Hari Perempuan Internasional, Aktivis di Surabaya Serukan Tolak RUU TNI

Hari Perempuan Internasional, Aktivis di Surabaya Serukan Tolak RUU TNI

Aprilia Devi - detikJatim
Rabu, 19 Mar 2025 20:47 WIB
Aktivis perempuan di Surabaya serukan tolak RUU TNI
Aktivis perempuan di Surabaya serukan tolak RUU TNI (Foto: Aprilia Devi/detikJatim)
Surabaya -

Puluhan aktivis di Surabaya melakukan aksi memperingati Hari Perempuan Internasional atau International Women's Day (IWD). Mereka menyuarakan untuk lawan patriarki hingga menyoroti beberapa isu termasuk RUU TNI.

Dalam aksi tersebut, puluhan massa melakukan long march dari Jalan Basuki Rahmat hingga Jalan Gubernur Suryo.

Selanjutnya mereka melakukan teatrikal, penampilan musik dan puisi, serta orasi dengan tema 'Arek-arek Wani, Lawan Patriarki dan Diskriminasi' tepat di depan Gedung Negara Grahadi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pantauan detikJatim pukul 16.30 WIB, massa aksi menggaungkan orasi di tengah rintik hujan. Ada banyak isu yang disuarakan, selain melawan patriarki, massa aksi juga menyoroti permasalahan terbaru seperti RUU TNI.

"Kita menolak menolak RUU TNI karena militeristik yang sangat melekat pada tubuh anggota TNI itu akan mempersempit ruang kawan-kawan perempuan kemudian menjadi representasi rakyat," ujar penanggung jawab aksi, Elsa Ardhilia Putri kepada detikJatim, Rabu (19/3/2025).

ADVERTISEMENT

Massa aksi was-was apabila tidak dikawal, RUU TNI akan lolos dan segera disahkan. Maka mereka terus menggaungkan penolakan, termasuk di tingkat lokal.

"Ini adalah momen dimana kita ingin mendorong bahwa kawan-kawan kota Surabaya harus menolak dengan tegas RUU TNI karena semalam terakhir, DPR itu mengesahkan dan tinggal dibawa ke rapat paripurna," tegas Elsa.

Selain itu Elsa juga menjelaskan bahwa bulan Maret ini menjadi momentum untuk menyoroti ketidakadilan gender yang masih menimpa perempuan dan kelompok rentan lainnya di berbagai belahan dunia.

Di momen Hari Perempuan Internasional atau International Women's Day yang diperingati setiap 8 Maret, para aktivis berupaya mengajak masyarakat, terutama di Kota Surabaya agar memerangi terjadinya diskriminasi terhadap perempuan.

"Termasuk melawan kekerasan berbasis gender, eksploitasi, dan kebijakan-kebijakan lain yang tidak berpihak kepada rakyat," kata Elsa.

Massa aksi yang terlibat pada hari ini sendiri berasal dari berbagai elemen organisasi, komunitas, buruh, mahasiswa, dan serikat.

Sementara itu untuk informasi, di sisi lain lalu lintas di sepanjang Jalan Gubernur Suryo saat ini juga macet imbas adanya aksi tersebut. Namun ada petugas kepolisian yang mengurai kepadatan di lokasi.




(abq/iwd)


Hide Ads