- Teks Khutbah Jumat Pertama Ramadhan 1. Teks Khutbah Jumat Pertama Ramadhan: Berburu Ampunan, Rahmat, dan Surga di Bulan Puasa 2. Teks Khutbah Jumat Pertama Ramadhan: Meraih Ampunan dan Keberkahan di Bulan Ramadhan 3. Teks Khutbah Jumat Pertama Ramadhan: Ramadhan Bulan Ampunan 4. Teks Khutbah Jumat Pertama Ramadhan: Meraih Ampunan dan Keberkahan di Bulan Ramadhan 5. Teks Khutbah Jumat Pertama Ramadhan: Ampunan dan Rahmat di Bulan Ramadhan
Jumat pertama Ramadhan 1446 Hijriah akhirnya tiba. Hari yang penuh berkah ini menjadi momen istimewa bagi umat Islam untuk memperbanyak ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Salah satu ibadah wajib di bulan Ramadan yang dikerjakan setiap Jumat adalah salat Jumat. Simak khutbah Jumat pertama Ramadhan tentang ampunan di sini.
Ramadhan adalah bulan penuh berkah, rahmat, dan ampunan. Setiap muslim yang menjalaninya dengan penuh keimanan dan keikhlasan dijanjikan pahala yang berlipat ganda, serta penghapusan dosa-dosa yang telah lalu.
Baca juga: Contoh Khutbah Jumat dengan Berbagai Tema |
Khutbah Jumat pertama di bulan Ramadhan menjadi momen penting untuk mengingatkan jemaah tentang keutamaan bulan ini sebagai waktu terbaik untuk meraih ampunan Allah SWT. Dalam khutbah dengan tema ini, para khatib biasanya menekankan pentingnya bertaubat dan memperbanyak istigfar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terpenting adalah meningkatkan amal ibadah agar tidak menyia-nyiakan kesempatan emas yang hanya datang sekali dalam setahun ini. Dengan memahami makna pengampunan di bulan Ramadhan, umat Islam diharapkan dapat menjalani ibadah puasa dan amal saleh dengan lebih sungguh-sungguh.
Teks Khutbah Jumat Pertama Ramadhan
Bagi yang mendapat amanah sebagai khatib, mempersiapkan materi khutbah yang inspiratif dan bermakna tentu menjadi hal penting. Sebagai referensi, berikut ini teks khutbah Jumat pertama Ramadhan tentang ampunan dan keberkahan.
1. Teks Khutbah Jumat Pertama Ramadhan: Berburu Ampunan, Rahmat, dan Surga di Bulan Puasa
Sumber: Situs Kementerian Agama
Materi khutbah ini memotivasi kepada kita semua agar bisa melalui bulan Ramadhan dengan semaksimal mungkin sehingga meraih ampunan, rahmat, dan balasan surga dari Allah SWT. Sebagaimana kita ketahui, tiga keistimewaan ini telah Allah janjikan dalam bulan puasa.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ جَعَلَ الصَّوْمَ حِصْنًا لِأَوْلِيَائِهِ وَ جُنَّةً، وَفَتَحَ لَهُمْ بِهِ أَبْوَابَ الْجَنَّةِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَانَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ قَائِدِ الْخَلْقِ وَمُمَهِّدِ السُّنَّةِ، وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ ذَوِيْ الْأَبْصَارِ الثَّاقِبَةِ وَالْعُقُوْلِ الْمُرَجِّحَةِ
أَمَّا بَعْدُ، فَيَااَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوْااللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنـْتُمْ مُسْلِمُوْنَ فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ
Ma'asyiral muslimīn a'azzakumullāh.
Mengawali khutbah yang singkat ini, khatib berwasiat kepada kita semua, terutama kepada diri khatib pribadi untuk senantiasa berusaha meningkatkan ketakwaan dan keimanan kita kepada Allah subhanahu wa ta'ala dengan menjalankan semua kewajiban dan menjauhkan diri dari segala yang dilarang dan diharamkan.
Jemaah yang dimuliakan Allah.
Alhamdulillah, tahun ini kita kembali dipertemukan dengan bulan suci Ramadhan. Bulan yang di dalamnya mempunyai sejuta keistimewaan dan keutamaan bagi umat Muslim. Oleh karena itu, tidak heran jika pada bulan ini intensitas ibadah umat Islam semakin meningkat, baik dengan lebih serius lagi menunaikan kewajiban-kewajiban agama maupun rajin mengamalkan ibadah-ibadah sunnah di dalamnya.
