Apa Itu Glaukoma? Kenali Gejala hingga Cara Pencegahannya

Apa Itu Glaukoma? Kenali Gejala hingga Cara Pencegahannya

Katherine Yovita - detikJatim
Jumat, 14 Mar 2025 03:45 WIB
glaukoma
ILUSTRASI glaukoma. Apa Itu Glaukoma? Kenali Gejala hingga Cara Pencegahannya. Foto: Shutterstock
Surabaya -

Glaukoma menjadi salah satu penyebab utama kebutaan di dunia. Penyakit ini sering kali berkembang tanpa gejala yang jelas hingga akhirnya merusak saraf mata secara permanen.

Glaukoma terjadi akibat peningkatan tekanan di dalam bola mata yang menyebabkan gangguan pada saraf optik. Kondisi ini bisa menyerang siapa saja, tetapi lebih berisiko pada lansia dan penderita penyakit tertentu seperti diabetes dan hipertensi.

Lalu, apa saja gejala glaukoma yang perlu diwaspadai? Bagaimana cara mencegahnya? Simak ulasan lengkapnya berikut ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa Itu Glaukoma?

Glaukoma adalah kondisi yang merusak saraf optik, umumnya disebabkan tekanan tinggi pada bola mata. Penyakit ini sering disebut sebagai "si pencuri penglihatan" karena berkembang tanpa gejala yang jelas di tahap awal.

Menurut World Health Organization (WHO), glaukoma menjadi penyebab kebutaan terbesar di dunia, dengan sekitar 80 juta penderita secara global. Kelompok dengan risiko tertinggi adalah lansia, terutama mereka yang berusia di atas 60 tahun.

ADVERTISEMENT

Gejala Glaukoma

Dilansir dari RS Royal Progress, glaukoma sering kali berkembang tanpa gejala yang jelas, terutama pada tahap awal. Namun, ada beberapa tanda yang bisa menjadi indikasi seseorang mengalami gangguan ini. Beberapa ciri umum glaukoma antara lain sebagai berikut.

  • Nyeri berlebihan pada mata atau kening
  • Mata kemerahan
  • Penglihatan semakin menyempit atau buram
  • Melihat bayangan berpelangi atau efek berbayang
  • Sakit kepala
  • Mual dan muntah

Meski begitu, tidak semua penderita glaukoma mengalami gejala ini. Gejala seperti di atas umumnya muncul pada angle-closure glaucoma (glaukoma sudut tertutup). Sementara pada jenis lain, seperti glaukoma sudut terbuka, penyakit ini berkembang secara diam-diam tanpa keluhan hingga akhirnya menyebabkan kerusakan permanen pada saraf mata.

Oleh karena itu, deteksi dini sangat penting. Jika mengalami gejala di atas atau memiliki riwayat keluarga dengan glaukoma, sebaiknya segera periksa ke dokter mata.

Jenis-jenis Glaukoma

Glaukoma tidak hanya satu jenis, melainkan terdiri dari beberapa kategori dengan penyebab dan karakteristik yang berbeda. Memahami jenis-jenis glaukoma penting untuk mendeteksi dan menangani penyakit ini lebih dini.

Dikutip dari laman resmi Siloam Hospitals, glaukoma dapat dibagi menjadi beberapa jenis, mulai dari yang berkembang secara perlahan tanpa gejala hingga yang muncul tiba-tiba dan menyebabkan gangguan penglihatan serius. Berikut adalah jenis-jenis glaukoma yang perlu diketahui.

1. Glaukoma Sudut Terbuka

Jenis glaukoma ini merupakan yang paling umum terjadi. Penyebab utamanya adalah penyumbatan sebagian pada trabecular meshwork, yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan cairan mata (aqueous humor). Akibatnya, tekanan dalam bola mata meningkat secara perlahan dan merusak saraf optik.

Gejala glaukoma sudut terbuka sering kali tidak terdeteksi sejak awal karena perkembangannya yang lambat. Banyak penderita baru menyadari ketika penglihatan mulai menyempit atau terjadi gangguan visual lainnya.

2. Glaukoma Sudut Tertutup

Glaukoma sudut tertutup terjadi ketika trabecular meshwork tersumbat sepenuhnya, sehingga cairan mata tidak bisa mengalir keluar. Jenis ini lebih sering ditemukan pada orang Asia dan bisa menjadi kondisi darurat yang memerlukan penanganan segera untuk mencegah kebutaan permanen.

Kondisi ini menyebabkan peningkatan tekanan mata secara tiba-tiba dan bisa menimbulkan gejala yang lebih jelas, seperti nyeri mata yang parah, penglihatan kabur, sakit kepala hebat, serta mual dan muntah.

