Tujuh jenazah keluarga korban laka Panther vs Bus Rajawali Indah telah disemayamkan di halaman rumah duka di kampung Desa Tuwiri Wetan, Merakurak, Tuban. Ketujuh jenazah selanjutnya dibawa ke masjid desa setempat untuk disalatkan sebelum dimakamkan.
Ketujuh jenazah itu masih berada di 6 mobil ambulans saat disalatkan oleh ratusan warga dan kerabat di halaman masjid setempat. Pelaksanaan salat jenazah ini dilakukan sebelum Salat Isya.
Usai disalatkan para petakziah juga menggelar tahlil di halaman masjid sebelum diberangkatkan ke peristirahatan terakhir di Pemakaman Migit yang berada di sebelah masjid.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dimakamkan satu liang lahad di kuburan Migit sebelah masjid sekitar 300 meter dari rumah duka," tutur Kades Tuwiri Wetan, Wiji.
Proses pemakaman para korban ini juga diwarnai isak tangis oleh para keluarga besar korban yang ikut ke kuburan.
Sebelumnya, Wiji menjelaskan bahwa 7 orang warganya mengalami kecelakaan maut saat mengantar berangkat umrah salah satu anggota keluarga bernama Muhammad Aqib. Aqib selama ini bekerja di Bali di salah satu perusahaan konstruksi.
Aqib adalah anak kedua Pak Besar. Sang ayah turut mengantar anaknya ke Bandara Juanda, Surabaya untuk berangkat umrah. Keduanya berada di dalam Panther bernopol DK 1157 FCL yang dikemudikan Akhmad Basuki bersama 5 orang lain yang masih kerabat mereka.
Ahmad Basuki yang mengemudikan mobil tersebut merupakan menantu Pak Besar sekaligus kakak ipar M Aqib. Turut serta mengantar Aqib, Wiwik Sunarti (43) kakak kandungnya sekaligus istri Ahmad Basuki.
Selain itu, penumpang lain di mobil itu adalah Lislikah (53) adik ipar Pak Besar yang tinggal di samping rumah, serta M Al Fatih (3) dan Hafiz Gandawiharja (17) yang merupakan anak-anak dari Wiwik Sunarti dan Akhmad Basuki.
(dpe/iwd)