Program sekolah rakyat tingkat SMP di Kota Batu masih menerima kurang dari 50% kuota murid. Sampai saat ini masih ada 19 murid yang masuk dari kuota 75 peserta didik.
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Batu Lilik Fariha mengatakan bahwa kuota 75 peserta didik tingkat SMP itu rencananya akan terbagi dalam 3 rombongan belajar (rombel).
"Tahapan sosialisasi kepada sasaran yang masuk dalam daftar sudah kita lakukan pada dua gelombang dan kami dapat 19 peserta," kata Lilik kepada detikJatim, Minggu (4/5/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menyampaikan bahwa peserta didik di sekolah rakyat itu adalah golongan tidak mampu yang masuk dalam Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSE) pada kategori desil 1.
"Jadi sosialisasi dan pendaftaran kita lakukan kepada sasaran yang masuk dalam data Kemensos. Awal kita diberi 100 data KK dan dari situ ada beberapa bersedia," ujar Lilik.
"Nah dari pendaftaran itu masih belum memenuhi kuota dan akhirnya dari Kemensos menambah 100 data KK lagi. Data itu kami proses dan didapat total 19 murid," sambungnya.
Lilik tidak memungkiri ada beberapa kendala yang dihadapi sehingga dari 200 keluarga hanya sedikit yang ikut mendaftar ke sekolah rakyat di Kota Batu.
"Kendala pertama itu karena sekolah rakyat ini baru dan baru angkatan pertama, orang tua masih belum punya bayangan seperti apa sekolah rakyat ini," terang Lilik.
"Kendala kedua itu, dari 200 sasaran yang kami datangi itu kebanyakan anak-anaknya tidak ada yang duduk di kelas 6 SD. Sedangkan sekolah rakyat disini tersedia untuk SMP," imbuhnya.
Selain itu, tidak banyak penduduk miskin di Kota Batu juga menjadi salah satu alasan banyak yang tidak berkeinginan untuk mendaftarkan anaknya ke sekolah rakyat.
Kendati demikian, proses penjaringan murid terus dilakukan oleh Dinsos Kota Batu. Dalam waktu dekat, pihaknya akan mensosialisasikan dan mengajukan sekolah rakyat ke panti asuhan.
"Kita terus berproses untuk melakukan sosialisasi dan penjaringan. Kita juga sudah sosialisasikan ke panti asuhan yang ada dan akan kita verifikasi yang memenuhi kritetia," ungkap Lilik.
Sebagai informasi, lokasi sekolah rakyat Kota Batu berada di Panti Perlindungan dan Pelayanan Sosial Petirahan Anak (PPSPA) Bhima Sakti. Lokasi sekolah rakyat ini juga telah ditinjau langsung oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Program yang digagas Presiden RI Prabowo Subianto ini rencanannya akan mulai dijalankan pada bulan Juli 2025 mendatang atau bertepatan dengan tahun ajaran baru.
(ihc/abq)