Apa Itu Buddha Purnima? Ini Makna dan Perayaannya

Apa Itu Buddha Purnima? Ini Makna dan Perayaannya

Mira Rachmalia - detikJatim
Jumat, 09 Mei 2025 20:30 WIB
Suasana kirab Waisak dari Candi Mendut menuju Candi Borobudur, Kamis (23/5/2024).
Kirab menuju Candi Borobudur pada perayaan Waisak. Foto: Eko Susanto/detikJateng
Surabaya -

Ada lebih dari 500 juta pengikut Buddha di dunia. Mayoritas umat Buddha berada di China, Thailand, Jepang, Myanmar, dan Vietnam. Perbedaan negara ini sedikit banyak mempengaruhi istilah yang digunakan dalam menyebut ritual maupun hari besar sebuah agama.

Misalnya saja terkait hari raya Waisak yang akan segera berlangsung. Seperti di Malaysia, Singapura, dan Sri Lanka, hari raya ini dikenal dengan nama Vesak. Sedangkan, di Thailand, hari raya Waisak dikenal dengan nama Visakha Bucha.

Nama-nama Waisak di atas diambil dari bahasa Pali, yakni Wesakha, yang berkaitan erat dengan Waishakha dari bahasa Sansekerta. Sementara itu, di India, Waisak dikenal dengan nama Visakah Puja atau Buddha Purnima. Lalu, apa perbedaannya dengan Waisak di Indonesia?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa Itu Buddha Purnima?

Buddha Purnima, juga dikenal sebagai hari Waisak, merupakan salah satu hari suci paling penting bagi umat Buddha di seluruh dunia. Hari ini diperingati sebagai momen kelahiran, pencerahan, dan wafatnya Siddhartha Gautama, sang pendiri agama Buddha.

Hari raya Waisak biasanya jatuh pada saat bulan purnama di bulan Vaisakh (sekitar April atau Mei dalam kalender Gregorian), dan memiliki makna spiritual, serta religius yang sangat dalam bagi para penganutnya.

ADVERTISEMENT

Sejarah Buddha Purnima

Buddha Purnima berakar dari India kuno, di mana ajaran Buddha dipercaya mulai berkembang lebih dari 2.500 tahun lalu. Siddhartha Gautama adalah pangeran dari suku Shakya yang seharusnya menjadi raja. Namun, ia memilih meninggalkan kemewahan duniawi untuk mencari makna sejati kehidupan.

Ia lahir di Lumbini, yang kini terletak di wilayah Nepal. Sebagai pangeran, Siddhartha hidup sangat terlindungi dari kenyataan pahit dunia. Namun, saat berusia 29 tahun, dan keluar dari istana, ia pertama kali menyaksikan usia tua, penyakit, dan kematian, adalah tiga hal yang mengguncang dirinya.

Ia pun tersadar bahwa penderitaan adalah bagian tak terelakkan dari kehidupan. Dorongan untuk memahami penderitaan inilah yang membuatnya meninggalkan istana, melepaskan semua harta dan gelarnya, dan memulai perjalanan spiritual untuk menemukan kebenaran.

Setelah bertahun-tahun menjalani meditasi, Siddhartha akhirnya mencapai pencerahan di bawah pohon Bodhi di Bodh Gaya. Sejak saat itu, ia dikenal sebagai Buddha, yang berarti "Yang Tercerahkan". Setelah menjadi Buddha, ia mendedikasikan hidupnya untuk mengajarkan Dharma, yaitujalan menuju pencerahan.

Makna Buddha Purnima

Buddha Purnima bukan sekadar perayaan keagamaan, melainkan momen suci yang sarat makna spiritual. Bagi umat Buddha, hari ini memperingati tiga peristiwa agung dalam kehidupan Siddhartha Gautama, yang semuanya diyakini terjadi pada hari purnama di bulan Waisak. Buddha Purnima memiliki makna mendalam sebagai berikut.

1. Kelahiran Buddha

Kelahiran Siddhartha Gautama menandai lahirnya tokoh spiritual besar yang membawa perubahan besar dalam pandangan manusia terhadap spiritualitas dan agama. Ajarannya terus memberi inspirasi hingga saat ini.

2. Pencerahan (Bodhi)

Pencerahan Buddha melambangkan potensi manusia untuk mengubah hidup menjadi lebih baik. Dari seorang pangeran yang memiliki segalanya, Buddha menjadi biksu yang mengajarkan kehidupan etis dan empat kebenaran mulia demi kebebasan dari siklus kelahiran dan kematian (samsara).

3. Parinirvana (Wafat)

Wafatnya Buddha menandai pencapaian Nirwana akhir, atau Parinirvana. Peristiwa ini mengingatkan bahwa hidup bersifat sementara dan bahwa tujuan sejati adalah mengejar pencerahan. Hari Waisak menjadi pengingat bagi umat manusia akan ajaran Buddha tentang kasih sayang, tanpa kekerasan, dan pencarian kebijaksanaan dalam hidup.

Bagaimana Buddha Purnima Dirayakan?

Perayaan Buddha Purnima tidak terbatas hanya di satu negara, meskipun mayoritas dirayakan di Asia. Meskipun perayaannya cenderung sederhana, beberapa daerah kini mulai menyertakan arak-arakan patung Buddha dalam peringatan hari ini. Namun secara tradisional, kegiatan utama dalam Buddha Purnima antara lain:

1. Doa dan Pembacaan Kitab Suci

Umat berkumpul di vihara untuk memanjatkan doa, melantunkan sutra, dan mendengarkan ceramah tentang ajaran Buddha. Perayaan dimulai sejak pagi dan biasanya berlangsung hingga malam.

2. Meditasi

Sesi meditasi terbuka biasanya diadakan di vihara dan bisa diikuti oleh siapa saja, tanpa memandang agama. Meditasi menjadi momen untuk menenangkan diri, merenungkan perbuatan, dan memperdalam pemahaman akan prinsip-prinsip Buddha.

3. Ritual dan Persembahan

Tidak ada ritual mewah dalam Buddha Purnima karena hal tersebut bertentangan dengan ajaran kesederhanaan. Umat cukup membawa bunga, dupa, lilin, buah, dan persembahan sederhana lainnya ke vihara.'

4. Donasi dan Kegiatan Amal

Mengikuti ajaran welas asih Buddha, banyak umat melakukan kegiatan sosial pada hari ini. Mereka memberi makan fakir miskin, berdonasi, atau ikut serta dalam kegiatan sukarela untuk membantu sesama.




(ihc/irb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads