Kisah Evandra Florasta dari Kenal Sepakbola hingga Cetak Brace ke Gawang Yaman

Kisah Evandra Florasta dari Kenal Sepakbola hingga Cetak Brace ke Gawang Yaman

M Bagus Ibrahim - detikJatim
Sabtu, 12 Apr 2025 12:58 WIB
Orang Tua Evandra Florasta
Orang Tua Evandra Florasta Foto: M Bagus Ibrahim
Malang -

Evandra Florasta, gelandang Timnas Indonesia, tampil gemilang di ajang Piala Asia U-17. Dua gol yang ia sumbangkan saat menghadapi Yaman membawa skuad Garuda lolos ke perempat final.

Pemain kelahiran Malang, 17 Juni 2008 ini merupakan putra dari pasangan Oktamus Silvester dan Faridha Mariana. Sang ayah, yang merupakan prajurit TNI di Brigif Para Raider 18, berperan besar dalam mengembangkan bakat sepak bola Evandra.

Oktamus bercerita bahwa ia sudah mengenalkan sepak bola kepada anaknya sejak usia balita. Semuanya bermula dari rasa penasaran akan minat sang anak saat masih berusia dua tahun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di usia 2 tahun saya mencari tahu hobinya. Saya akhirnya terpikir untuk pergi ke pasar membeli semua mainan plastik: gitar, biola, raket, panahan, mobil-mobilan, truk, dan bola. Saya simpan di ruang tengah, di depan TV," kata Oktamus kepada detikJatim, Sabtu (12/4/2025).

"Terus saya tinggal latihan. Sepulangnya, saya berpikir, apa yang akan diambil Evandra. Kalau kamu ambil gitar, kamu akan jadi musisi, kamu akan jadi melodi dunia. Tapi begitu pulang, yang dia pegang bola. Berarti anak ini jodoh dengan bola," lanjutnya.

ADVERTISEMENT

Menyadari minat anaknya, Oktamus pun serius mengenalkan sepak bola lebih dalam. Ia bahkan menempatkan bola plastik di setiap sudut rumah-di kamar, ruang tamu, bawah meja makan, hingga ruang TV.

Langkah ini ia ambil berdasarkan filosofi Jawa yang sering ia dengar dari senior-seniornya di dunia militer: kudu kulina (harus terbiasa). Ia ingin agar Evandra tumbuh akrab dan mencintai sepak bola.

"Saya beli bola, semua sisi rumah isinya bola. Di kamar ada bola, di dapur ada bola, di ruang TV ada bola, dan di mana-mana ada bola. Saya ingin dia terbiasa dan mencintai sepak bola," jelas pria asal Flores tersebut.

Sejak itu, Evandra tumbuh menjadi anak yang sangat menyukai bola. Menginjak usia 7 tahun, ia mulai bergabung dengan Sekolah Sepak Bola (SSB). Namun SSB pertama yang ia ikuti tak bertahan lama dan akhirnya bubar.

Melihat kondisi itu, Oktamus tidak menyerah. Ia mulai melatih Evandra secara otodidak. Sebagai pelatih tembak, Oktamus belajar dari berbagai sumber untuk memberikan pelatihan yang sesuai bagi anaknya.

"Setiap hari Evandra itu latihan selama 5 jam. Mulai bangun pagi jam 5 sudah ke lapangan latihan. Pulang sekolah istirahat, lalu sore latihan lagi. Malamnya latihan passing di dalam rumah. Setiap malam juga minum susu segar untuk nutrisinya," ujar Oktamus.

Saat bersekolah dasar di Malang, Evandra sempat berpindah-pindah SSB. Ia sempat bergabung dengan SSB Angkasa, lalu di usia 10 tahun pindah ke SSB Kameta (Kalah Menang Tarung). Namun, Kameta juga bubar.

Perjalanan Evandra berlanjut dengan bergabung bersama Persema U-11. Permainannya yang menonjol membuatnya tampil di berbagai kejuaraan, termasuk Kuala Lumpur Cup U-13 yang sempat menarik perhatian banyak pihak.

Usai tampil di Malaysia, Evandra bersama timnya melanjutkan perjuangan dengan mengikuti Piala Suratin. Namun timnya gagal lolos seleksi. Demi tetap tampil di turnamen itu, Evandra pindah ke Pasuruan untuk bergabung dengan tim lain di Piala Suratin 2022.

Performa gemilangnya selama turnamen membuat Bhayangkara Presisi melirik bakatnya. Klub tersebut kemudian merekrut Evandra, dan sejak saat itu kariernya semakin bersinar.

Skill luar biasa yang dimiliki Evandra mengantarkannya mengikuti seleksi Timnas U-16. Ia bersaing dengan ratusan pemain bertalenta dari seluruh Indonesia, hingga akhirnya berhasil lolos dan resmi menjadi bagian dari Timnas U-16.




(ihc/iwd)


Hide Ads