Menjelang perayaan Waisak 2025, umat Buddha di Malang Raya mulai mempersiapkan diri untuk mengikuti rangkaian ibadah suci. Sejumlah vihara di wilayah ini telah bersiap menyambut umat dengan berbagai kegiatan spiritual, mulai dari puja bakti hingga pelepasan lampion.
Malang Raya memiliki sejumlah vihara yang tidak hanya menjadi pusat ibadah bagi umat Buddha, tetapi juga menjadi saksi bisu perjalanan panjang penyebaran ajaran agama Buddha dari masa ke masa.
4 Destinasi Vihara di Malang Raya
Setiap vihara menawarkan pengalaman spiritual yang unik dan menarik untuk dikunjungi. Berikut empat vihara di Malang Raya yang menjadi pusat ibadah perayaan hari raya Waisak tahun ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Vihara Dhammadipa Arama
Vihara Dhammadipa Arama merupakan salah satu vihara legendaris di Malang Raya, yang berlokasi di Jalan Raya Mojorejo, Dusun Ngandat, Desa Mojorejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu. Mengutip dari laman resminya, sebelum menjadi sebuah vihara, tempat ini awalnya merupakan sebuah padepokan yang berdiri sejak tahun 1971.
Nama Dhammadipa Arama sendiri berarti "Pulau Dhamma", yang dimaknai sebagai tempat perlindungan dan pijakan hidup berdasarkan ajaran Dhamma. Salah satu daya tarik utama vihara ini adalah patung Buddha tidur berukuran raksasa yang menjadi ikon sekaligus spot favorit para pengunjung.
Tak hanya sebagai tempat ibadah, vihara ini juga menyimpan nilai historis. Di dalam kompleks vihara terdapat sebuah museum yang menyimpan koleksi artefak dan benda-benda peninggalan sejarah. Koleksi ini menggambarkan perjalanan panjang ajaran Buddha dan menjadi sumber wawasan spiritual maupun sejarah bagi umat dan wisatawan.
![]() |
2. Vihara Buddha Maitreya
Vihara Buddha Maitreya merupakan salah satu vihara tertua di Malang, berdiri sejak tahun 1950. Terletak di Jalan Laksamana Martadinata No 82, Kota Malang, vihara ini menjadi tonggak awal penyebaran ajaran Maitreya di Indonesia oleh Maha Sesepuh Maitreyawira.
Tak sekadar menjadi tempat ibadah, vihara ini juga memegang peran penting dalam sejarah perkembangan ajaran Maitreya di tanah air. Semangat penyebaran ajaran ini terus berkembang dari Malang ke berbagai wilayah lainnya.
Dilansir dari laman resminya, setelah berdiri di Malang, vihara serupa kemudian hadir di kota-kota lain sepertiPasuruan, Surabaya, Jakarta,Semarang, Medan,Pontianak, Palembang, hingga Riau. Sekitar tahun 1980, tercatat telah ada 37 viharaMaitreya dengan sekitar 70.000 umat di Indonesia.
![]() |
3. Majelis Agama Buddha Tantrayana Zhenfozong Kasogatan
Majelis Agama Buddha Tantrayana Zhenfozong Kasogatan Indonesia adalah salah satu pusat ibadah Buddha Tantrayana yang diresmikan pada tahun 2006 di Kota Malang. Vihara ini menonjolkan arsitektur bergaya modern yang dipadukan dengan ornamen khas Tionghoa, menciptakan suasana sakral sekaligus estetik.
Di pintu masuk, pengunjung langsung disambut patung raksasa Dewi Kwan Im, Bodhisattva simbol welas asih yang menjadi daya tarik utama vihara ini. Untuk menjaga kesakralan, pengunjung diwajibkan meminta izin sebelum memasuki area vihara. Dokumentasi hanya diperbolehkan di area luar vihara, demi menghormati aktivitas spiritual di dalamnya.
4. Vihara Buddharatana
Berlokasi di Desa Ampelgading, Kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Malang, Vihara Buddharatana menjadi tempat peribadatan sekaligus ruang kontemplasi bagi umat Buddha di wilayah Malang Selatan.
Keunikan vihara ini terletak pada gaya arsitekturnya yang sarat nuansa budaya Jawa. Di bagian depan kompleks, pengunjung akan menjumpai Candi Kori Ageng-pintu gerbang bergaya klasik yang mencerminkan akulturasi budaya.
Lebih dalam lagi, terdapat Ruang Dharmasala yang dibangun menyerupai rumah joglo tradisional dengan tiang-tiang kayu sebagai penyangga utama. Suasana tenang dan arsitektur khas ini memberikan pengalaman spiritual yang membumi dan hangat.
(dpe/irb)