Aksi mahasiswa di depan DPRD Jatim diwarnai kericuhan hingga polisi menyemprotkan water cannon untuk memukul mundur massa mahasiswa. Sekitar pukul 16.20 WIB barisan mahasiswa mulai membubarkan diri meski sebagian dari mereka masih bertahan karena masih ada 5 mahasiswa yang ditangkap polisi.
Sebelum membubarkan diri, sebenarnya mahasiswa berharap Ketua DPRD Surabaya Muhammad Musyafak Rouf kembali menemui mereka dengan kabar baik sudah menghubungi pemerintah pusat dalam hal ini Ketua DPR RI Puan Maharani dalam upaya menyampaikan aspirasi mereka.
Pada saat unjuk rasa berlangsung, Musyafak sudah menemui mahasiswa dan menandatangani tuntutan di atas mobil komando. Dia diminta menelepon Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya atau Mayor Teddy tapi sambungan telepon itu ditolak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena Musyafak tidak mengindahkan keinginan mahasiswa untuk keluar lagi, massa pun satu komando untuk maju. Situasi pun berubah tidak kondusif karena sebagian mahasiswa saat merangsek maju mulai melempar botol dan kayu hingga membuat polisi menyemprotkan water cannon.
Pantauan detikJatim, sekitar pukul 17.06 WIB masih ada sekelompok mahasiswa yang melakukan foto bersama dan dan merekam video di depan DPRD Jatim. Belum pasti apakah mereka akan melanjutkan aksi demo besok.
![]() |
"Lihat situasi hari ini. Kalau direspon negatif, api perlawanan lebih besar," kata Presiden BEM Unair, Aulia Thaariq Akbar yang akrab disapa Atta saat ditemui detikJatim usai mediasi dengan polisi, Senin (17/2/2025).
Terkait 10 tuntutan mahasiswa, Atta tidak ingin tuntutan itu hanya ditandatangani oleh Ketua DPRD Musyafak tetapi langsung disampaikan melalui telepon ke pemerintah pusat maupun DPR RI.
"Karena kami percaya seorang Ketua DPRD Jatim seharusnya memiliki pimpinan Ketua DPR RI, paling minimal itu memiliki kontaknya sehingga bisa diteruskan. Belajar dari pengalaman kemarin, setelah selesai ditandatangani seakan-akan tidak ada apa-apa," ujarnya.
"Maka dari itu ribuan massa sudah berkumpul hari ini, kami ingin lihat langsung DPRD Jatim mencetak sejarah. Kapan lagi DPRD Jatim bersinergi dengan mahasiswa dengan menelepon Ketua DPR RI terkait 10 poin tuntutan agar dipertimbangkan. Itu nggak ada salahnya, dan lebih bagus," katanya.
"Sayangnya direspons negatif, sempat telepon tapi ditolak. Ketua DPRD Jatim bilang nggak punya kontaknya (Puan Maharani), ya sudah akhirnya kertas kami dibawa dan tidak ada (tidak keluar lagi) Ketua DPRD Jatim sampai sekarang," tambahnya.
(dpe/fat)