Rasulullah sendiri pernah menyampaikan bahwa saat tiba bulan Ramadhan umat Muslim didorong untuk memperbanyak ibadah. Sebab, pahala amal kebaikan di dalamnya mendapat balasan berkali-kali lipat. Dalam satu hadits diriwayatkan,
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعمِائَة ضِعْفٍ، قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: إِلَّا الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ، يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِي، لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ: فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ، وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ، وَلَخُلُوفُ فَمِ الصائم أَطْيَبُ عِنْدَ اللهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ
Artinya: Dari Abu Hurairah ra, dia berkata, 'Rasulullah SAW bersabda, 'Setiap amal anak Adam dilipatgandakan pahalanya. Satu (amal) kebaikan diberi pahala sepuluh hingga tujuh ratus kali. Allah azza wajalla berfirman, 'Kecuali puasa, karena puasa itu adalah bagi-Ku dan Akulah yang akan membalasnya. Sebab, dia telah meninggalkan nafsu syahwat dan nafsu makannya karena-Ku. Dan bagi orang yang berpuasa ada dua kebahagiaan. Kebahagiaan ketika dia berbuka, dan kebahagiaan ketika dia bertemu dengan Rabb-Nya. Sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa lebih wangi di sisi Allah daripada wanginya kesturi. (HR Bukhari dan Muslim)
Ma'asyiral muslimīn a'azzakumullāh.
Ada tiga hal besar yang Allah janjikan untuk umat Muslim saat Ramadhan tiba, yaitu ampunan, rahmat, dan balasan surga. Rasulullah pernah bersabda,
.أَوَّلُ شَهْرِ رَمَضَانَ رَحْمَةٌ، وأَوْسَطُهُ مَغْفِرَةٌ، وَآخِرَهُ عِتْقٌ مِنَ النَّارِ
Artinya: Awal bulan Ramadhan adalah rahmat, pertengahannya ampunan, dan akhirnya pembebasan dari api neraka. (Ibnu Khuzaimah)
Pertama adalah rahmat. Rahmat merupakan kasih sayang Allah kepada hamba-Nya. Berkat rahmat inilah kelak umat Muslim bisa mendapat ampunan di akhirat dan memperoleh balasan surga. Bahkan dikatakan bahwa rahmat merupakan penentu nasib seseorang kelak di hari akhir.
Boleh jadi orang rajin beribadah, tapi jika belum meraih rahmat Allah ia tidak mendapat jaminan masuk surga. Meski demikian, bukan berarti kita meremehkan ibadah dengan alasan mengandalkan rahmat, karena penyebab rahmat sendiri adalah ketaatan seorang hamba kepada Allah.
Berkaitan dengan ini, ada kisah menarik tentang seorang hamba taat yang sepanjang hayatnya digunakan untuk beribadah, tapi ia masuk surga bukan sebab ibadahnya itu, melainkan karena anugerah rahmat Allah. Kisah ini disampaikan Syekh Abul Laits as-Samarqandi dalam Tanbīhul Ghāfilīn dengan mengutip riwayat Al-Hakim dalam Mustadrak-nya.
Dikisahkan, sekali waktu Malaikat Jibril as bercerita kepada Nabi Muhammad SAW, "Hai, Muhammad! demi Allah yang telah menugaskan engkau menjadi nabi. Allah memiliki seorang hamba yang ahli ibadah. Hamba tersebut hidup dan beribadah selama 500 tahun di atas gunung."
Ringkas kisah, hamba itu memohon kepada Allah untuk mencabut nyawanya dalam keadaan sujud dan jasadnya tetap utuh sampai tiba hari kiamat. Doanya dikabulkan. Begitu di akhirat, Allah berkata padanya, "Hamba-Ku, engkau Aku masukkan ke surga berkat rahmat-Ku!".
Hamba tersebut menyangkal. Seharusnya, protes dia, yang membuatnya masuk surga adalah ibadahnya yang ratusan tahun itu, bukan rahmat Allah. Setelah ditimbang, ternyata bobot rahmat-Nya lebih besar daripada amal ibadah tersebut. Allah pun memerintahkan malaikat untuk memasukan dia ke neraka.
Sebelum dimasukkan ke dalam neraka, hamba itu mau mengakui bahwa rahmat Allah lebih besar dan bisa membuatnya masuk surga. Ia pun tidak jadi dimasukkan ke dalam neraka. (Abul Laits as-Samarqandi, Tanbihul Ghafilin, t.t, h. 63)
Ma'asyiral muslimīn a'azzakumullāh.
Keutamaan Ramadhan berikutnya adalah maghfirah atau ampunan Allah. Sebagai manusia, tentu sadar diri bahwa kita memiliki banyak dosa yang kian hari semakin bertambah. Sebab, berbuat salah dan dosa merupakan fitrah manusia. Rasulullah SAW bersabda,
كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِيْنَ التَّوَّابُوْنَ.
Artinya: Setiap anak Adam (manusia) pasti berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah yang bertaubat. (HR Tirmidzi)
Hadis ini menegaskan bahwa sebagai manusia kita tidak bisa terbebas dari dosa. Tidak peduli dia rakyat biasa atau pejabat, seorang awam atau agamawan, santri ataupun kiai, semua pasti memiliki dosa.
