Kakek 100 Tahun Ditemukan Tewas Gantung Diri di Area Pemakaman Sumenep

Kakek 100 Tahun Ditemukan Tewas Gantung Diri di Area Pemakaman Sumenep

Ahmad Rahman - detikJatim
Rabu, 30 Apr 2025 10:00 WIB
Kakek 100 tahun bunuh diri di Sumenep
Kakek 100 tahun bunuh diri di Sumenep/Foto: Istimewa
Sumenep -

Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi kepada siapapun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi Anda pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.

Warga Desa Pamolokan, Kecamatan Kota, Sumenep digemparkan dengan penemuan seorang pria lanjut usia yang tewas dalam kondisi mengenaskan di area pemakaman belakang rumahnya. Korban diketahui bernama Slamet (100). Ia ditemukan tergantung di pohon kamboja di Dusun Saluran Air, Desa Pamolokan, Rabu (30/4/2025).

Plt. Kasi Humas Polres Sumenep, AKP Widiarti menuturkan, peristiwa memilukan itu pertama kali diketahui oleh cucu menantu korban, Rovi Al Qodir (18). Saat itu, Rovi baru saja pulang ke rumah bersama istrinya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saat itu, saksi Rovi ini baru pulang ke rumah bersama istrinya. Karena tidak melihat kakeknya di dalam rumah, dia berinisiatif mencari ke belakang rumahnya, dan menemukan korban sudah tergantung di pohon," ujar AKP Widiarti.

Kaget dengan pemandangan tragis itu, Rovi segera memberitahukan peristiwa tersebut kepada Mubarokah (46), anak kandung korban. Tak lama, kabar itu menyebar ke warga sekitar dan pihak Polsek Sumenep Kota.

ADVERTISEMENT

Dari keterangan keluarga, diketahui selama ini korban kerap mengalami gangguan tidur dan beberapa kali menyampaikan keinginannya untuk mengakhiri hidup. Selain itu, korban juga sering terlihat menyendiri di sekitar area pemakaman.

"Menurut keterangan anak korban, korban juga kerap berbicara ngelantur dan sering menyendiri di area pemakaman," tambah AKP Widiarti.

Pihak kepolisian yang tiba di lokasi langsung melakukan olah TKP, meminta keterangan sejumlah saksi, dan menyarankan agar dilakukan visum. Namun pihak keluarga memilih menolak autopsi dan menyatakan ikhlas atas peristiwa tersebut.

"Keluarga menyatakan ikhlas dan tidak akan menuntut secara hukum. Penolakan autopsi dituangkan dalam surat pernyataan resmi," lanjut AKP Widiarti.

Peristiwa ini menjadi pengingat bagi semua pihak tentang pentingnya menjaga kesehatan mental dan perhatian terhadap orang-orang di sekitar, terlebih para lansia. Kepolisian dan pemerintah desa setempat pun mengimbau masyarakat untuk lebih peka terhadap gejala-gejala depresi, serta tidak menempuh jalan tragis tersebut.

Jika Anda atau orang terdekat mengalami beban pikiran atau keinginan serupa, jangan ragu untuk bercerita kepada keluarga, kerabat, tokoh agama, atau layanan kesehatan terdekat.




(irb/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads