SMK Buka Suara Soal Kematian Alfan di Sungai Brantas padahal Jago Renang

SMK Buka Suara Soal Kematian Alfan di Sungai Brantas padahal Jago Renang

Enggran Eko Budianto - detikJatim
Kamis, 15 Mei 2025 08:15 WIB
Siswa SMK Mojokerto ditemukan tewas di Sungai Brantas padahal pandai renang
Siswa SMK Mojokerto yang ditemukan meninggal di tepi sungai Brantas padahal pandai berenang. (Foto: dok. Enggran Eko Budianto/detikJatim)
Mojokerto -

Kematian Mukhamat Alfan (18), siswa SMK Raden Rahmat, Mojosari, Mojokerto yang ditemukan di tepi sungai Brantas masih diliputi misteri. Pihak sekolah pun angkat bicara terkait kasus ini.

Sebelumnya, orang tua Alfan curiga anaknya jadi korban pengeroyokan. Selain anaknya jago berenang, pada hari ketika remaja itu menghilang dia sempat dijemput paman adik kelasnya sepulang dari sekolah.

Kepala SMK Raden Rahmat, Nanang Bahrurrozi membenarkan adanya informasi bahwa Alfan dan teman sekelasnya berinisial SM dijemput pria berinisial RO saat pulang sekolah pada Sabtu (3/5) siang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

RO adalah paman dari adik kelas korban berinisial RF, asal Dusun Bendomungal, Desa Kedungmungal, Pungging, Mojokerto. Nanang mendapat kabar itu dari guru yang mengikuti pertemuan di ruang bimbingan konseling (BK) SMK Raden Rahmat pada Senin (5/5) pagi.

Dalam pertemuan itu hadir ibu dan kakak Alfan, selain itu SM teman Alfan, RF, RO, serta orang tua SM dan RF. Saat itu, setiap pihak menjelaskan kronologi hilangnya Alfan sesuai versi masing-masing.

ADVERTISEMENT

"Informasinya seperti itu (Alfan dijemput RO dari sekolah). Menurut informasi yang saya terima, almarhum diajak oleh SM," terangnya kepada detikJatim, Rabu (14/5/2025).

Dalam pertemuan itu, lanjut Nanang, pihaknya memberi izin kepada SM dan RF untuk belajar di rumah hingga Selasa (13/5). Rencananya hari ini dia akan meminta keterangan langsung dari 2 siswa itu ihwal kronologi hilangnya Alfan. Sayangnya, hari ini RF dan SM absen.

"Informasi yang saya peroleh tidak saya ketahui sendiri. Makanya hari ini saya ingin tahu kronologinya dari SM dan RF, ingin saya cek," jelasnya.

Sebelum Alfan hilang hingga ditemukan tewas di Sungai Brantas, dia menyebutkan bahwa sempat terjadi pertikaian antara SM dengan RF. Menurut Nanang, mereka sempat berkelahi di luar sekolah. Dia pun menilai perkelahian itu sudah melanggar peraturan di SMK Raden Rahmat.

"Tidak menutup kemungkinan seperti itu (SM dan RF dipindahkan ke sekolah lain). Rencana besok (15/5) kami rapatkan bersama pimpinan di sini dan orang tua para siswa. Kami carikan jalan keluar yang terbaik untuk menjaga psikologi anak," tandasnya.

Alfan adalah anak bungsu 4 bersaudara dari pasangan Sandono (65) dan Jamik (52), warga Dusun/Desa Kaligoro, Kutorejo, Mojokerto. Siswa kelas 2 jurusan teknik alat berat (TAB) di SMK Raden Rahmat ini dikenal mempunyai kemampuan bela diri dan pandai berenang.

Sabtu (3/6) itu, ibu kandung Alfan, Jamik mengatakan putranya berangkat sekolah seperti biasa. Alfan yang tak pernah bawa motor ke sekolah dijemput temannya asal Desa Kutoporong, Bangsal, Mojokerto.

Namun, saat pulang sekolah sekitar pukul 13.00 WIB, Alfan dijemput orang lain. Siang itu, lanjut Jamik, Alfan dan teman sekelasnya berinsial SM dijemput pria berinisial RO.

RO adalah paman RF, adik kelas Alfan di SMK Raden Rahmat. RO membonceng Alfan dan SM ke rumah RF di Dusun Bendomungal, Desa Kedungmungal, Pungging, Mojokerto.

Informasi ini ia peroleh saat bertemu SM di ruangan bimbingan konseling (BK) SMK Raden Rahmat pada Senin (5/5) sekitar pukul 10.00 WIB, dalam pertemuan ini, pihak sekolah juga mengundang RO, RF, SM, serta orang tua RF dan SM.

Ketika sampai di rumah RF, Alfan dan SM kabur karena ketakutan. Dua pelajar ini lari ke arah yang berbeda.

"Cerita Samsul, begitu sampai di rumah RF, paman RF bilang 'Ini lo anak yang mukuli kamu, mana pedangnya tadi'. Alfan dan Samsul kabur dari rumah Rifki tanpa sempat masuk rumah," kata Jamik kepada wartawan di rumahnya, Sabtu (10/5).

Ada sejumlah kejanggalan dalam kematian Alfan ini yang disampaikan baik oleh keluarga korban maupun pihak lainnya. Simak kejanggalan-kejanggalan tersebut di sini.

Mengenai kasus ini, Kasi Humas Polres Mojokerto Iptu Suyanto mengatakan pihaknya bergerak cepat menyelidiki setelah menerima laporan dari Diki, kakak Alfan. Jasad Alfan juga sudah diautopsi di RS Bhayangkara Pusdik Sabhara Porong, Sidoarjo.

"Hasil autopsi tidak ada tanda-tanda kekerasan. Sementara waktu belum ditemukan kalau orang ini (Alfan) meninggal karena tindak pidana," terangnya.

Saat dikonfirmasi terkait kecurigaan keluarga korban, Suyanto menyatakan akan menyampaikan perkembangan kasus ini. "Perkembangan lebih lanjut masalah itu kami konfirmasi lagi," tandasnya.




(dpe/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads