Persada Hospital telah menonaktifkan dokter YA dari aktivitas medis. Korban sendiri menyesalkan tidak ada permintaan maaf dari Persada Hospital atas pelecehan dilakukan dokter YA.
"Logikanya, rumah sakit telah menonaktifkan dokter yang bersangkutan. Artinya, rumah sakit mengakui bahwa ada kejadian di pegawainya," ujar kuasa hukum QRA Satria Marwan kepada wartawan, Sabtu (19/4/2025).
"Tapi anehnya rumah sakit tidak melakukan permohonan maaf kepada korban secara pribadi. Itu yang kami sayangkan sekali. Kenapa?," sambungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Korban Dokter YA Alami Trauma Berat |
Menurut Satria, tidak ada ruginya bagi rumah sakit untuk mempertahankan nama baik mereka. Namun, pernyataan minta maaf atas peristiwa yang dialami korban tidak ada salahnya juga untuk dilakukan.
"Tapi kenapa sampai saat ini masih belum ada permintaan maaf sedikitpun. Saya pikir jangan terlalu sombong, hanya sekedar minta maaf masak nggak mau," sesalnya.
Bahkan Satria mengungkapkan, sudah ada tiga korban lainnya menyampaikan telah mengalami dugaan pelecehan yang dilakukan oleh dokter YA di rumah sakit yang sama.
"Kami telah menerima informasi, sudah ada empat korban yang diduga mengalami pelecehan oleh dokter yang sama," bebernya.
Sebelumnya, Persada Hospital telah memutuskan untuk sementara menonaktifkan dokter YA dari segala aktivitas medis.
Langkah ini sambil menunggu hasil sidang etik serta investigasi yang dilakukan pihak internal Persada Hospital.
"Sikap sementara yang kami ambil itu adalah yang bersangkutan dinonaktifkan dari semua pelayanan di Persada," ujar Sub Komite Etik dan Disiplin Persada Hospital Malang, dr Galih Indradita dalam konferensi pers di Persada Hospital, Jumat (18/4/2025).
(ihc/fat)