Malam pertama Ramadan biasanya jadi momen spesial bagi banyak orang, terutama anak muda yang bersemangat menjalankan salat tarawih. Momen itu malah menjadi insiden kocak bagi Rani (21), seorang mahasiswa asal Sidoarjo, yang gagal tarawih di Masjid Al Akbar Surabaya karena basah kuyup.
Ceritanya, sejak sore Rani sudah antusias menyiapkan diri salat tarawih berjemaah di masjid terbesar di Surabaya itu. Dia kenakan pakaian terbaik, bahkan sudah menyiapkan mukena baru supaya makin percaya diri saat tarawih berjamaah.
"Aku udah janji sama temen-temen buat tarawih di Masjid Al Akbar, biar vibes-nya lebih kerasa. Berangkat dari rumah sekitar jam 6 malam habis maghrib naik motor, niatnya biar dapet tempat yang strategis," kata Rani pada detikJatim, Selasa (12/3/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat itu ia tetap antusias berangkat sambil menunggu keputusan sidang isbat pemerintah soal awal Ramadan 2025. Namun, setibanya di kawasan Gayungsari ke arah Masjid Al Akbar, tiba-tiba angin bertiup kencang dan hujan turun. Rani menggeber motornya.
"Pikirku udah dekat, jadi aku nggak pakai jas hujan. Ternyata hujannya lumayan juga," ujarnya.
Dengan kondisi mulai basah, Rani masih optimistis bisa sampai di Masjid Al Akbar dengan selamat. Tiba di Masjid Al Akbar, ia terlebih dahulu mencari parkir dengan kondisi tubuh yang rupanya sudah basah.
Dirinya pun mulai merasa ragu, tapi tetap ingin bisa menjalankan tarawih dengan khusyuk. Apalagi awal Ramadan telah ditetapkan dan Masjid Al Akbar resmi menggelar salat tarawih pertama.
"Nah, pas udah dapet parkir, aku buru-buru masuk masjid. Tapi hujannya malah makin deres kayak ditumpahin dari langit," ujarnya sambil mengingat kejadian itu.
Rani buru-buru mencari tempat berteduh. Namun, dia justru makin apes karena angin kencang membawa cipratan air ke mana-mana.
"Dalam hitungan detik, aku udah kayak orang habis nyebur kolam. Semua basah kuyup," katanya sambil terkekeh.
Sadar dirinya tak mungkin salat dengan kondisi basah seperti itu, Rani pun menyerah. Ia memilih pulang dengan perasaan campur aduk antara sedih, kesal, dan geli.
"Mau lanjut tarawih, tapi kayaknya nggak etis juga kalo air dari bajuku netes-netes di karpet masjid," katanya.
Tiba di rumah, Rani hanya bisa tertawa sendiri mengingat semangatnya yang begitu tinggi untuk tarawih di malam pertama tapi justru berakhir gagal total karena tak mempersiapkan diri sebaik mungkin, terutama lalai tidak pakai jas hujan.
"Ya sudah lah, mungkin ini teguran biar aku tarawih di masjid terdekat aja. Nggak perlu gaya-gayaan jauh-jauh," ujarnya sambil tersenyum.
Meskipun gagal tarawih di Masjid Al Akbar, Rani tetap bertekad menjalankan ibadah dengan lebih konsisten selama Ramadan.
"Besok-besok mending cek ramalan cuaca dulu sebelum berangkat," pungkasnya.
(dpe/iwd)