Rizal Sampurna, TKI asal Banyuwangi yang meninggal dunia di Kamboja, ternyata mendapat donasi sebesar Rp 21 juta dari orang-orang yang bersimpati atas nasibnya. Namun alih-alih digunakan untuk kepentingan pribadi, keluarga Rizal justru mendonasikan seluruh dana itu untuk membantu sesama pekerja migran yang masih tertahan di Kamboja.
Ada sekitar 30 orang pekerja migran yang senasib dengan Rizal di Kamboja. Mereka saat ini masih tertahan di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kamboja dan menanti nasib baik.
Yuni, seorang TKI di Hong Kong yang juga aktif menyuarakan nasib pekerja migran lewat media sosial, menjadi penggalang dana tersebut. Ia menyebut keluarga Rizal menyerahkan sepenuhnya dana donasi untuk kegiatan sosial.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemarin 5 juta saya berikan kepada 30 TKI yang ada di KBRI untuk makan mereka. Mereka adalah teman-teman Rizal, sebanyak 68 orang. 20 orang kembali ke perusahaan, 30 orang di KBRI dan 8 orang sudah pulang," terang Yuni kepada detikJatim, Selasa (13/5/2025).
Yuni menambahkan, uang milik Rizal Sampurna yang telah terkumpul tersebut sebagian akan digunakan untuk tambahan dana pemulangan TKI yang saat ini masih tertahan di Kamboja.
"Dana donasi dari saya yang 21 juta itu saya rencanakan untuk pemulangan Inel atau Imran. Rizal tidak meninggalkan warisan, tapi dia meninggalkan amalan baik yang bisa dimakan untuk teman-temannya yang ada di Kamboja," lanjutnya.
Awalnya, donasi tersebut digalang untuk memulangkan jenazah Rizal ke Indonesia. Namun, seluruh biaya ternyata ditanggung oleh perusahaan tempat Rizal bekerja, termasuk hingga pengiriman jenazah ke Surabaya.
"Perusahaan yang menanggung lokal coast, biaya pemulangan jenazah, bahkan sampai Surabaya. Padahal kemarin 7.800 itu hanya sampai Jakarta," lanjut Yuni dihadapan Ibu dan sepupu Rizal.
Namun di balik itu, Yuni sempat menyesalkan ada oknum yang diduga mencoba mengambil keuntungan dari duka keluarga. Keluarga Rizal sempat dimintai uang Rp 3,5 juta untuk penggantian kain mori dan peti jenazah.
"Sejak kapan sih jenazah itu basah saya tanya ini lho. Saya itu sering ikut anterin jenazah, ikut pemandian jenazah bahkan saya ikut formalin jenazah, terus ada yang bilang jenazah Rizal itu basah karena ada serbuk kayu nya ada penggantian mori. Saya meminta keluarga itu sedang berduka jangan dimanfaatkan walaupun hanya 3,5 juta. Ada oknum yang meminta penggantian kain mori dan peti. Karena saya belum pernah dengar ada peti jenazah diganti di Jakarta," tegas Yuni geram.
Saat dikonfirmasi, keluarga Rizal membenarkan bahwa sempat diminta untuk membayar sejumlah uang penggantian peti jenazah dan kain mori. Namun karena uang donasi tidak terpakai untuk biaya pemulangan, seluruhnya pun akhirnya didonasikan.
"Semoga ini menjadi amalan baik anak saya," pungkas Sulastri, Ibunda Rizal.
(auh/abq)