Hanya, yang membedakan kita semua adalah siapa yang mau mengakui atas dosa-dosanya dan bertaubat kepada Allah. Pada momen Ramadhan ini, Allah menjanjikan limpahan ampunan bagi hamba-hamba-Nya yang bertaubat. Oleh karena ini, jangan sia-siakan kesempatan emas yang hanya datang satu bulan dalam setahun ini.
Ma'asyiral muslimīn a'azzakumullāh.
Keistimewaan yang Allah janjikan saat Ramadhan berikutnya adalah balasan surga bagi hamba-Nya yang taat. Rasulullah pernah bersabda,
إِذَا جَاءَ رَمَضَانَ فُتِحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِيْنَ
Artinya: Ketika Ramadhan tiba, dibukalah pintu-pintu surga, ditutuplah pintu-pintu neraka dan setan pun dibelenggu. (HR Muslim)
Berkaitan dengan hadis di atas, Syekh 'Izzuddin bin Abdissalam menjelaskan, maksud 'dibukanya pintu surga' merupakan simbol imbauan bagi umat Muslim untuk memperbanyak amal ibadah di bulan suci Ramadhan, sementara 'dibelengguhnya setan' merupakan simbol untuk mencegah diri dari perbuatan maksiat. (Syekh 'Izzuddin bin Abdissalam, Maqashidush Shaum, 1922: 12).
Ma'asyiral muslimīn a'azzakumullāh.
Sekian khutbah yang bisa khatib sampaikan. Semoga kita bisa melalui Ramadhan tahun ini dan tahun-tahun berikutnya dengan maksimal sehingga bisa meraih ampunan, rahmat, dan balasan surga dari Allah SWT.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
2. Teks Khutbah Jumat Pertama Ramadhan: Meraih Ampunan dan Keberkahan di Bulan Ramadhan
Sumber: Situs NU Online, penulis H Muhammad Faizin
Khutbah I
الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ، وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ، أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَام، أَمَّا بَعْدُ: فَيَاأَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنَ، اِتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى مَا هَدَاكُمْ لِلإِسْلاَمِ، وَأَوْلاَكُمْ مِنَ الْفَضْلِ وَالإِنْعَامِ، وَجَعَلَكُمْ مِنْ أُمَّةِ ذَوِى اْلأَرْحَامِ. قَالَ تَعَالَى: يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ
Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah SWT. Puji serta syukur mari sama-sama kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat sehat, sehingga kita bisa hadir untuk melaksanakan ibadah salat Jumat di bulan Ramadhan yang pernuh berkah ini.
Salawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, sahabatnya juga kepada para pengikutnya hingga sampai kepada kita selaku umatnya yang mudah-mudahan kita mendapat syafa'atul udzma di yaumil akhir.
Khatib berwasiat kepada diri pribadi dan seluruh jamaah, mari kita terus senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT dengan sebaik-baiknya takwa. Sebab, hanya taqwa yang akan menyelamatkan kita dari adzab Allah SWT.
Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah SWT. Syukur alhamdulillah, kita bisa masih diberikan usia hingga hari ini untuk bertemu dengan bulan suci Ramadhan yang penuh dengan keberkahan. Dalam salah satu hadis, Nabi Muhammad SAW mengungkapkan kerinduannya kepada bulan Ramadhan dengan senantiasa berdoa sejak dua bulan sebelumnya. Sebuah doa termaktub dalam Kitab Al-Adzkar karya Muhyiddin Abi Zakariya Yahya bin Syaraf An-Nawawi:
اَللّٰهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
Artinya: Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya'ban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhan.
Selain mengucap syukur, di bulan Ramadhan ini menjadi momentum untuk menguatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT, yang mana di bulan Ramadhan ketakwaan kita akan benar-benar teruji. Mengapa demikan? Sebab, pada bulan Ramadhan, kita diwajibkan untuk melaksanakan puasa selama satu bulan penuh.
Jika kita patuh terhadap perintah untuk berpuasa, dengan tidak pura-pura berpuasa, sekaligus meninggalkan semua yang bisa membatalkan puasa, maka insyaallah kita akan menjadi insan yang bertakwa. Seperti yang dijelaskan oleh Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 183 bahwa tujuan utama disyariatkannya puasa adalah untuk takwa.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.
Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah SWT. Bulan Ramadhan merupakan bulan yang mulia. Jika kita renungkan, kata Ramadhan dalam bahasa Indonesia, bisa kita jadikan singkatan yang memotivasi kita untuk memaksimalkannya.
'Meraih Ampunan dan Keberkahan di Bulan Ramadhan' begitulah kira-kira motivasi yang harus kita tancapkan dalam hati dan wujudkan saat kita berada di bulan Ramadhan. Ada dua hal yang bisa kita tekankan dalam Ramadhan yakni maghfirah (ampunan) dan keberkahan.
