Doa Zakat Fitrah untuk yang Membayar dan Menerima

Doa Zakat Fitrah untuk yang Membayar dan Menerima

Irma Budiarti - detikJatim
Jumat, 28 Mar 2025 14:00 WIB
Muslim Hands Holding A Bowl Of Rice With Islamic Decoration On The Background
ILUSTRASI ZAKAT FITRAH. Foto: Getty Images/Rani Nurlaela Desandi
Surabaya -

Zakat fitrah merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang mampu, sebagai bentuk penyucian jiwa dan penyempurna ibadah puasa Ramadan. Selain menunaikan zakat, dianjurkan untuk membaca doa khusus, baik bagi pemberi (muzakki) maupun penerima (mustahiq).

Muslim yang memahami dan mengamalkan doa-doa ini, maka tidak hanya menganggap zakat fitrah sebagai kewajiban, tetapi sarana mendekatkan diri kepada Allah SWT dan mempererat hubungan antar sesama muslim.

Doa Zakat Fitrah

Doa bagi pemberi zakat memohon agar amal diterima Allah, sementara doa bagi penerima zakat adalah ungkapan syukur dan harapan atas keberkahan. Berikut doa yang dianjurkan saat membayar dan menerima zakat fitrah serta maknanya, dirangkum dari laman MUI.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Doa Saat Membayar Zakat Fitrah

Agar zakat yang diberikan diterima dan membawa keberkahan, Imam Nawawi dalam kitab al-Adzkar menganjurkan untuk membaca doa khusus saat menunaikannya. Doa ini berasal dari Al-Qur'an dan mengandung permohonan agar amal ibadah diterima Allah, sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Ibrahim AS.

ADVERTISEMENT

Dengan membaca doa ini, seorang muslim menunjukkan ketulusan dan harapan agar zakatnya menjadi sarana penyucian jiwa serta keberkahan dalam kehidupannya. Berikut doa membayar zakat fitrah yang dianjurkan Imam Nawawi.

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا ۗ اِنَّكَ اَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

Arab Latin: Rabbanaa taqabbal minnaa, innaka antas samii'ul 'aliim.

Artinya: Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui. (QS. Al-Baqarah [2]: 127) (Lihat: Zakariya an-Nawawi, al-Adzkar, hal 327)

Doa yang dibaca saat membayar zakat fitrah memiliki makna mendalam bagi setiap muslim. Pertama, doa ini merupakan permohonan kepada Allah SWT agar zakat yang dikeluarkan diterima sebagai amal ibadah yang diridai-Nya.

Zakat fitrah bukan sekadar kewajiban, tetapi bentuk penghambaan yang membutuhkan keikhlasan. Dengan membaca doa ini, seseorang menegaskan niatnya bahwa zakat yang diberikan semata-mata untuk mencari ridha Allah.

Doa ini juga mencerminkan sikap kerendahan hati seorang muzakki. Ia menyadari bahwa segala amal ibadah, termasuk zakat, hanya bernilai jika diterima Allah SWT. Kesadaran ini menjauhkan seseorang dari sikap sombong atau merasa telah berbuat cukup, sehingga tetap rendah hati dalam menjalankan perintah agama.

Terakhir, doa ini mengandung harapan agar harta yang tersisa setelah membayar zakat menjadi lebih berkah dan bermanfaat. Dalam Islam, mengeluarkan zakat bukan berarti kehilangan harta, tetapi justru menjadi cara untuk menyucikannya. Dengan doa ini, muslim berharap keberkahan melimpah dalam kehidupannya, baik di dunia maupun akhirat.

2. Doa Saat Menerima Zakat Fitrah

Menerima zakat fitrah bukan hanya soal mendapatkan bantuan materi, tetapi anugerah dan rahmat dari Allah SWT. Sebagai bentuk syukur dan penghormatan kepada pemberi zakat, Islam menganjurkan mustahiq (penerima zakat) untuk membaca doa khusus.

Dalam kitab al-Mughni wa al-Syarh al-Kabir, Ibnu Qudamah al-Maqdisi menjelaskan doa yang dapat dibaca penerima zakat sebagai ungkapan terima kasih dan harapan agar harta yang diberikan membawa berkah bagi pemberinya.

Dengan membaca doa ini, mustahiq tidak hanya mensyukuri rezeki yang diterima, tetapi mendoakan kebaikan bagi muzakki, sehingga ikatan persaudaraan antar sesama muslim semakin kuat. Berikut doa untuk muslim yang menerima zakat fitrah.

ﺁﺟَﺮَﻙ ﺍﻟﻠﻪُ ﻓِﻴْﻤَﺎ ﺍَﻋْﻄَﻴْﺖَ، ﻭَﺑَﺎﺭَﻙَ ﻓِﻴْﻤَﺎ ﺍَﺑْﻘَﻴْﺖَ ﻭَﺟَﻌَﻠَﻪُ ﻟَﻚَ ﻃَﻬُﻮْﺭًﺍ

Arab Latin: Aajarakallahu fiimaa a'thaita, wa baaraka fiimaa abqaita wa ja'alahu laka thahuuran.

