Hari ke-17 Ramadhan memiliki keistimewaan tersendiri dalam ajaran Islam. Pada hari ini, Al-Qur'an pertama kali diturunkan ke dunia sebagai petunjuk bagi umat manusia. Momen ini juga menjadi waktu di mana Allah SWT melimpahkan ampunan bagi mereka yang berpuasa, serta bagi orang tua dan leluhur mereka.
Menjelang waktu berbuka, muslim dianjurkan untuk berdoa, memohon keberkahan, dan bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT. Doa buka puasa hari ke-17 Ramadhan menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada-Nya serta memohon agar segala hajat dikabulkan.
Doa Buka Puasa Ramadhan
Dilansir laman MUI, dalam sebuah riwayat yang dikisahkan Mu'adz bin Zahrah, Rasulullah SAW membaca doa saat berbuka puasa sebagaimana tercatat dalam hadis Abu Daud sebagai berikut.
اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ، وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ
Arab Latin: Allahumma laka shumtu wa 'alaa rizqika afthartu.
Artinya: Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa, dan dengan rezeki-Mu aku berbuka. (HR Abu Daud No 2011)
Namun, dalam kebiasaan masyarakat, doa berbuka puasa ini mengalami penambahan. Hal ini tidak menjadi masalah, karena pada dasarnya doa tidak terbatas pada riwayat tertentu. Salah satu tambahan yang umum digunakan adalah sebagai berikut.
اللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْت بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ
Arab Latin: Allahummalaka shumtu wabika aamantu wa 'ala rizqika afthartu bi rahmatika ya arhamar rahimin.
Artinya: Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa, dengan iman kepada-Mu aku menjalankannya, dan dengan rezeki serta kasih sayang-Mu aku berbuka.
Doa Buka Puasa Dzahaba dan Artinya
Doa buka puasa Dzahaba zhama'u merupakan doa yang dianjurkan Rasulullah SAW dan memiliki banyak keutamaan. Dengan membaca doa ini, muslim tidak hanya mendapatkan keberkahan dalam berbuka, tetapi juga memperoleh pahala dan mengikuti sunah Nabi Muhammad SAW.
Doa buka puasa ini bersumber dari sahabat Ibnu Umar dan diriwayatkan Abu Dawud dalam kitab Sunan Abu Dawud. Menurut kajian takhrij yang dikutip dari Muslim.or.id, hadis mengenai doa ini berstatus hasan.
Beberapa ulama yang menilai keabsahannya antara lain Ad-Daruquthni dalam kitab Sunan-nya (2279), Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam Futuhat Rabbaniyyah (4/339), Al-Albani dalam Irwaul Ghalil (4/40), serta Abdul Aziz bin Baz dalam Hasyiyah Bulughul Maram (407).
ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ العُرُوقُ وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ
Arab Latin: Dzahaba al-zama'u wabtallati al-'uruqu wa tsabata al-ajru in syaa Allah.
Artinya: Telah hilang rasa haus, urat-urat telah basah, dan telah tetap pahala, insyaallah. (HR Abu Dawud, Nomor 2357; Hasan menurut Al-Albani)
Baca juga: Perbedaan Lailatul Qadar dan Nuzulul Qur'an |
Doa Hari ke-17 Ramadhan
Pada hari ke-17 Ramadhan, umat Islam dianjurkan untuk berdoa memohon petunjuk agar senantiasa berada di jalan kebaikan, serta dikabulkannya segala hajat dan harapan. Doa ini mengajarkan bahwa hanya kepada Allah SWT kita bergantung.
Sebab, Dia Maha Mengetahui isi hati hamba-Nya tanpa perlu dijelaskan. Dengan mengharap rahmat-Nya, muslim memohon keberkahan bagi diri sendiri serta salawat untuk Nabi Muhammad SAW dan keluarganya yang suci. Berikut doa hari ke-17 Ramadhan.
وَ اقْضِ لِيْ فِيْهِ الْحَوَائِجَ وَ الآمَالَيَا مَنْ لَا يَحْتَاجُ إِلَى التَّفْسِيرِ وَ السُّؤَالِيَا عَالِمًا بِمَا فِي صُدُورِ الْعَالَمِينَصَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِهِ الطَّاهِرِينَ
Arab Latin: Allahumahdini fihi lishalihi-a'mal. Waqdhili fihil-hawa'ija wal-amala. Ya man la yahtaju ilat-tafsiri was-suaali. Ya aliman bima fi shudurul-alamina. Shalli ala Muhammadin wa alihith-thahirina.
Artinya: Ya Allah, bimbinglah aku di dalam bulan Ramadhan untuk melakukan perbuatan baik. Penuhilah semua kebutuhan dan pengharapanku di dalam bulan Ramadhan ini. Wahai yang tidak membutuhkan penjelasan dan permasalahan. Wahai Yang Maha Mengetahui segala yang tersimpan di dada para makhluk- Nya. Curahkanlah rahmat-Mu kepada Muhammad dan keluarga Muhammad yang disucikan.
Keutamaan Hari ke-17 Ramadhan
Keutamaan hari ke-17 Ramadhan sangat istimewa karena bertepatan dengan peristiwa turunnya Al-Qur'an atau Nuzulul Quran. Pada hari ini, Allah SWT memberikan ampunan yang luas, tidak hanya bagi mereka yang berpuasa tetapi juga bagi orang tua dan leluhur mereka.
Hari ke-17 juga menjadi momentum untuk memperbanyak ibadah, karena segala amal baik diterima dan doa-doa dikabulkan. Rasulullah SAW juga menyebut, bahkan napas dan tidur orang yang berpuasa di bulan Ramadhan dihitung sebagai ibadah. Seperti dikutip dari laman Universitas Al Azhar Indonesia berikut ini.
"Allah SWT menyatakan: Sungguh Aku telah mengampuni mereka dan bapak-bapak mereka, Aku akan lindungi mereka dari azab hari kiamat".
(hil/irb)