Di balik tubuh mungilnya, tersembunyi kenyataan mengerikan. Seorang bocah laki-laki berusia tiga tahun di Jember harus menjalani operasi setelah diketahui ususnya dipenuhi cacing gelang (ascaris lumbricoides). Perutnya membesar, ia tak bisa buang air besar selama seminggu hingga akhirnya muntah dan mengeluarkan cacing dari mulutnya.
"Pasien datang ke RS sudah cukup lama, sudah lebih sekitar enam bulan lalu," kata Direktur RSD dr Soebandi Jember, I Nyoman Semita, Selasa (15/4/2025).
Menurut Nyoman, keputusan operasi diambil setelah tim medis melihat gejala yang semakin mengganggu fungsi pencernaan dan pernapasan. "Akhirnya diputuskan untuk operasi karena sudah mengganggu fungsi pencernaan dan pernapasan," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat operasi dilakukan, dokter menemukan lubang usus bocah tersebut dipenuhi cacing.
"Cacing yang terdapat pada tubuh anak tersebut mirip cacing tanah, yakni termasuk jenis cacing ascariasis," jelas Nyoman.
Ia menambahkan, infeksi terjadi akibat kebiasaan tidak mencuci tangan sebelum makan. "Ini pasti masuknya (cacing) lewat tangan, sehingga perilaku hidup sehat masih menjadi masalah," imbuhnya.
Evakuasi Cacing Sampai Tiga Stoples
Staf Medik Fungsional Bedah Anak RSD Dr. Soebandi Jember, Dr. Bela Mayvani, S.pba**, yang menangani langsung operasi tersebut, menjelaskan lebih lanjut. "Kami berhasil mengevakuasi (mengeluarkan) seluruh cacing yang ada di ususnya, sampai sebanyak tiga stoples. Lalu kami jahit tutup ususnya," ujarnya, Rabu (16/4/2025).
Bela menyebut, kebiasaan hidup anak itu sangat tidak bersih. "History (sejarah) dari pasien ini, dia memang kesehariannya untuk kebersihan memang kurang baik," katanya. Termasuk kebiasaan bermain tanpa alas kaki di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), tidak mencuci tangan sebelum makan, serta meminum air yang tidak direbus.
"Juga mengkonsumsi air yang tidak direbus, mungkin bisa menjadi faktor risiko penyebab adanya cacing dalam hal ini," ucap Bela.
Cacing jenis ascariasis sendiri umum ditemukan di daerah tropis dan endemis seperti Bali dan Jember. Jika telur cacing tersebut tertelan, maka dapat menetas di usus dan berkembang biak.
Main di TPA, Minum Air Mentah
Pasien sebelumnya tinggal di Bali dan diketahui sering bermain di sungai tanpa alas kaki. Setelah pindah ke Jember, ia kerap ikut kakek-neneknya memunguti sampah di TPA tanpa pelindung, memegang langsung sampah dan makan tanpa mencuci tangan.
"Ibunya biasanya menyuapi pasien dengan tangan, dan pasien minum air putih yang tidak dimasak," kata Nyoman.
Untuk mencegah kasus serupa, Nyoman menekankan pentingnya edukasi tentang pola hidup bersih dan sehat. "Tokoh agama dan tokoh masyarakat juga perlu memberikan contoh terkait pola hidup sehat," tandasnya.
Sementara itu, kondisi pasien saat ini telah pulih dan sudah kembali ke rumah.
(irb/hil)