Nabi Muhammad SAW dalam salah satu haditsnya menyebutkan bahwa ibadah puasa di dalam Ramadhan akan bisa menebus dosa-dosa yang telah lewat. Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Artinya: Barang siapa berpuasa di bulan Ramadhan karena Iman dan mengharap pahala dari Allah maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (HR Bukhari dan Muslim).
Selain itu, Nabi Muhammad SAW juga menjelaskan bahwa bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh dengan keberkahan.
قَدْ جَاءَكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌمُبَارَكٌ افْتَرَضَ اللهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ تُفْتَحُ فِيْهِ أبْوَابُ الْجَنَّةِ وَيُغْلَقُ فِيْهِ أَبْوَابُ الْجَحِيْمِ وَتُغَلُّ فِيْهِ الشَّيَاطِيْنُ فِيْهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ ألْفِ شَهْرٍ
Artinya:Telah datang bulan Ramadhan, bulan penuh berkah, maka Allah mewajibkan kalian untuk berpuasa pada bulan itu. Saat itu pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, para setan diikat dan pada bulan itu pula terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan. (HR Ahmad).
Dari dua hadis tersebut kiranya penting dijadikan pegangan untuk mengupayakan di bulan Ramadhan untuk melaksanakan ibadah-ibadah yang bisa kita lakukan di dalamnya. Dengan berbagai kelebihan dan keutamaan yang diberikan oleh Allah pada Ramadhan, seolah-olah menjadi bulan di mana kita memanen keberkahan dan keutamaan.
Dalam istilah modern saat ini, Allah sedang memberi "Discount Besar-besaran" bagi umat Islam yang mau memanfaatkannya. Bulan Ramadhan menjadi bulan 'banjir bonus' bagi kita. Dalam kitab Bughyat al-Mustarsyidîn karya Bâ'alwî al-Syâfi'î:Rasulullah SAW bersabda:
شَهْرُ رَجَبَ شَهْرُ اللّٰهِ، وَشَهْرُ شَعْبَانَ شَهْرِي، وَشَهْرُ رَمَضَانَ شَهْرُ أُمَّتِي
Artinya: Bulan Rajab adalah bulan Allah, bulan Sya'ban adalah bulanku, dan bulan Ramadhan adalah bulan umatku.
Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah SWT. Tentu, hadirnya bulan Ramadhan yang penuh dengan ampunan dan keberkahan ini harus dijadikan sebagai momentum untuk mendekatkan diri kepada Allah. Dengan motivasi Ramadhan, yakinlah keberkahan akan kita dapatkan dalam menjalani kehidupan ke depan.
Berkah sendiri adalah sebuah konsep tentang kuantitas yang berbarengan dengan kualitas. Berkah adalah ziyadatul khair (bertambahnya terus kebaikan) yang kita rasakan. Seperti umur panjang dalam hidup yang diwarnai dengan senantiasa digunakan untuk kebaikan dan penuh dengan ketenangan.
Seperti rezeki yang banyak yang mampu memberikan manfaat besar bagi diri dan orang lain. Seperti ilmu tinggi yang mampu memudahkan dalam menghadapi berbagai masalah kehidupan.
Mudah-mudahan, Allah SWT memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua untuk bisa memaksimalkan bulan Ramadhan ini dengan berbagai aktifitas yang positif, sehingga kehidupan kita ke depan penuh dengan ampunan dan keberkahan. Amin ya Rabbal Alamin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِلْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إلٰهَ إِلاَّ اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلَى رِضْوَانِهِ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا المُسْلِمُوْنَ اِتَّقُوْا اللّٰهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللّٰهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَّى بِمَلآئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعَالَى إِنَّ اللّٰهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَّ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيَآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلَآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّٰهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيِّ وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِيْ التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيَآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللّٰهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلَامَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَأَعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَالمِحَنَ وَسُوْءَ الفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خَآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عَآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَ اِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ عِبَادَ اللّٰهِ! إِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِيْ اْلقُرْبٰى وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوْا اللّٰهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللّٰهِ أَكْبَرُ وَ اللّٰهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ
3. Teks Khutbah Jumat Pertama Ramadhan: Ramadhan Bulan Ampunan
Sumber: Situs Himayah Foundation, penulis Ustaz Zaid Royani
Khutbah I
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ.
وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ.
قال الله تعالى: يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
وقال رسول الله :إِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ، وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ، وَشَرُّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلُّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ، وَكُلُّ ضَلَالَةٍ فِي النَّارِ
Kaum muslimin jemaah salat Jumat rahimakumullah.
