Tema Hari Radang Usus Sedunia 2025, Kenali Gejala-Pencegahan Penyakitnya

Tema Hari Radang Usus Sedunia 2025, Kenali Gejala-Pencegahan Penyakitnya

Katherine Yovita - detikJatim
Senin, 19 Mei 2025 14:00 WIB
Ilustrasi radang usus buntu
ILUSTRASI RADANG USUS. Foto: Shutterstock
Surabaya -

Setiap tanggal 19 Mei, dunia memperingati Hari Radang Usus Sedunia atau World Inflammatory Bowel Disease Day (World IBD Day). Momen ini diperingati untuk meningkatkan kesadaran global terhadap dua penyakit utama radang usus kronis, yaitu Penyakit Crohn (Crohn's Disease) dan Kolitis Ulseratif (Ulcerative Colitis).

Setiap tanggal 19 Mei, dunia memperingati Hari Radang Usus Sedunia atau World Inflammatory Bowel Disease Day (World IBD Day). Peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat global terhadap dua jenis penyakit radang usus kronis yang paling umum, yaitu Penyakit Crohn dan Kolitis Ulseratif.

Keduanya merupakan kondisi serius yang menyerang saluran pencernaan dan dapat berdampak besar pada kualitas hidup penderitanya. Setiap tahun, Hari Radang Usus Sedunia mengusung tema berbeda-beda. Yuk, simak tema peringatan 2025, hingga mengenal penyakit radang usus.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tema Hari Radang Usus Sedunia 2025

Peringatan Hari Radang Usus Sedunia tahun ini mengusung tema global, "IBD Has No Borders: Break the Taboo, Talk About It", atau dalam terjemahan bebas, "IBD Tak Memiliki Batas: Mendobrak Tabu, Membicarakannya".

Tema ini menyoroti pentingnya keterbukaan dalam membicarakan kondisi saluran pencernaan, terutama buang air besar, yang kerap dianggap tabu di banyak budaya. Padahal, keterlambatan diagnosis dan penanganan seringkali disebabkan rasa malu atau kurangnya informasi yang terbuka mengenai gejala-gejalanya.

ADVERTISEMENT

Kampanye global ini juga melibatkan berbagai organisasi seperti European Federation of Crohn's and Ulcerative Colitis Associations (EFCCA), dan organisasi pasien IBD dari lebih dari 50 negara. Mereka berupaya mendukung pasien, berbagi cerita, serta mendorong pembicaraan terbuka untuk melawan stigma sosial.

Apa Itu Radang Usus?

Radang usus adalah sekumpulan penyakit kronis yang menyebabkan peradangan pada saluran pencernaan, terutama di dinding usus. Kondisi peradangan yang berlangsung lama ini membuat proses pencernaan dan penyerapan nutrisi terganggu, sehingga penderitanya bisa mengalami berbagai keluhan seperti diare, nyeri perut, hingga berat badan menurun.

Menurut data dari WHO dan Mayo Clinic, IBD bukanlah penyakit menular yang bisa ditularkan dari orang ke orang. Penyakit ini termasuk dalam kategori autoimun, yaitu ketika sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang jaringan sehat di saluran pencernaan sendiri, sehingga memicu peradangan dan kerusakan.

Gejala Umum

Berdasarkan informasi dari Kementerian Kesehatan RI dan Cleveland Clinic, penyakit radang usus atau IBD memiliki beragam gejala yang sering muncul dan perlu diwaspadai. Kenali tanda-tanda berikut agar bisa segera melakukan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

  • Nyeri atau kram perut
  • Diare berkepanjangan, kadang disertai darah
  • Penurunan berat badan tanpa sebab jelas
  • Lemas dan mudah lelah
  • Demam ringan
  • Nafsu makan menurun
  • Anemia (karena perdarahan saluran cerna)
  • Luka di area dubur atau fistula ani
  • Mual dan sariawan
  • Muka pucat dan perasaan tidak nyaman di perut bawah

Gejala bisa muncul secara bertahap atau tiba-tiba. Bila tidak ditangani, penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi serius seperti perforasi usus, kanker kolorektal, hingga gangguan pertumbuhan pada anak.

Penyebab dan Faktor Risiko

Meskipun penyebab pasti radang usus belum sepenuhnya dipahami, para ahli telah menemukan beberapa faktor risiko yang berperan dalam munculnya penyakit ini. Mengetahui faktor-faktor tersebut penting untuk upaya pencegahan dan pengelolaan penyakit.

  • Faktor genetik (ada riwayat keluarga)
  • Stres kronis
  • Pola makan tinggi lemak dan rendah serat
  • Infeksi usus yang berulang
  • Merokok
  • Gangguan sistem imun

Penyakit radang usus paling sering didiagnosis pada rentang usia 15-35 tahun, yaitu saat masa remaja akhir hingga dewasa muda. Pada periode ini, sistem imun dan faktor lingkungan yang memicu peradangan sering mulai menunjukkan gejala.

Namun, IBD atau radang usus tidak mengenal batas usia, karena penyakit ini bisa muncul pada anak-anak, orang dewasa, bahkan lanjut usia. Oleh karena itu, penting untuk tetap waspada terhadap gejala-gejala radang usus tanpa memandang usia.

Langkah-langkah Pencegahan

Meski IBD atau radang usus belum bisa dicegah sepenuhnya, ada beberapa langkah yang disarankan untuk menjaga kesehatan usus dan menurunkan risiko kekambuhan, terutama bagi penderita atau individu dengan riwayat keluarga. Berikut langkah-langkah pencegahan radang usus.

  • Perbanyak konsumsi makanan tinggi serat, seperti sayuran hijau, buah-buahan, dan biji-bijian utuh.
  • Kurangi konsumsi makanan olahan dan pedas berlebihan.
  • Cukupi asupan cairan, minimal 8 gelas air putih per hari.
  • Kelola stres secara sehat, melalui yoga, olahraga ringan, dan tidur cukup.
  • Hindari merokok dan alkohol, karena dapat memperburuk peradangan.
  • Lakukan pemeriksaan berkala, terutama jika mengalami gejala berulang seperti diare berdarah, nyeri perut kronis, atau penurunan berat badan tanpa sebab.

Peringatan Hari Radang Usus Sedunia bukan sekadar pengingat medis, tetapi momentum untuk mematahkan stigma, menguatkan pasien, dan mendorong percakapan yang terbuka. Kita bisa berperan dengan lebih peduli terhadap lingkungan sekitar, mendukung penderita, dan tak segan berkonsultasi dengan tenaga kesehatan bila mengalami gejala.




(hil/irb)


Hide Ads