Kebiasaan menikmati kopi, kini bukan sekadar untuk pelepas kantuk, tapi sudah jadi gaya hidup lintas usia. Namun, di balik kenikmatannya, ada hal penting yang perlu diperhatikan agar kebiasaan ngopi tidak jadi boomerang bagi kesehatan.
Merebaknya coffee shop di berbagai sudut kota, memudahkan siapa saja untuk menikmati secangkir kopi favorit tiap hari. Tapi, dokter spesialis penyakit dalam sekaligus dosen FK Universitas Airlangga dr Sony Wibisono SpPD KEMD FINASIM, mengingatkan bahwa minum kopi harus dilakukan dengan bijak agar manfaatnya terasa maksimal.
"Minum kopi sejatinya dapat memberikan manfaat jika dikonsumsi dalam kondisi dan takaran tertentu," ujar Sony, Senin (5/5/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sayangnya, tak semua penikmat kopi menyadari bahwa racikan kopi kekinian seringkali menyimpan jebakan kalori dan gula berlebih.
Kopi murni, jelas Sony, memiliki kandungan baik seperti kafein dan chlorogenic acid yang memiliki banyak manfaat.
Beberapa manfaat kopi murni antara lain bisa membantu menurunkan risiko penyakit seperti Parkinson dan Alzheimer. Bahkan, kopi juga dikenal dapat mengurangi peradangan dan memperbaiki metabolisme jika diminum sesuai anjuran.
Akan tetapi, masalah dapat muncul ketika kopi dicampur bahan tambahan, seperti susu full cream dan sirup gula, yang justru memperbesar risiko kesehatan.
"Kalau punya kebiasaan itu (minum kopi kemasan), ya menambah kalori yang dikonsumsi sehari-hari," jelasnya.
Lantas, berapa batas aman konsumsi kopi? Sony menyebut, bagi orang sehat, asupan kopi sebaiknya tidak lebih dari 400 mg kafein per hari atau sekitar tiga cangkir.
Namun, bagi ibu hamil, penderita hipertensi, epilepsi, dan gangguan irama jantung, sebaiknya hindari kopi dulu demi keselamatan. Maka ia juga menyarankan pentingnya memahami kondisi tubuh sebelum menyesap kopi.
"Minum kopi bukan berarti dicampur macam-macam. Minumlah kopi seperti kopi tubruk atau mungkin jika di kafe-kafe begitu bisa kopi espresso tanpa gula atau americano," sarannya.
(irb/hil)