Ramadhan, bulan yang memiliki banyak keutamaan. Salah satunya adalah sebagai bulan ampunan. Mengapa ampunan Allah menjadi hal istimewa bagi seorang hamba? Karena ampunan Allah adalah bagian dari rahmat Allah. Allah Ta'ala berfirman:
قُلۡ يَٰعِبَادِيَ ٱلَّذِينَ أَسۡرَفُواْ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمۡ لَا تَقۡنَطُواْ مِن رَّحۡمَةِ ٱللَّهِۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَغۡفِرُ ٱلذُّنُوبَ جَمِيعًاۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلۡغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ
Artinya: Katakanlah, "Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhanya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS. Az-Zumar: 53)
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang tidak luput dari dosa dan kesalahan. Maka sangat membutuhkan ampunan Allah. Maka seorang muslim harus giat untuk mencari moment-moment dimana Allah membuka besar-besar pintu ampunannya. Salah satunya di moment bulan Ramadhan.
Kaum muslimin jemaah salat Jumat rahimakumullah.
Setidaknya ada beberapa dalil yang menguatkan bahwa Ramadhan adalah bulan ampunan dan Allah membuka lebar-lebar pintu ampunannya pada bulan ini. Pertama, Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Artinya: Barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah maka dosanya di masa lalu akan diampuni. (HR. Bukhari no. 38 dan Muslim no. 760)
Kedua, Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ وَالْجُمُعَةُ إِلَى الْجُمُعَةِ وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ
Artinya: Antara salat yang lima waktu, antara Jumat yang satu dan Jumat berikutnya, antara Ramadhan yang satu dan Ramadhan berikutnya, di antara amalan-amalan tersebut akan diampuni dosa-dosa selama seseorang menjauhi dosa-dosa besar. (HR. Muslim no. 233)
Ketiga, Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
وَرَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ ثُمَّ انْسَلَخَ قَبْلَ أَنْ يُغْفَرَ لَهُ
Artinya: Dan celakalah seseorang, Bulan Ramadhan menemuinya kemudian keluar sebelum ia mendapatkan ampunan... (HR. Tirmidzi 3468)
Kaum muslimin jemaah salat Jumat rahimakumullah.
Mengapa Nabi shallahu'alaihi wasalam sampai menyebut orang yang dosanya tak terampuni di bulan Ramadhan sebagai orang yang celaka? Karena mereka telah menyia-nyiakan ampunan Allah yang sangat istimewa.
Setidaknya tiga keistimewaan ampunan Allah yang perlu kita ketahui. Pertama, pintu taubat berbuka 24 jam. Dari Abu Musa Al-Asy'ari radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ اللهَ - عَزَّ وَجَلَّ - يَبْسُطُ يَدَهُ بِاللَّيْلِ لِيَتُوْبَ مُسِيْءَ النَّهَارِ، وَيَبْسُطُ يَدَهُ بِالنَّهَارِ لِيَتُوْبَ مُسِيْءَ الَّليْلِ، حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ مَغْرِبِهَا) .رواه مسلم(
Artinya: Sesungguhnya Allah Ta'ala membentangkan tangan-Nya pada waktu malam untuk menerima taubat orang yang berdosa pada waktu siang dan Dia membentangkan tangan-Nya pada waktu siang untuk menerima taubat orang yang berdosa pada waktu malam hingga matahari terbit dari tempat terbenamnya. (HR.Muslim IV/ 2113 no. 2759).
Bagaimana tidak merugi dan celaka, kesempatan bertaubat selama 24 jam yang Allah berikan namun dosanya tidak terampuni karena ia enggan mengetuk pintu taubat itu. Kedua, ampunan Allah tidak terbatas. Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu dia berkata: 'Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Allah tabaroka wa ta'ala berfirman:
يَا ابْنَ آَدَمَ إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِيْ وَرَجَوْتَنِيْ غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كَانَ فيك وَلا أُبَالِيْ، يَا ابْنَ آَدَمَ لَو بَلَغَتْ ذُنُوْبُكَ عَنَانَ السَّمَاءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِيْ غَفَرْتُ لَكَ و لا أبالي، يَا ابْنَ آَدَمَ إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِيْ بِقُرَابِ الأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لقِيْتَنِيْ لاَتُشْرِكُ بِيْ شَيْئَاً لأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغفِرَةً
Artinya: Wahai Bani Adam, sesungguhnya jika engkau senantiasa berdoa dan berharap kepada-Ku niscaya Aku akan mengampunimu semua dosa yang ada padamu dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam kalau seandainya dosamu setinggi langit, kemudian engkau memohon ampun kepada- Ku, niscaya aku akan memberikan ampunan kepadamu dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam seandainya engkau menghadap kepada-Ku dengan membawa dosa sepenuh bumi kemudian engkau berjumpa dengan-Ku dalam keadaan tidak menyekutukanKu dengan sesuatu apapun, niscaya Aku akan mendatangimu dengan ampunan sepenuh bumi pula." (HR. At Tirmidzi, dan dia berkata bahwa hadits ini hasan shahih)
Bagaimana tidak merugi dan cekala, ketika Allah tidak membatasi kadar dosa yang dibawa hamba saat bertaubat dan Allah tidak membatasi kadar ampunan yang akan Allah berikan kepada hamba-Nya yang datag meminta ampunan, namun dosa-dosanya pun tidak terampuni.
