Rangkaian Kejadian yang Bikin Kematian Alfan Semakin Janggal

Round-Up

Rangkaian Kejadian yang Bikin Kematian Alfan Semakin Janggal

Denza Perdana - detikJatim
Minggu, 11 Mei 2025 07:45 WIB
Siswa SMK Mojokerto ditemukan tewas di Sungai Brantas padahal pandai renang
Ayah dan ibu Alfan, siswa SMK di Mojokerto yang ditemukan di tepi sungai Brantas padahal pandai berenang. (Foto: Enggran Eko Budianto/detikJatim)
Mojokerto -

Kematian Mukhamat Alfan (18), siswa kelas 2 SMK Raden Rahmat, Mojosari, Mojokerto begitu janggal. Remaja itu ditemukan tak bernyawa di tepian Sungai Brantas, Desa Bulang, Prambon, Sidoarjo pada Senin (5/5) malam.

Segera tersiar dugaan remaja asal Dusun/Desa Kaligoro, Kutorejo, Mojokerto itu bunuh diri atau tenggelam saat bermain di sungai. Jamik (52), ibu kandung Alfan membantah kabar itu karena Alfan jago berenang.

Semua bermula Sabtu (3/5) pagi saat pelajar SMK jurusan teknik alat berat (TAB) itu berangkat ke sekolah dijemput temannya asal Desa Kutoporong, Bangsal, Mojokerto. Rutinitas itu terjadi setiap hari karena Alfan tak pernah membawa motor ke sekolah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejak pagi itu Alfan tak pulang hingga 2 hari. Anak bungsu dari 4 bersaudara pasangan Sandono (65) dan Jamik (52) itu menghilang. Sang ibu telah berusaha mencari anaknya ke rumah teman-temannya tapi hasilnya nihil.

Alfan belum juga ditemukan hingga Senin (5/5). Di tengah ketidakpastian dan kebingungan itu, keluarga Alfan mendapat kabar yang menghancurkan hati mereka. Alfan ditemukan meninggal di tepi sungai di Desa Bulang, Prambon.

ADVERTISEMENT

Kejadian di Balik Janggalnya Kematian Alfan

"Tidak mungkin anak saya bunuh diri. Kalau tercebur sungai, dia kan bisa berenang," demikian kata Jamik kepada wartawan, Sabtu (10/5). Dia menyangkal bila anaknya diduga bunuh diri atau tenggelam saat bermain di sungai.

Sandono dan Jamik meyakini Almarhum Alfan adalah korban pengeroyokan. Dugaan itu bukan tanpa alasan. Diki Sukono (30) kakak Alfan menemukan luka lebam di dada adik kandungnya. Bukan cuma itu, potongan rambut Alfan jadi lebih pendek dan sebagian botak.

"Kalau tenggelam tidak mungkin karena adik saya bisa berenang," kata Diki kembali menegaskan apa yang telah disampaikan oleh ibunya.

Dijemput ke Rumah RF

Pada hari terakhir Alfan berangkat ke sekolah pada Sabtu (3/5), ternyata ada orang lain yang menjemput Alfan saat pulang sekolah sekitar pukul 13.00 WIB. Pria yang menjemputnya itu berinisial RO, paman dari RF, teman sekaligus adik kelas Alfan.

Siang itu RO tidak hanya menjemput Alfan tapi juga SM, teman Alfan yang juga adik kelasnya. Keduanya dibonceng RO untuk dipertemukan dengan RF di rumahnya di Desa Kedungmungal, Pungging.

Keterangan ini didapatkan Jamik, ibu Alfan pada Senin (5/5) pagi ketika dia datang ke sekolah sekitar pukul 10.00 WIB untuk menyampaikan izin bahwa putranya tidak bisa bersekolah karena belum pulang sejak Sabtu.

Pihak sekolah yang ternyata sudah mengetahui kabar itu mengajak Jamik ke ruang BK. Di ruangan itu sudah ada SM dan kedua orang tuanya, RF, RO paman RF, serta kedua orang tua RF.

Dari pertemuan itu Jamik mengetahui bahwa di rumah RF, Alfan dan SM tidak sampai masuk ke dalam rumah karena segera kabur ke arah yang berbeda usai mendengar Paman RF menyebutkan kata 'pedang'.

