Nyekar atau ziarah makam leluhur menjadi tradisi yang dilakukan masyarakat jelang Ramadan. Lazimnya, kegiatan tersebut dilakukan individu atau keluarga. Namun, di Pacitan, ada lembaga negara yang melestarikan kebiasaan tersebut. Yaitu Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Hal itu seperti terlihat Jumat (28/2/2025) pagi. Para komisioner dan staf lembaga penyelenggara pemilu itu mendatangi makam Desa Donorojo. Di tempat itulah, mantan anggota KPU Suhardi dimakamkan. Selama beberapa menit, suasana berubah khidmat seiring lantunan doa dan tahlil oleh peziarah.
"Momen menjelang Ramadan ini ingin kami jadikan saat mendoakan para senior kami yang lebih dipanggil Sang Pencipta. Kami berkewajiban meneruskan perjuangan almarhum," kata Ketua KPU Pacitan, Aswika Budhi Arfandhy usai nyekar kepada detikJatim, Jumat (28/2/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di mata Wika, sapaan akrab Aswika, sosok Suhardi merupakan pribadi yang tangguh dan tak kenal kompromi. Pengalamannya dalam dunia pemberdayaan masyarakat banyak diterapkan selama almarhum menjabat anggota KPU. Hal ini membuat dinamika selama beberapa kali penyelenggaraan pemilu, berakhir baik.
"Para senior dengan segudang pengalaman dan sikap bijaknya merupakan teladan bagi kami. Doa terbaik kami untuk almarhum, semoga mendapat tempat terbaik di sisi Allah," tambah Wika yang belasan tahun bekerja sebagai jurnalis.
"Selain ziarah ke makam, agenda kami yang lain adalah doa bersama yang kami laksanakan di kantor KPU melibatkan seluruh staf dan keluarga. Itu memang sudah menjadi kebiasaan rutin sejak lama. Intinya, menjelang Ramadan adalah saat merenungkan diri," paparnya.
Usai nyekar ke makam Almarhum Suhardi di Kecamatan Donorojo, rombongan melanjutkan agenda ke makam pendahulu KPU lain. Yaitu Almarhum Wahyu Nugroho dan Arsyad Puji. Lokasi ziarah terakhir yang didatangi adalah makam Almarhum Miswandi yang menjabat ketua saat awal KPU Pacitan berdiri. Ketiga makam berada di Kecamatan Kota.
(irb/hil)