- Berikut Fakta-fakta Lengkapnya: 1. Cacing Dikeluarkan hingga 3 Stoples 2. Kebiasaan Hidup Tidak Bersih Jadi Pemicu 3. Cacing Berasal dari Tanah Daerah Endemis 4. Sempat Muntah Cacing Sebelum Operasi 5. Bermain di Sungai dan TPA Tanpa Pelindung 6. Kejadian Sudah Terjadi 6 Bulan Lalu 7. Pencegahan Menurut Dokter
Dari luar, tubuh bocah itu tampak biasa saja. Namun siapa sangka, dalam tubuh mungilnya bersarang ratusan cacing yang memblokir saluran pencernaan. Seorang bocah laki-laki berusia tiga tahun di Jember harus menjalani operasi besar setelah diketahui ususnya dipenuhi cacing jenis Ascaris lumbricoides.
Dokter yang menangani kasus ini bahkan terkejut saat menemukan jumlah cacing yang sangat banyak. Bukan hanya puluhan, tapi cukup banyak hingga mengisi tiga stoples penuh. Peristiwa ini sekaligus menjadi pengingat bahwa kebersihan lingkungan dan pola hidup sehat adalah kunci utama mencegah kejadian serupa.
Berikut Fakta-fakta Lengkapnya:
1. Cacing Dikeluarkan hingga 3 Stoples
Dalam proses operasi, dokter menemukan usus bocah itu dipenuhi cacing. Bahkan, jumlahnya sampai 3 stoples.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami berhasil mengevakuasi (mengeluarkan) seluruh cacing yang ada di ususnya, sampai sebanyak tiga stoples. Lalu kami jahit tutup ususnya," kata Staf Medik Fungsional Bedah Anak RSD Dr. Soebandi Jember, Dr. Bela Mayvani, S.pba, Rabu (16/4/2025).
Ini menunjukkan infeksi cacing sudah berlangsung cukup lama dan dalam jumlah masif.
2. Kebiasaan Hidup Tidak Bersih Jadi Pemicu
Anak tersebut diketahui memiliki kebiasaan hidup yang sangat tidak higienis. Ia sering bermain tanpa alas kaki dan tidak mencuci tangan sebelum makan.
"History (sejarah) dari pasien ini, dia memang kesehariannya untuk kebersihan memang kurang baik," jelas Bela.
Selain lingkungan kotor, konsumsi air mentah juga jadi penyebab infeksi.
"Juga mengkonsumsi air yang tidak direbus, mungkin bisa menjadi faktor risiko penyebab adanya cacing dalam hal ini," ucap Bela.
3. Cacing Berasal dari Tanah Daerah Endemis
Cacing jenis Ascaris lumbricoides hidup di tanah daerah tropis dan endemis seperti Jember. Begitu masuk tubuh manusia, telur cacing bisa menetas dan berkembang biak di usus.
Sementara, anak itu mengalami gejala perut membesar dan tidak buang air besar selama seminggu. Hal ini terjadi karena saluran cerna tersumbat oleh cacing dalam jumlah besar.
4. Sempat Muntah Cacing Sebelum Operasi
Kondisi pasien makin parah hingga muntah cacing di rumah sakit. Cacing sudah menjalar jauh dan menimbulkan gangguan sistemik.
"Akhirnya diputuskan untuk operasi karena sudah mengganggu fungsi pencernaan dan pernapasan," ujar Direktur RSD dr Soebandi Jember, I Nyoman Semita, Selasa (15/4/2025).
5. Bermain di Sungai dan TPA Tanpa Pelindung
Pasien sering bermain di sungai saat tinggal di Bali, dan ikut memunguti sampah di Jember.
"Ibunya biasanya menyuapi pasien dengan tangan, dan pasien minum air putih yang tidak dimasak," terang Nyoman.
6. Kejadian Sudah Terjadi 6 Bulan Lalu
Kasus ini bukan baru terjadi, namun sudah ditangani sejak sekitar enam bulan lalu. Saat ini, pasien sudah pulih dan kembali ke rumah.
"Pasien datang ke RS sudah cukup lama, sudah lebih sekitar 6 bulan lalu," kata Nyoman.
7. Pencegahan Menurut Dokter
Dokter menekankan pentingnya pencegahan melalui kebiasaan hidup bersih.
"Jaga kebersihan anak, jangan lupa membersihkan tangan sebelum makan, dan memberikan obat cacing pada anak," tutur Bela.
Kebersihan dasar sangat vital untuk mencegah infeksi serupa. Nyoman mengimbau agar edukasi pola hidup sehat didukung oleh tokoh masyarakat.
"Tokoh agama dan tokoh masyarakat juga perlu memberikan contoh terkait pola hidup sehat," tegasnya.
(hil/fat)