Kericuhan Pecah, Polisi di DPRD Jatim Tembakkan Air dari Water Cannon!

Kericuhan Pecah, Polisi di DPRD Jatim Tembakkan Air dari Water Cannon!

Esti Widiyana - detikJatim
Senin, 17 Feb 2025 16:22 WIB
Polisi kerahkan water canon bubarkan demo mahasiswa di DPRD Jatim
Water cannon dikerahkan untuk pukul mundur mahasiswa di DPRD Jatim (Foto: Esti Widiyana/detikJatim)
Surabaya -

Ketegangan di DPRD Jatim pecah menjadi kericuhan. Polisi mulai menembakkan air dari kendaraan water cannon yang berada di dalam halaman DPRD Jatim untuk mengusir mahasiswa yang terus berupaya merangsek masuk.

Massa mahasiswa sendiri terus melemparkan botol air mineral hingga kayu ke arah polisi. Sembari terus menyemprotkan air itu polisi melalui pengeras suara meminta mahasiswa mundur dan tidak memaksa masuk ke halaman DPRD.

Korlap aksi yang berada di mobil komando juga meminta massa tenang dan tidak bertindak anarkis. Korlap juga meminta polisi tidak melakukan tindakan kekerasan kepada mahasiswa yang berupaya masuk ke Gedung DPRD Jatim.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kawan-kawan, kondusif kawan-kawan. Setop melemparkan botol atau kayu. Kawan-kawan saya minta kondusif!" seru orator berupaya menenangkan massa, Senin (17/2/2025) sore.

Karena belum terkendali, polisi mengerahkan pasukan Brimob untuk mengamankan pagar Gedung DPRD Jatim agar tidak sampai dimasuki mahasiswa. Ketegangan masih berlanjut, mobil water cannon yang ada di halaman mulai maju mendekat pintu gerbang untuk menghalau mahasiswa.

ADVERTISEMENT

Sebelumnya, mahasiswa mendesak masuk karena Ketua DPRD Jatim dianggap belum tuntas mengenai kesepakatan soal tuntutan bersama termasuk belum tuntas menelepon pejabat tinggi untuk menyampaikan langsung aspirasi mereka.

Sebelumnya, Ketua DPRD Jatim Musyafak Rouf tiba dari Jombang untuk menemui mahasiswa di depan Gedung DPRD Jatim. Sekitar pukul 14.45 WIB Musyafak tiba di Gedung DPRD Jatim menemui ribuan mahasiswa itu dari balik pagar kawat. Tetapi mahasiswa tidak ingin berdiskusi terhalang kawat.

Musyafak pun naik ke atas mobil komando dan sempat menandatangani tuntutan bersama. Dia juga sempat memenuhi permintaan mahasiswa untuk menelepon presiden, Ketua DPR RI, atau Sekretaris Kabinet Merah Putih.

Didampingi Sekretaris DPRD Jatim Ali Kuncoro, Musyafak menelepon mayor Teddy di hadapan orator dan sejumlah koordinator lapangan massa aksi mahasiswa dari berbagai kampus di Surabaya.

Setelah menunggu beberapa waktu, orator yang memegang ponsel milik Musyafak menunjukkan kepada massa bahwa ternyata sambungan telepon dari ponsel Musyafak ditolak oleh Mayor Teddy.

"Sayangnya Mayor Teddy menolak panggilan ini, kawan-kawan," ujar orator diikuti riuh rendah suara 'huu' menandakan kekecewaan massa.

Sang orator kembali meminta agar Musyafak maupun Ali Kuncoro untuk kembali menghubungi Mayor Teddy atau Puan Maharani. Namun Ali Kuncoro dan Musyafak menolak dan memilih turun dari mobil komando.

Saat mereka berjalan kembali masuk ke Gedung DPRD Jatim menembus kerumunan massa itulah mahasiswa sempat berupaya mengadang mereka. Situasi kembali memanas. Sejumlah mahasiswa mulai melemparkan botol berisi air mineral ke arah Ali Kuncoro maupun Musyafak Rouf.




(dpe/fat)


Hide Ads