Padel saat ini menjadi tren olahraga yang mulai mencuri perhatian warga Surabaya. Meski belum sepopuler tenis atau bulu tangkis, olahraga yang berasal dari Meksiko ini mulai tumbuh pesat di kota-kota besar Indonesia, termasuk Surabaya.
Bukan hanya karena seru dimainkan, padel juga dinilai ramah bagi pemula dan minim risiko cedera, sehingga cocok untuk berbagai usia.
Ketua Perkumpulan Besar Padel Indonesia (PBPI) Surabaya Joy Zhan menyebut padel sebagai olahraga middle-high yang kini mulai mencuri perhatian masyarakat Surabaya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tren di Surabaya ini masih tergolong baru. Tapi kalau di Bali, misalnya, sejak 2021 peminatnya sudah sangat banyak, terutama sejak pandemi COVID-19," ujarnya kepada detikJatim, Minggu (13/4/2025).
Joy menambahkan, padel memang memiliki daya tarik tersendiri karena mudah dimainkan bahkan oleh pemula. Tidak seperti tenis yang membutuhkan teknik tinggi dan kekuatan fisik ekstra, padel menawarkan permainan yang lebih simpel dan aman.
"Mainnya nggak terlalu sulit, dan risikonya kecil. Bahkan, di luar negeri, padel sudah mengalahkan popularitas tenis. Sekarang makin tren," katanya.
Secara teknis, padel mirip dengan tenis. Namun, perbedaannya, lapangan padel lebih kecil dan dikelilingi dinding kaca yang menjadi bagian dari permainan. Bola boleh memantul di dinding dan tetap bisa diteruskan, membuat permainannya dinamis dan seru.
PBPI Surabaya pun saat ini tengah mengupayakan agar padel bisa terdaftar resmi di Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jawa Timur. Setelah terdaftar di tingkat provinsi, barulah akan diajukan ke tingkat kota.
"Pusatnya sudah terdaftar di KONI. Kami di Jatim sedang mengurusnya. Harapannya, padel bisa ikut dipertandingkan di Porprov Malang mendatang. Kami sudah siapkan delapan atlet dari berbagai kelompok usia," tambah Joy.
Tak hanya sebatas olahraga, padel juga mulai dianggap sebagai bagian dari pengembangan sport tourism. Hal ini ditegaskan oleh Utusan Khusus Presiden Bidang Pariwisata Anjani yang mendukung kolaborasi anak-anak muda dengan berbagai fasilitas olahraga padel di Surabaya.
"Padel sangat diminati anak muda, dan ini memberi gairah pada sport tourism kita. Ini membangkitkan ekonomi sirkular dan pertumbuhan sektor pariwisata olahraga," ujarnya.
Di Surabaya, salah satu lapangan permainan padel yang sedang ramai adalah Jungle Padel. Direktur Jungle Padel Surabaya Kennedy Khusnadi animo masyarakat terhadap padel meningkat tajam.
"Sekarang ada sekitar 50 komunitas padel yang aktif. Mulai dari anak muda sampai usia 50-60 tahun ikut main. Karena padel ini lebih ringan dari tenis dan minim risiko cedera," ujarnya.
Kennedy pun menekankan pentingnya kualitas fasilitas karena padel berpotensi menarik wisatawan olahraga dari berbagai daerah.
"Standar lapangan harus tinggi. Ini bisa jadi daya tarik wisata olahraga di Surabaya. Apalagi padel juga punya nilai sosial karena semua usia bisa main bareng, cowok-cewek bisa satu tim," tambahnya.
Dengan segala kemudahan dan keunikannya, padel mulai membuka babak baru dalam dunia olahraga di Surabaya. Tak sekadar olahraga rekreasi, padel kini juga menjadi peluang baru dalam pengembangan komunitas, pariwisata, hingga pencarian bakat atlet lokal.
(irb/hil)