3. Glaukoma Kongenital

Glaukoma kongenital adalah kondisi bawaan yang terjadi sejak lahir atau berkembang pada usia anak-anak. Penyebabnya adalah kelainan pada struktur mata, terutama pada sistem pembuangan cairan mata, yang menyebabkan tekanan bola mata meningkat.

Gejala yang sering muncul pada bayi atau anak-anak dengan glaukoma kongenital meliputi mata tampak membesar atau berkabut, sensitivitas terhadap cahaya, dan sering mengedip atau menggosok mata karena rasa tidak nyaman Jika tidak ditangani sejak dini, kondisi ini bisa menyebabkan gangguan penglihatan permanen pada anak.

4. Glaukoma Tekanan Normal

Berbeda dengan jenis glaukoma lainnya, pada glaukoma tekanan normal, tekanan bola mata masih dalam batas normal, tetapi saraf optik tetap mengalami kerusakan. Penyebabnya masih belum sepenuhnya dipahami, namun diduga berkaitan dengan gangguan aliran darah ke saraf mata, sehingga menyebabkan degenerasi saraf optik.

Penderita glaukoma tekanan normal sering kali tidak menyadari adanya masalah hingga penglihatan mereka mulai terganggu. Oleh karena itu, pemeriksaan rutin sangat penting, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan glaukoma.

5. Glaukoma Sekunder

Glaukoma sekunder bukanlah jenis glaukoma yang muncul secara alami, melainkan akibat dari faktor eksternal, seperti diabetes, yang menyebabkan kerusakan pembuluh darah di mata, hipertensi yang meningkatkan tekanan di dalam bola mata.

Serta penggunaan obat-obatan tertentu, seperti kortikosteroid dalam jangka panjang. Karena dipicu oleh kondisi medis lain, pengobatan glaukoma sekunder sering kali harus disertai dengan penanganan penyakit penyebabnya.

Cara Mencegah Glaukoma

Glaukoma merupakan penyakit mata yang dapat menyebabkan kebutaan permanen jika tidak ditangani dengan baik. Karena gejalanya sering muncul secara bertahap, pencegahan menjadi langkah terbaik untuk menjaga kesehatan mata. Berikut beberapa cara untuk mengurangi risiko terkena glaukoma, dikutip dari RS Soeradji Tirtonegoro:

1. Kontrol Gula Darah

Menjaga kadar gula darah tetap stabil sangat penting, terutama bagi penderita diabetes. Kadar gula yang tinggi dapat menyebabkan gangguan pada pembuluh darah di mata, meningkatkan risiko tekanan berlebih pada saraf optik.

2. Rutin Berolahraga

Olahraga teratur dapat membantu meningkatkan metabolisme tubuh, menjaga kesehatan pembuluh darah, serta menurunkan risiko glaukoma, hipertensi, dan diabetes. Aktivitas seperti berjalan kaki, yoga, dan berenang bisa menjadi pilihan yang baik untuk menjaga tekanan mata tetap stabil.

3. Lindungi Mata

Paparan debu, sinar UV, dan cedera akibat aktivitas fisik dapat memperburuk kondisi mata. Gunakan kacamata pelindung saat bekerja, berolahraga, atau berada di lingkungan yang berisiko tinggi terhadap cedera mata.

4. Hindari Makanan Berlemak

Konsumsi makanan tinggi lemak trans, seperti gorengan dan makanan yang dibakar, bisa meningkatkan risiko peradangan dan merusak sistem pembuluh darah di mata. Sebaiknya, perbanyak konsumsi makanan sehat seperti sayuran hijau, ikan berlemak, dan kacang-kacangan.

5. Lakukan Pemeriksaan Mata Rutin

Karena glaukoma sering berkembang tanpa gejala awal, pemeriksaan mata secara berkala menjadi kunci utama dalam deteksi dini. Terutama bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan glaukoma atau berusia di atas 40 tahun.

6. Kelola Stres dengan Baik

Stres yang berlebihan bisa meningkatkan tekanan bola mata, memperparah risiko glaukoma. Untuk menghindarinya, lakukan teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau rekreasi agar pikiran tetap tenang dan tekanan mata tetap stabil.

7. Berhenti Merokok

Merokok tidak hanya berdampak buruk bagi paru-paru, tetapi juga bagi kesehatan mata. Kandungan nikotin dalam asap rokok dapat merusak kornea dan lensa mata, meningkatkan risiko terkena glaukoma dan penyakit mata lainnya.

8. Konsumsi Makanan Bergizi

Asupan nutrisi yang cukup, terutama vitamin A, C, dan E, dapat membantu menjaga kesehatan mata dan memperlambat perkembangan glaukoma. Konsumsi makanan kaya antioksidan seperti wortel, bayam, brokoli, dan ikan sangat dianjurkan.




(hil/irb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads