Apa yang dialami oleh Tama ini menggambarkan beratnya tantangan yang harus dihadapi tenaga sales. Tama (25), seorang sales produk elektronik di Surabaya mengalami kejadian tak terduga saat sedang melakukan promosi produk melalui telepon.
Bukannya dapat pelanggan potensial, dia justru disambut suara knalpot motor yang digeber kencang. Tentu saja Tama kaget bukan main. Kisah ini sempat menjadi bahan guyonan di kantornya.
Hari itu, seperti biasa Tama yang merupakan seorang telemarketing dapat daftar nomor yang harus dihubungi untuk menawarkan produk elektronik tempat dirinya bekerja. Dia telah menghubungi beberapa nomor hingga sampai di satu nomor yang memberikan pengalaman tak terlupakan baginya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Waktu itu saya telepon dengan sopan, pakai skrip yang biasa saya gunakan. Begitu telepon tersambung, saya bilang, 'Selamat siang, Pak, dengan Bapak siapa ya?' Eh, malah nggak ada jawaban," kata Tama sambil menahan tawa kepada detikJatim, Selasa (25/3/2025).
Tama mengira lawan bicaranya hanya diam atau mungkin sedang sibuk. Dia pun melanjutkan pembicaraan dan mulai nyerocos menawarkan produk. Tiba-tiba saja dia mendengar suara mesin motor menyala dari seberang telepon.
"Saya pikir mungkin orangnya lagi di bengkel atau di jalan. Tapi beberapa detik kemudian, tiba-tiba suara knalpot motor digeber sekencang-kencangnya langsung di speaker telepon," kata Tama, yang mengaku refleks langsung menjauhkan ponselnya dari telinga.
Suara bising knalpot motor itu begitu keras hingga membuat Tama panik. Bahkan rekan-rekannya yang saat itu sempat mendengar suara knalpot motor itu pun tertawa terbahak-bahak.
"Jujur, saya langsung kaget! Rasanya kayak telinga mau pecah. Saya sampai refleks matiin telepon," ujar Tama.
Nggak cuma sekali, Tama mencoba menghubungi nomor itu lagi karena mengira ada gangguan atau salah sambung. Namun, saat sambungan itu diangkat oleh sang empu motor, suara knalpot motor kembali meraung-raung lebih kencang dari sebelumnya.
"Ya sudah, saya menyerah. Mungkin itu kode dari orangnya supaya saya nggak mengganggu dia lagi," katanya.
Pengalaman itu menjadi cerita kocak di kantornya. Sejak kejadian itu, Tama dan teman-temannya lebih berhati-hati lagi saat menghubungi orang lain untuk mempromosikan produk.
"Sekarang kalau responnya sudah aneh sejak awal mending hubungi nomor lainnya, takutnya malah kena prank knalpot lagi," ujarnya sambil tertawa.
Sebagai seorang telemarketing, Tama tentu telah menanggalkan perasaan dendam jauh-jauh. Dia hanya bisa menerima pengalamannya itu sebagai cerita dan bukti bahwa pekerjaan seorang tenaga sales telemarketing seperti dirinya tidak lah mudah.
Bagaimana pun juga, cara penerima telepon itu memperlakukan Tama tentu bukan sikap yang patut ditiru. Kalau memang enggan menerima telepon promosi, tinggal bilang saja baik-baik.
Cara penolakan dengan knalpot ini bisa jadi lebih tepat kalau diterapkan untuk penelepon yang jelas-jelas tujuannya melakukan penipuan. Betul, kan? Cara ini bisa jadi alternatif buat detikers yang sudah bosan muter-muterin perbincangan supaya pulsa si penipu habis. Geber aja pakai knalpot!
Kemekel adalah rubrik khas detikJatim yang mengisahkan cerita lucu dan menggelitik yang tayang setiap Selasa. Tetap setia baca konten-konten menarik di detikJatim!
(dpe/iwd)