"Cerita SM, begitu sampai di rumah RF, paman RF bilang 'Ini lo anak yang mukuli kamu, mana pedangnya tadi'? Alfan dan SM kabur dari rumah RF tanpa sempat masuk rumah," ujar Jamik.

Setelah kabur dari rumah RF itu SM mengaku bersembunyi di sebuah kandang hingga situasi aman. Pelajar itu akhirnya pulang ke rumahnya diantarkan warga setempat. Sementara Alfan sejak siang itu tak pernah pulang.

"Perkiraan saya, anak saya pasti dianiaya, setelah tak bisa apa-apa, langsung didorong ke sungai. Intinya saya tidak terima, anak saya berangkat sekolah sehat walafiat, pulang-pulang jadi mayat," ujar Jamik menahan pedih.

Tas dan Sepatu Alfan

Diki, kakak Alfan menyampaikan kejadian lain yang juga janggal. Sehari sebelum adiknya ditemukan tewas, Minggu (4/5), Diki datang ke Desa Kedungmungal untuk mencari keberadaan Alfan.

Oleh ketua RW setempat dia dipertemukan dengan ayah RF berinisial KR. Ternyata KR menyerahkan tas dan sepatu sekolah Alfan kepada Diki. KR mengaku menemukan tas dan sepatu adiknya di tepi Sungai Brantas tak jauh dari rumahnya Sabtu (3/5) sore.

"Kalau Alfan lari, kok sempat-sempatnya melepas tas dan sepatunya? Jawaban ayah KR, Alfan sudah kabur ke arah barat dari rumah RF karena kata-kata 'pedang' dari paman RF," kata Diki.

Diki menduga saat kabur Alfan tertangkap, lalu dikeroyok. Namun, dia tidak tahu adiknya dikeroyok oleh siapa. Dia juga menyampaikan adiknya mungkin dikeroyok saat kabur ke persawahan.

"Mungkin saat Alfan kabur di area persawahan sudah ada yang mengeroyok," cetusnya.

Sempat Melerai Perkelahian

Sandono, ayah korban menceritakan Alfan sempat terlibat dalam perkelahian antara RF dengan SM sebelum peristiwa tragis ini terjadi. Perkelahian ini menyebabkan RF babak belur hingga tidak masuk ke sekolah.

Sandono menyebutkan pada saat itu Alfan ada di lokasi perkelahian tidak untuk mengeroyok RF, melainkan justru untuk mendamaikan SM dengan RF. Dia menduga karena itu RO, paman RF turut menjemput Alfan ke rumah RF.

"Yang duel itu SM dan RF di sebelah pabrik teh botol Kamis. Alfan berusaha mendamaikan mereka justru kena batunya," jelasnya.

Lokasi Temuan Jenazah

Kepala Desa Kedungmungal, Sukarto mengatakan dia mendapatkan kabar penemuan mayat Alfan dari warga Dusun Tempel pada Senin (5/5) sekitar pukul 16.00 WIB.

Saat dia mengecek ke lokasi, ternyata posisi jenazah Alfan berada di Sungai Brantas sisi utara sehingga masuk Desa Bulang, Prambon, Sidoarjo. Sedangkan sisi selatan masuk Dusun Tempel, Desa Kedungmungal.

Artinya, lokasi penemuan mayat itu menurut Sukarto tidak jauh dari tempat tas dan sepatu Alfan ditemukan oleh KR, ayah RF di Dusun Bendomungal, Desa Kedungmungal.

"KR ini menemukan tas dan sepatu di pinggir Sungai Brantas Sabtu sore. Baru cerita ke saya Senin jam 1 siang. Kata dia ada masalah perkelahian anaknya," tuturnya.

Polisi Mulai Melakukan Penyelidikan

Diki Sukono, kakak Alfan telah melaporkan kematian janggal adiknya ke Polres Mojokerto pada Rabu (7/5). Kasi Humas Polres Mojokerto Iptu Suyanto mengatakan pihaknya bergerak cepat menyelidiki kasus ini.

Suyanto menegaskan bahwa jenazah Alfan sudah diautopsi di RS Bhayangkara Pusdik Sabhara Porong, Sidoarjo.

"Hasil autopsi tidak ada tanda-tanda kekerasan. Sementara waktu belum ditemukan kalau orang ini (Alfan) meninggal karena tindak pidana," terangnya.




(dpe/hil)


Hide Ads