Pemantauan hilal untuk menentukan 1 Ramadan 1446 Hijriah digelar di sejumlah titik. Salah satunya di Menara Masjid Al Mabrur, Jalan Cumpat, Kedung Cowek, Surabaya.
Proses pemantauan hilal digelar sejak pukul 17.49 WIB tepat saat azan magrib berkumandang di wilayah Surabaya. Alat yang digunakan bernama rubuk untuk melihat posisi titik matahari.
Namun dari hasil pemantauan hingga pukul 17.59 WIB, hasilnya hilal tidak terlihat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Rukyatul hilal di atas Masjid Al Mabrut tidak bisa melihat bulan karena mendung. Melihat bulan itu dilakukan sejak azan magrib, kalau sebelum magrib kelihatan bulan tidak sah," ujar takmir masjid selaku pengamat hilal, KH Masdui Ahyat, Jumat (28/2/2025).
Masdui mengatakan bahwa pemantauan hilal di masjid yang berlokasi dekat dengan Pantai Kenjeran ini telah dimulai sejak tahun 1980an.
"Metode ini dipakai sejak tahun 1980an, dulu sering kelihatan," katanya.
Ia menjelaskan apabila pemantauan hilal di titik lainnya tidak terlihat, maka 1 Ramadan 1466 Hijriah akan jatuh pada 2 Maret 2025.
"Kalau satu Indonesia ndak ada yang kelihatan akan hari Minggu puasanya, kalau ada yang kelihatan se Indonesia puasa besok, mudah-mudahan," jelasnya.
Sementara hasil pemantauan hilal ini juga akan disampaikan hingga ke pusat.
"Hasilnya akan dilaporkan ke cabang oleh MWCNU Bulak dan akan dilaporkan sampai ke pusat," bebernya.
Proses pemantauan hilal di Masjid Al Mabrur juga disaksikan oleh sejumlah pihak seperti PCNU Surabaya, Ansor, Banser, dan warga setempat.
(abq/iwd)