Langit di Tanah Suci menjadi saksi bisu sebuah tragedi yang menyayat hati. Dua jemaah umrah asal Bojonegoro, Eny Soedarwati dan Dian Novita, meninggal dunia dalam kecelakaan bus saat perjalanan dari Madinah menuju Mekkah, Kamis (20/3/2025) pukul 13.30 waktu setempat atau pukul 17.30 WIB.
Kabar duka ini mengejutkan keluarga dan masyarakat Bojonegoro, yang tak menyangka perjalanan ibadah mereka berakhir dalam musibah.
Detik-detik Kecelakaan
Kecelakaan terjadi di Wadi Qudeid, Arab Saudi, ketika bus yang membawa rombongan jemaah mengalami tabrakan hebat, terbalik, lalu terbakar. Dalam rekaman video yang beredar, suasana di lokasi kejadian tampak mencekam. Api berkobar melalap badan bus, asap hitam membubung tinggi, dan para jemaah berhamburan keluar, berusaha menyelamatkan diri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di dalam bus, Eny Soedarwati, anggota DPRD Bojonegoro dari PKB, dan dr Dian Novita, Wakil Direktur Rumah Sakit Islam Muhammadiyah Sumberrejo, menjadi dua dari enam warga negara Indonesia (WNI) yang meninggal dunia.
"Kami dapat kabar dari keponakan yang selamat dari musibah kecelakaan ini. Kebetulan Fabian ini keponakan yang diajak dampingi umrah bersama Mbak Eny. Dia telepon orang tuanya kalau alami kecelakaan dan Mbak Eny meninggal," ujar Basuki, salah satu anggota keluarga Eny, Jumat (21/3).
Rencana Umrah yang Berujung Duka
Eny Soedarwati diketahui berencana menjalankan ibadah umrah selama 16 hari. Setelah empat hari berada di Madinah, ia melanjutkan perjalanan ke Mekkah setelah mengambil miqat di Masjid Bir Ali. Namun, di tengah perjalanan, takdir berkata lain.
"Mbak Eny rencananya akan umrah 16 hari bersama keponakan Fabian. Setelah ambil miqat di Bir Ali, dalam perjalanan ke Mekkah kecelakaan terjadi," kata Basuki di rumah duka.
Sementara itu, Dian Novita berangkat umrah bersama suaminya, Lukman Hakim (Lui). Sang suami selamat setelah berhasil keluar dari bus.
"Mas Lui itu kebetulan hafal salah satu nomor keluarga, lalu ditelepon pakai HP mutowif mengabarkan kalau ada musibah dan istrinya meninggal," ungkap Abdullah Umar, anggota keluarga korban.
Tangis dan Doa Keluarga
Kabar duka ini tiba di Bojonegoro tepat jelang berbuka puasa. Keluarga Dian Novita di Desa Pasinan, Kecamatan Boureno, langsung menggelar doa bersama. Mertua Dian, Hajjah Siti Sholihah, berusaha tegar saat menerima video call dari Lukman yang masih mengenakan baju ihram, menangis memohon doa agar bisa membawa pulang jenazah sang istri.
"Yang sabar, insyaallah Husnul Khotimah. Dik Tata (Novita) ancen nurut (memang penurut), jaga kesehatan ya," ucap Siti Sholihah kepada anaknya.
Di tengah isak tangis, Lukman berharap bisa membawa jenazah istrinya kembali ke Indonesia.
"Niki kulo usahane, mugi-mugi saget wangsul janazahe, duko mangke nyuwun tulung sinten (ini saya usahakan, semoga bisa membawa pulang jenazahnya, tidak tahu harus minta tolong siapa)," ujar Lukman sambil menangis.
Dian Novita meninggalkan dua anak yang masih duduk di bangku TK dan MI, yang kini harus menghadapi kenyataan pahit kehilangan ibunya dalam musibah tragis ini.
(hil/hil)