Sulastri (50) mengaku menggelar tahlil ke-7 hari untuk mendoakan sang putra, Rizal Sampurna (30) meninggal dunia di Kamboja saat bekerja. Meski tak tahu kabar kebenaran kematian sang putra, Sulastri tetap menggelar acara tahlilan setelah berembuk dengan keluarga.
Harapannya, melalui doa-doa baik tersebut lulusan sekolah pelayaran Banyuwangi yang mengadu nasib di luar negeri demi memberikan kehidupan yang lebih layak untuk kedua orang tuanya bisa dipulangkan apapun kondisinya.
Dengan tergetar suaranya menanyakan terkait kebenaran kematian sang putra yang telah hampir 1 tahun bekerja sebagai Buruh Migran di Kamboja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tanggal 17 saya dikabari anak saya meninggal, tapi anehnya tidak ada foto atau bukti kematian lainnya. Tidak ada dokumen apapun," terang Sulastri, Ibu korban dengan suara parau di rumahnya Kecamatan Sukowidi kepada detikJatim, Senin (14/4/2025).
Hampir 1 bulan, dia menanti bukti dan fakta kematian sang putra, namun tak satupun petunjuk yang membuka tabir kebenaran nasib sang putra semata wayangnya tersebut.
Korban, Rizal Sampurna (30) adalah lulusan sekolah pelayaran Kabupaten Banyuwangi yang mengadu nasib di luar kota demi memberikan kehidupan yang lebih layak untuk kedua orang tuanya. Sekali saja Rizal mencoba peruntungan sebagai Buruh Migran di Kamboja, namun keluarga justru dikejutkan dengan kabar kematian sang putra.
Saat ini, Sulastri tak bisa berbuat apapun selain mengharap pertolongan dari pemerintah daerah ataupaun pihak-pihak berwenang yang mampu memberikan pertolongan pada kasus anaknya tersebut.
"Saya minta tolong, tolong bantu cari anak saya yang dikabarkan meninggal di Kamboja, kalau memang sudah meninggal tolong bantu pulangkan jenazah anak saya," pinta Sulastri.
Ia dikabarkan bahwa jasad putranya disimpan di tempat penyimpanan jenazah di daerah Phnom Penh Kamboja. Namun, ia telah meminta bantuan salah seorang saudaranya yang bekerja sebagai TKI juga namun jasad sang putra tidak diketemukan di lokasi yang disebutkan.
"Katanya di Yin Take Care Phnom Penh tapi dicari tidak ada dan masih coba kami cari. Tapi, apa daya kami ini tidak punya pengalaman dalam peristiwa seperti ini. Tolong bantu kami, tolong saya menemukan anak saya," terang Sulastri.
Terakhir ia berkomunikasi dengan sang putra pada tanggal 16 Maret 2025, menurutnya Putranya berniat mengirimkan sejumlah uang untuk bekal Idul Fitri bagi sang Ibu. Tapi, ia kesulitan untuk keluar lantaran pekerjaannya tidak mencapai target, esok harinya sang Putra sudah tak ada kabar dan nomornya tidak bisa dihubungi.
"Tanggal 16 itu masih hubungi saya. Tanya gimana caranya kirim uang karena dia tidak bisa keluar," kisahnya dengan sesenggukan menahan tangis.
(erm/fat)