Siswa SMP Surabaya Tewas Tersengat Listrik di Rooftop Sekolah

Siswa SMP Surabaya Tewas Tersengat Listrik di Rooftop Sekolah

Esti Widiyana - detikJatim
Kamis, 08 Mei 2025 16:04 WIB
TKP kejadian siswa tewas kesetrum di Surabaya
TKP kejadian siswa tewas kesetrum di Surabaya (Foto: Esti Widiyana/detikJatim)
Surabaya -

Seorang siswa kelas IX SMP Katolik Angelus Custos Surabaya berinisial SSH (15) tewas tersengat listrik di rooftop sekolah. Saat kejadian, ia tengah mengerjakan tugas ujian praktik Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) bersama teman-temannya.

Kejadian tragis itu terjadi saat libur sekolah, Jumat (28/3/2025). Ayah korban, Tanu Hariadi, mengungkapkan, anaknya pergi ke sekolah untuk menyelesaikan tugas kelompok, namun karena lapangan dipakai siswa SMA dan kelas dalam keadaan terkunci, mereka memutuskan pindah ke rooftop lantai IV SMA Katolik Frateran.

Di lokasi itu, SSH diduga hendak meletakkan ponsel untuk merekam kegiatan tugas kelompoknya. Tanpa disadari, ia menginjak kabel AC yang terkelupas, hingga akhirnya tersengat listrik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Teman-temannya bersaksi putra saya sempat berteriak 'aku kesetrum' lalu mematung selama sekitar 40 detik sebelum akhirnya terjatuh dan kepalanya terbentur pagar," kata Tanu kepada wartawan, Kamis (8/5/2025).

Teman-temannya sempat melarikan SSH ke RS Adi Husada Undaan Wetan, namun nyawa pelajar itu tak tertolong.

ADVERTISEMENT

"Saat memandikan jenazah, saya melihat luka di kakinya, bercak merah di punggung, dan bintik-bintik merah di lengannya. Diduga, urat syarafnya putus," ungkap Tanu.

Pihak keluarga pun mencoba mencari kejelasan ke sekolah, namun merasa tidak mendapat tanggapan memadai.

"Kalau memang ada empati datang ke rumah, jelaskan, maka kami sebagai orang tua akan jatuh hatinya," lanjutnya.

Tanu juga menjelaskan bahwa awalnya SSH dan teman-temannya hendak mengerjakan tugas di rumah salah satu siswa. Namun, atas saran orang tua temannya yang juga guru di sekolah, mereka diarahkan ke sekolah.

"Tapi saat di sekolah, ternyata kelas terkunci sehingga mereka mengerjakan tugas di rooftop lantai empat," jelasnya.

Karena merasa tidak ada itikad baik dari pihak sekolah, keluarga akhirnya melaporkan kejadian tersebut ke Polrestabes Surabaya pada 10 April 2025. Laporan diterima dengan nomor STTLPM/549/IV/2025/SPKT/Polrestabes Surabaya.

Sementara itu, Kasi Humas Polrestabes Surabaya, AKP Rina Shanty Dewi, memastikan pihaknya telah memeriksa sejumlah saksi terkait peristiwa ini.

"Sudah dilakukan klarifikasi saksi-saksi sebanyak 5 orang termasuk dari pihak sekolah," katanya.




(esw/hil)


Hide Ads