Kaum muslimin jemaah salat Jumat rahimakumullah.
Ketiga, Ramadhan Bulan Penuh Ampunan. Berdasarkan hadits yang telah kita sebutkan di atas:
وَرَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ ثُمَّ انْسَلَخَ قَبْلَ أَنْ يُغْفَرَ لَهُ
Artinya: Dan celakalah seseorang, Bulan Ramadhan menemuinya kemudian keluar sebelum ia mendapatkan ampunan... (HR. Tirmidzi 3468)
Jika di bulan yang penuh dengan ampunan saja ia gagal membersihkan dosa-dosanya maka terhadap bulan lainnya akan lebih gagal. Oleh karena itu, Imam Qatadah rahimahullah mengatakan,
مَنْ لَمْ يُغْفَرْ لَهُ فِي رَمَضَانَ فَلَنْ يُغْفَرَ لَهُ فِيْمَا سِوَاهُ
Artinya: Siapa saja yang tidak diampuni di bulan Ramadhan, maka sungguh di hari lain (di luar Ramadhan), ia pun akan sulit diampuni. (Lathaif Al-Ma'arif, hlm. 371)
Begitu pula Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah mengatakan,
فَلَمَّا كَثُرَتْ أَسْبَابُ المغْفِرَةِ فِي رَمَضَانَ كَانَ الَّذِي تَفُوْتُهُ المغْفِرَةُ فِيْهِ مَحْرُوْمًا غَايَةَ الحِرْمَانِ
Artinya: Tatkala semakin banyak sebab mendapatkan pengampunan dosa di bulan Ramadhan, maka siapa saja yang tidak mendapatkan pengampunan tersebut, sungguh dia benar-benar telah bernasib buruk. (Lathaif Al-Ma'arif, hlm. 371)
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا، أَسْتَغْفِرُاللهَ لِيْ وَلَكُمْ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ
Khutbah II
الحَمْدُ لله وَكَفَى والصَّلاَةُ والسَّلاَمُ عَلَى النَّبيِّ المُصْطَفَي وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ اقْتَفَى. أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ مَنِ اتَّقَى
Kaum muslimin jemaah salat Jumat rahimakumullah
Setelah kita mengetahui dalil-dalil bahwa Ramadhan bulan ampunan serta keistimewaan ampunan Allah untuk hamba hamba-Nya. Semoga hati kita segera tersadarkan dari setiap dosa dosa yang telah kita perbuat dan segera bertaubat kepada Allah. Sebagaimana firman Allah:
وَسَارِعُوٓاْ إِلَىٰ مَغۡفِرَة مِّن رَّبِّكُمۡ وَجَنَّةٍ عَرۡضُهَا ٱلسَّمَٰوَٰتُ وَٱلۡأَرۡضُ أُعِدَّتۡ لِلۡمُتَّقِينَ
Artinya: Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa." (QS. Ali 'Imran: 133)
Bagi yang sebelum Ramadhan ini pernah berbuat syirik, bertaubatlah segera. Bagi yang sebelum Ramadhan ini berbuat dzalim, bertaubatlah segera. Bagi yang sebelum Ramadhan ini berbuat fasik bertaubatlah segera.
Inilah momentum yang tepat untuk kita kembali kepada Allah. Jangan tunda-tunda taubat. Bisa jadi kita tidak akan menemui Ramadhan berikutnya. Tidak ada yang menjamin untuk bisa bertemu dengan Ramadhan tahun depan.
Terakhir, marilah kita berdoa kepada Allah agar Allah mengampuni dosa-dosa kita, dosa-dosa kedua orang tua kita, dan dosa dosa seluruh umat Islam. Semoga Allah tidak mengharamkan kita semua dari ampunan-Nya.
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، وَتَابِعْ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ بِالْخَيْرَاتِ
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
اللَّهُمَّ اكْفِنأ بِحَلاَلِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَأَغْنِنِى بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ
اللَّهُمَّ إِنِّا نسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
اللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالفَحْشَاءَ وَالشَّدَائِدَ وَالفِتَنَ وَالمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ بُلْدَانِ يَارَبَّ العَالَمِيْنَ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ الأُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّم
4. Teks Khutbah Jumat Pertama Ramadhan: Meraih Ampunan dan Keberkahan di Bulan Ramadhan
Sumber: Situs NU Online, penulis H Muhammad Faizin
Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah SWT.
Puji serta syukur mari sama-sama kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat sehat, sehingga kita bisa hadir untuk melaksanakan ibadah shalat Jumat di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada baginda Nabi Muhammad Saw beserta keluarganya, sahabatnya juga kepada para pengikutnya hingga sampai kepada kita selaku umatnya yang mudah-mudahan kita mendapat syafa'atul udzma di yaumil akhir.