Artinya: Semoga Allah memberikan pahala atas apa yang engkau berikan, dan semoga Allah memberikan berkah atas harta yang kau simpan dan menjadikannya sebagai pembersih bagimu. (Lihat: Ibnu Qudamah al-Maqdisi, al-Mughni wa al-Syarh al-Kabir, juz 7, hal 168)

Doa yang dianjurkan bagi penerima zakat fitrah memiliki makna yang sangat mendalam dalam ajaran Islam. Salah satu hikmah utama dari doa ini adalah mendoakan kebaikan bagi pemberi zakat. Islam mengajarkan umatnya untuk saling mendoakan, terutama dalam hal kebaikan dan rezeki.

Dengan membaca doa ini, mustahiq memohon kepada Allah SWT agar muzakki diberikan pahala yang besar dan rezekinya semakin diberkahi. Hal ini menunjukkan bahwa zakat bukan sekadar transaksi sosial, tetapi ibadah yang mempererat hubungan antara sesama muslim.

Selain itu, doa ini mengajarkan nilai rasa syukur dalam menerima zakat. Zakat bukan hanya sebatas bantuan materi, tetapi bentuk kasih sayang dan kepedulian dari sesama muslim. Dengan bersyukur, mustahiq menyadari bahwa rezeki yang diterimanya adalah karunia dari Allah SWT yang disampaikan melalui muzakki.

Rasa syukur ini menjadikan zakat sebagai sumber keberkahan, baik bagi yang memberi maupun yang menerima. Doa ini juga mengandung permohonan agar harta yang dimiliki oleh muzakki tetap diberkahi. Seorang penerima zakat tidak hanya memikirkan kebutuhannya sendiri.

Di mana, mereka juga berharap agar pemberi zakat tetap dimudahkan rezekinya Allah SWT. Dengan demikian, zakat menjadi sebuah siklus kebaikan yang terus berlanjut, di mana yang memberi dan yang menerima sama-sama mendapatkan manfaat dan keberkahan dalam hidupnya.

Doa saat membayar dan menerima zakat fitrah memiliki makna mendalam dalam Islam. Bagi muzakki, doa ini merupakan harapan agar zakatnya diterima Allah, sementara bagi mustahiq, doa ini wujud syukur dan doa balasan untuk kebaikan muzakki.

Adab Membayar dan Menerima Zakat Fitrah

Agar zakat fitrah memberikan manfaat maksimal dan diterima Allah SWT, penting bagi muzakki (pemberi zakat) dan mustahiq (penerima zakat) untuk memahami dan menerapkan adab yang dianjurkan dalam Islam. Berikut beberapa adab yang harus diperhatikan.

1. Ikhlas dalam Memberikan Zakat

Salah satu syarat utama menunaikan zakat fitrah adalah niat ikhlas karena Allah SWT. Seorang muzakki tidak boleh membayar zakat dengan tujuan ingin dipuji, pamer (riya'), atau merasa lebih tinggi dari penerima zakat. Zakat adalah ibadah untuk menyucikan jiwa dan harta, sehingga harus diberikan dengan niat yang murni untuk mendapatkan rida Allah.

2. Mengeluarkan Zakat dari Harta Halal

Islam mengajarkan bahwa semua bentuk ibadah, termasuk zakat, harus berasal dari sumber yang halal. Muzakki tidak boleh memberikan zakat dari harta yang diperoleh secara haram, seperti hasil riba, penipuan, atau korupsi.

Harta yang halal akan membawa keberkahan bagi pemberi maupun penerima zakat fitrah. Sebaliknya, harta yang haram tidak akan diterima oleh Allah dan justru dapat menjadi dosa bagi muzakki.

3. Memberikan Zakat kepada Mustahiq yang Berhak

Zakat fitrah harus diberikan kepada mereka yang benar-benar berhak menerimanya. Zakat fitrah sebaiknya diberikan kepada fakir miskin agar mereka juga dapat merasakan kebahagiaan di hari raya Idul Fitri. Memberikan zakat kepada orang yang tidak berhak dapat mengurangi nilai ibadah zakat itu sendiri.

4. Membayar Zakat pada Waktunya

Zakat fitrah memiliki batas waktu yang jelas dalam penyalurannya. Waktu terbaik untuk membayar zakat fitrah adalah sebelum salat Idul Fitri. Oleh karena itu, muzakki harus memastikan bahwa zakat fitrah disalurkan sebelum salat Idul Fitri agar dapat dimanfaatkan mustahiq untuk memenuhi kebutuhan mereka pada hari raya.

5. Menerima Zakat dengan Rasa Syukur

Bagi mustahiq, zakat fitrah adalah bentuk kasih sayang dari sesama muslim dan bagian dari ketetapan Allah SWT. Oleh karena itu, mereka dianjurkan untuk menerima zakat dengan penuh rasa syukur dan tidak merasa rendah diri. Rasa syukur ini tidak hanya diungkapkan dengan ucapan, tetapi doa bagi muzakki yang telah memberikan zakat.

Dengan mengamalkan adab-adab ini, zakat fitrah tidak hanya menjadi ibadah yang memenuhi kewajiban, tetapi menjadi sarana untuk meningkatkan keikhlasan, kepedulian sosial, dan keberkahan dalam kehidupan umat Islam.




(hil/irb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads