Seorang wanita berinisial NA (24) warga Desa Ganggang, Balongpanggang, Gresik, ditemukan meninggal dunia dalam dugaan kasus bunuh diri. Namun, keluarga korban meragukan bahwa kematian NA murni karena bunuh diri.
Diketahui, ibu dua anak ini kerap mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dari suaminya.
Nikmatus Sa'adah, bibi korban, mengungkapkan bahwa pihak keluarga menduga ada kejanggalan terkait kematian NA. Hal ini diperkuat dengan ditemukannya sejumlah luka pada tubuh korban.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pertama saat saya datang di rumah sakit, kejanggalan pertama saat saya melihat luka nyonyor (memar) di kepala," ungkapnya saat ditemui di sela-sela ekshumasi makam korban di TPU Desa Jogodalu, Kecamatan Benjeng, Gresik, Senin (14/4/2025).
Nikmatus bahkan sempat mempertanyakan kondisi tersebut kepada suami korban, M. Irvan. Namun, pria berusia 26 tahun itu justru menyalahkan anak-anaknya yang masih kecil.
"Pas saya tanya ke suaminya itu, malah bilang katanya sering dipukul anaknya. Lah anaknya saja baru berusia 8 bulan dan 8 tahun," tambahnya.
Tidak puas dengan penjelasan sang suami, Nikmatus kemudian bertanya kepada perawat di RS Wates Husada. Pihak rumah sakit menyebut adanya indikasi luka akibat benda tumpul.
"Saya tanya ke suster, janggal kenapa ada nyonyor di kepala. Dan dijawab, kemungkinan akibat benturan benda tumpul yang mengakibatkan penggumpalan darah di kepala," bebernya.
Berdasarkan keterangan dari pihak rumah sakit, keluarga semakin meragukan pernyataan M. Irvan yang menyebut NA meninggal karena bunuh diri. Apalagi diketahui, korban dan suaminya kerap terlibat pertengkaran.
"Sering cekcok, bahkan pernah itu korban jalan kaki mau pulang ke Jogodalu akibat dipukul. Tapi sampai Banter dia balik lagi karena ingat anaknya yang masih kecil. Makanya saya bilang korban perempuan kuat," ungkapnya.
Nikmatus berharap kematian keponakannya dapat diungkap secara terang benderang. Bila memang ditemukan unsur penganiayaan, ia ingin pelaku dihukum setimpal.
"Saya ingin mencari titik terang. Agar tidak hanya satu versi dari suaminya saja. Kalau memang kematian ponakan saya karena bunuh diri ya biar terang. Kalau pembunuhan semoga pelaku dapat hukuman setimpal," tutupnya.
Sebelumnya, NA dilaporkan meninggal dunia setelah mendapat perawatan usai diduga mencoba bunuh diri. Peristiwa itu terjadi pada Jumat (11/4) sekitar pukul 17.00 WIB, saat NA diduga mengikat lehernya dengan selendang bayi.
Namun aksi tersebut diketahui dan digagalkan oleh sang suami, MI (26), yang langsung membawanya ke RS Wates Husada. Meski telah dirawat, nyawa NA tidak tertolong dan ia dinyatakan meninggal dunia pada Sabtu (12/4) sekitar pukul 05.00 WIB.
Rencananya, jenazah NA akan dimakamkan di desanya di Balongpanggang. Namun, keluarga meminta agar dimakamkan di kampung halaman ibunya di Benjeng, Gresik.
(irb/hil)