Khatib berwasiat kepada diri pribadi dan seluruh jamaah, mari kita terus senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT dengan sebaik-baiknya takwa. Sebab, hanya taqwa yang akan menyelamatkan kita dari adzab Allah SWT.
Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah SWT Syukur alhamdulillah, kita bisa masih diberikan usia hingga hari ini untuk bertemu dengan bulan suci Ramadhan yang penuh dengan keberkahan.
Dalam salah satu hadits, Nabi Muhammad Saw mengungkapkan kerinduannya kepada bulan Ramadhan dengan senantiasa berdoa sejak dua bulan sebelumnya. Sebuah doa termaktub dalam Kitab Al-Adzkar karya Muhyiddin Abi Zakariya Yahya bin Syaraf An-Nawawi:
اَللّٰهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
Artinya: Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya'ban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhan.
Selain mengucap syukur, di bulan Ramadhan ini menjadi momentum untuk menguatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT, yang mana di bulan Ramadhan ketakwaan kita akan benar-benar teruji. Mengapa demikan? Sebab, pada bulan Ramadhan, kita diwajibkan untuk melaksanakan puasa selama satu bulan penuh.
Jika kita patuh terhadap perintah untuk berpuasa, dengan tidak pura-pura berpuasa sekaligus meninggalkan semua yang bisa membatalkan puasa, maka insya Allah kita akan menjadi insan yang bertakwa. Seperti yang dijelaskan oleh Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 183 bahwa tujuan utama disyariatkannya puasa adalah untuk takwa.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.
Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah SWT
Bulan Ramadhan merupakan bulan yang mulia. Jika kita renungkan, kata Ramadhan dalam bahasa Indonesia, bisa kita jadikan singkatan yang memotivasi kita untuk memaksimalkannya. Meraih Ampunan dan Keberkahan di Bulan Ramadhan' begitulah kira-kira motivasi yang harus kita tancapkan dalam hati dan wujudkan saat kita berada di bulan Ramadhan.
Ada dua hal yang bisa kita tekankan dalam Ramadhan yakni maghfirah (ampunan) dan keberkahan. Nabi Muhammad Saw dalam salah satu haditsnya menyebutkan bahwa ibadah puasa di dalam Ramadhan akan bisa menebus dosa-dosa yang telah lewat. Rasulullah saw bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Artinya: Barang siapa berpuasa di bulan Ramadhan karena Iman dan mengharap pahala dari Allah maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (HR Bukhari dan Muslim).
Selain itu, Nabi Muhammad SAW juga menjelaskan bahwa bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh dengan keberkahan.
قَدْ جَاءَكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌمُبَارَكٌ افْتَرَضَ اللهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ تُفْتَحُ فِيْهِ أبْوَابُ الْجَنَّةِ وَيُغْلَقُ فِيْهِ أَبْوَابُ الْجَحِيْمِ وَتُغَلُّ فِيْهِ الشَّيَاطِيْنُ فِيْهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ ألْفِ شَهْرٍ
Artinya: Telah datang bulan Ramadhan, bulan penuh berkah, maka Allah mewajibkan kalian untuk berpuasa pada bulan itu. Saat itu pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, para setan diikat dan pada bulan itu pula terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan. (HR Ahmad).
Dari dua hadits tersebut kiranya penting dijadikan pegangan untuk mengupayakan di bulan Ramadhan untuk melaksanakan ibadah-ibadah yang bisa kita lakukan di dalamnya. Dengan berbagai kelebihan dan keutamaan yang diberikan oleh Allah pada Ramadhan, seolah-olah menjadi bulan di mana kita memanen keberkahan dan keutamaan. Dalam istilah modern saat ini, Allah sedang memberi "Discount Besar-besaran" bagi umat Islam yang mau memanfaatkannya. Bulan Ramadhan menjadi bulan 'banjir bonus' bagi kita.
Dalam kitab Bughyat al-Mustarsyidîn karya Bâ'alwî al-Syâfi'î:Rasulullah Saw bersabda:
شَهْرُ رَجَبَ شَهْرُ اللّٰهِ، وَشَهْرُ شَعْبَانَ شَهْرِي، وَشَهْرُ رَمَضَانَ شَهْرُ أُمَّتِي
Artinya: Bulan Rajab adalah bulan Allah, bulan Sya'ban adalah bulanku, dan bulan Ramadhan adalah bulan umatku.
Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah SWT
Tentu, hadirnya bulan Ramadhan yang penuh dengan ampunan dan keberkahan ini harus dijadikan sebagai momentum untuk mendekatkan diri kepada Allah. Dengan motivasi Ramadhan, yakinlah keberkahan akan kita dapatkan dalam menjalani kehidupan ke depan.
Berkah sendiri adalah sebuah konsep tentang kuantitas yang berbarengan dengan kualitas. Berkah adalah ziyadatul khair (bertambahnya terus kebaikan) yang kita rasakan. Seperti umur panjang dalam hidup yang diwarnai dengan senantiasa digunakan untuk kebaikan dan penuh dengan ketenangan. Seperti rezeki yang banyak yang mampu memberikan manfaat besar bagi diri dan orang lain. Seperti ilmu tinggi yang mampu memudahkan dalam menghadapi berbagai masalah kehidupan.
