah rencana pelarangan operasional aplikasi Indrive di wilayah Jatim.

"Jadi tadi aplikator yang hadir hanya dua, yaitu Gojek dan Grab. Sementara Shopee, Maxim, Lala Move, serta Indrive tidak hadir. Khusus Indrive, ini sudah yang ketiga kalinya mereka tidak hadir dalam audiensi dengan ojol. Ini menunjukkan tidak adanya itikad baik," kata Nyono kepada wartawan usai audiensi.

Menindaklanjuti hal itu, Pemprov Jatim sepakat untuk mengirimkan surat usulan kepada Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) untuk melarang operasional Indrive di Jawa Timur.

"Rekomendasi akan segera kami kirimkan. Tujuannya agar Komdigi mempertimbangkan larangan operasional Indrive di Jatim karena mereka tidak mau hadir dalam tiga kali undangan resmi dari pemerintah dan pengemudi," jelas Nyono.




(auh/abq)


Hide Ads