Jamaludin (30), warga Desa Landangan, Kapongan, Situbondo khawatir orang tuanya tahu dirinya masih mabuk-mabukan bareng teman-temannya. Apalagi setelah pesta miras malam itu dirinya mabuk berat hingga terjatuh dari motor, kepalanya luka, dan ponselnya hilang.
Dia baru menyadari ponselnya hilang setelah terjatuh. Entah kapan dan di mana ponselnya hilang. Apakah pada saat dirinya mabuk bareng teman-temannya atau saat dirinya jatuh dari motor. Jamaludin bingung bagaimana dirinya harus beralasan kepada orang tuanya.
Akhirnya terbersit sebuah rencana di kepalanya. Dia susun skenario dan alibi bahwa malam itu dirinya menjadi korban begal saat perjalanan pulang dari ngopi bareng teman-temannya di salah satu warkop.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mulai lah dia mengarang cerita bahwa setelah pamit ke teman-temannya di warkop, dia tunggangi motornya untuk pulang ke rumah. Tiba-tiba ada sejumlah orang yang mengadang dirinya. Luka di kepalanya itu akibat pukulan besi milik para pelaku.
Jamaludin sampai pada inti cerita bahwa para pelaku berhasil merampas ponselnya. Bumbunya, dia sampaikan bahwa dengan sigap saat pelaku mau merampas motornya dia lempar kunci motor itu ke sawah sehingga pelaku kesulitan mencari.
Dia sampaikan cerita karangan itu kepada orang tuanya. Apesnya, orang tuanya malah mengajaknya segera lapor ke polisi. Supaya cerita fiksi buatannya itu tetap dianggap fakta, dia laporkan cerita yang sama ke Polres Situbondo.
Karena cerita itu memang berdasarkan isapan jempol, polisi yang menerima laporan Jamaludin lambat laun mencium sesuatu yang tidak beres. Hasil penyelidikan intensif melibatkan puluhan saksi yang dimintai keterangan polisi menemukan banyak kejanggalan.
"Ternyata benar, pria tersebut telah memberikan keterangan palsu dan tak sesuai fakta sebenarnya," kata Kasi Humas Polres Situbondo, AKP Achmad Sutrisno saat dikonfirmasi detikJatim, Selasa (22/4/2025).
Termasuk di antara puluhan saksi yang telah dimintai keterangan adalah orang tua Jamaludin. Polisi menemukan kejanggalan karena lokasi kejadian yang disebutkan oleh Jamaludin tidak sesuai dengan keterangan yang disampaikan.
"Keterangan petugas medis juga menyebutkan (luka di kepala korban) bukan karena pukulan benda tumpul, tapi luka karena terjatuh dan terbentur batu," kata Sutrisno.
"Dia akhirnya mengaku terus terang. Motif berbohong karena takut ke orang tuanya. Sebab dia janji tidak mabuk-mabukan lagi, juga takut karena ponselnya hilang saat pesta miras," lanjut Sutrisno.
Imbas kebohongan ini, Jamaludin bersama keluarganya didampingi Kepala Dusun setempat diminta membuat video pengakuan dan meminta maaf kepada kepolisian dan masyarakat atau kebohongan yang telah disampaikan. Oalah, Mal, Jamal.
(dpe/iwd)