Mudah-mudahan, Allah SWT memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua untuk bisa memaksimalkan bulan Ramadhan ini dengan berbagai aktifitas yang positif, sehingga kehidupan kita ke depan penuh dengan ampunan dan keberkahan. Amin ya Rabbal Alamin.
5. Teks Khutbah Jumat Pertama Ramadhan: Ampunan dan Rahmat di Bulan Ramadhan
Sumber: CNN
Assalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.
Jemaah yang dimuliakan Allah,
Alhamdulillah, tahun ini kita kembali dipertemukan dengan bulan suci Ramadhan. Bulan yang di dalamnya mempunyai sejuta keistimewaan dan keutamaan bagi umat Islam.
Maka dari itu, mari tingkatkan ibadah dan amalan sunnah di bulan Ramdahan ini. Rasulullah pernah menyampaikan bahwa saat tiba bulan Ramadhan umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah.
Sebab, pahala amal kebaikan di dalamnya mendapat balasan berkali-kali lipat, seperti hadis diriwayatkan berikut ini:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعمِائَة ضِعْفٍ، قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: إِلَّا الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ، يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِي، لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ: فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ، وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ، وَلَخُلُوفُ فَمِ الصائم أَطْيَبُ عِنْدَ اللهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ
Artinya: Dari Abu Hurairah ra, dia berkata, 'Rasulullah Saw bersabda, 'Setiap amal anak Adam dilipatgandakan pahalanya. Satu (amal) kebaikan diberi pahala sepuluh hingga tujuh ratus kali. Allah azza wajalla berfirman, 'Kecuali puasa, karena puasa itu adalah bagi-Ku dan Akulah yang akan membalasnya. Sebab, dia telah meninggalkan nafsu syahwat dan nafsu makannya karena-Ku'.
Dan bagi orang yang berpuasa ada dua kebahagiaan. Kebahagiaan ketika dia berbuka, dan kebahagiaan ketika dia bertemu dengan Rabb-Nya. Sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa lebih wangi di sisi Allah daripada wanginya kesturi'. (HR Bukhari dan Muslim)
Ma'asyiral muslimīn a'azzakumullāh,
Ada tiga hal besar yang Allah janjikan untuk umat Islam saat Ramadhan, yaitu ampunan, rahmat, dan balasan surga. Rasulullah pernah bersabda,
.أَوَّلُ شَهْرِ رَمَضَانَ رَحْمَةٌ، وأَوْسَطُهُ مَغْفِرَةٌ، وَآخِرَهُ عِتْقٌ مِنَ النَّارِ
Artinya: Awal Bulan Ramadhan adalah rahmat, pertengahannya ampunan, dan akhirnya pembebasan dari api neraka. (Ibnu Khuzaimah)
Rahmat merupakan kasih sayang Allah kepada hamba-Nya. Berkat rahmat inilah kelak umat Islam bisa mendapat ampunan di akhirat dan memperoleh balasan surga.
Bahkan dikatakan bahwa rahmat merupakan penentu nasib seseorang kelak di hari akhir. Artinya, orang rajin beribadah, tapi jika belum meraih rahmat Allah ia tidak mendapat jaminan masuk surga.
Meski demikian, bukan berarti kita meremehkan ibadah dengan alasan mengandalkan rahmat, karena penyebab rahmat sendiri adalah ketaatan seorang hamba kepada Allah.
Ma'asyiral muslimīn a'azzakumullāh,
Keistimewaan yang Allah janjikan saat Ramadhan berikutnya adalah balasan surga bagi hamba-Nya yang taat. Rasulullah pernah bersabda,
إِذَا جَاءَ رَمَضَانَ فُتِحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِيْنَ
Artinya: Ketika Ramadhan tiba, dibukalah pintu-pintu surga, ditutuplah pintu-pintu neraka dan setan pun dibelenggu. (HR Muslim)
Berkaitan dengan hadis di atas, Syekh 'Izzuddin bin Abdissalam menjelaskan, maksud 'dibukanya pintu surga' merupakan simbol imbauan bagi umat Muslim untuk memperbanyak amal ibadah di bulan suci Ramadhan, sedangkan 'dibelengguhnya setan' merupakan simbol untuk mencegah diri dari perbuatan maksiat. (Syekh 'Izzuddin bin Abdissalam, Maqashidush Shaum, 1922: 12).
Ma'asyiral muslimīn a'azzakumullāh,
Sekian khutbah yang bisa khatib sampaikan. Semoga kita bisa melalui Ramadhan tahun ini dan tahun-tahun berikutnya dengan maksimal sehingga bisa meraih ampunan, rahmat, dan balasan surga dari Allah SWT.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
(hil/irb)