Ditandu 6 Orang, Mbok Yem Turun Gunung Lawu Awal Puasa Karena Sakit

Ditandu 6 Orang, Mbok Yem Turun Gunung Lawu Awal Puasa Karena Sakit

Charolin Pebrianti - detikJatim
Jumat, 07 Mar 2025 14:50 WIB
Mbok Yem saat medapat perawatan di RSU Aisyiyah Ponorogo
Mbok Yem saat mendapat perawatan di RSU Aisyiyah Ponorogo (Foto: Dok. Istimewa)
Ponorogo -

Wakiyem atau yang lebih dikenal dengan Mbok Yem, pemilik satu-satunya warung di Gunung Lawu turun gunung. Mbok Yem turun tepat di awal puasa karena menderita sakit.

Tradisi Mbok Yem turun Gunung Lawu biasanya dilakukan saat bulan puasa menjelang lebaran. Namun karena kondisinya yang sakit, Mbok Yem harus turun lebih awal.

Ini karena karena kondisi kesehatannya yang menurun sejak Februari 2025, Mbok Yem diketahui turun pada Selasa (4/3) dengan cara ditandu oleh 6 orang secara bergantian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Turun gunung setahun 2 kali, karena usia sekarang setahun sekali tiap mau hari raya. Tapi, karena kondisi lemah, wonge manut (Mbok Yem nurut)," tutur humas RSU Aisyiyah, Muh. Arbain kepada wartawan, Jumat (7/3/2025).

Bain menerangkan kata anaknya, memang Mbok Yem mempunyai keyakinan tersendiri soal Gunung Lawu. Jika tidak karena kondisinya yang sakit, Mbok Yem tidak mau turun gunung lebih awal.

ADVERTISEMENT

"Mungkin karena jiwanya sudah menyatu dengan alam seperti Mbah Marijan almarhum ya, punya keyakinan sendiri," ujar Bain.

Sementara, pendamping saat Mbok Yem turun gunung, Esa Adi Prasetya mengatakan orang-orang yang membantu Mbok Yem turun berasal dari relawan dan pendamping.

"Saya kemarin ikut sebagai pendamping. Selain pendamping ada relawan kemarin ada 2 orang kak dari PGL. Untuk perjalanan turun Mbok Yem didampingi 6 orang," kata Esa.

Esa menambahkan Mbok Yem ditandu dari warungnya, Hargo Dalem Gunung Lawu via Cemorosewu dilakukan secara bergantian. Mbok Yem merasa kondisi fisiknya menurun, badan lemas, dan pembengkakan di kaki yang diduga disebabkan asam urat.

Proses turun gunung dari warung pukul 8 pagi dan sampai di Base camp Cemoro Sewu pukul 11.00 WIB.

"Sudah dari awal Februari kemarin mulai sakit. Tapi Mbok Yem sendiri sulit dibujuk untuk turun, dan akhirnya kemarin mau dibujuk untuk turun, karena memang kondisinya tidak memungkinkan," imbuh Esa.

Meski Mbok Yem menjalani perawatan di rumah sakit, warungnya tetap buka seperti biasa. Karena ada dua orang tenaga kerja yang biasa membantu Mbok Yem berjualan.

"Tetap buka ada 2 orang, yang biasanya bantu Mbok Yem berjualan di atas setiap harinya," pungkas Esa.




(abq/iwd)


Hide Ads