Penyidik Ditreskrimsus Polda Jatim Cek Lokasi Proyek Rp 40 M yang Ambruk

Penyidik Ditreskrimsus Polda Jatim Cek Lokasi Proyek Rp 40 M yang Ambruk

Ainur Rofiq - detikJatim
Kamis, 13 Feb 2025 17:00 WIB
Penyidik Ditreskrimsus Polda Jatim didamping Kadis PU SDA Bojonegoro meninjau lokasi proyek Rp 40 miliar yang ambruk di Bojonegoro.
Penyidik Ditreskrimsus Polda Jatim didamping Kadis PU SDA Bojonegoro meninjau lokasi proyek Rp 40 M (Foto: Ainur Rofiq/detikJatim)
Bojonegoro -

Penyidik Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Jatim mendatangi lokasi ambruknya proyek pelindung tebing Bengawan Solo di Desa Lebaksari, Kecamatan Baureno, Bojonegoro. Mereka didampingi sejumlah pihak, termasuk dari Pemkab Bojonegoro.

Pantauan detikJatim di lokasi, ada sejumlah personel korps cokelat yang meninjau lokasi didampingi Kepala Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (PU SDA), Heri Widodo, Kabid SDA Iwan Kristian, serta Direktur PT Indopenta Bumi Permai (IBP), Ardi bersama beberapa karyawannya.

Para penyidik Polda Jatim yang dipimpin oleh Kasubdit III Tipikor Direskrimsus Polda Jatim AKBP Dr Edy Herwiyanto itu meninjau langsung sejumlah titik bangunan yang ambruk. Mereka sempat melakukan pengukuran sheet pile atau tiang pancang yang tertanam ke tanah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sayangnya, saat ditemui detikJatim di lokasi proyek tersebut, Edy enggan menyampaikan keterangan mengenai kegiatannya Kamis siang tadi. Soal keterangan mengenai tinjauan itu dia mempersilakan agar mengonfirmasi kepada Direktur Reskrimum Polda Jatim Kombes Budi Hermanto.

"Silakan soal statement langsung ke pimpinan kami ya, mohon maaf," ujarnya kepada detikJatim, Kamis (13/2/2025).

ADVERTISEMENT

Setelah meninjau kondisi proyek yang tampak porak poranda itu, para penyidik Ditreskrimsus Polda Jatim bersama Direktur PT IBP dan jajaran Dinas PU SDA Bojonegoro sempat mampir ke kantor proyek yang berada di area tanah milik mantan Kepala Desa Lebaksari.

Kepala Dinas PU SDA, Heri Widodo pada saat ditemui di sela mendampingi para penyidik Polda Jatim itu mengakui bahwa kerusakan bangunan proyek setelah ditinjau langsung memang lebih dari 10% yang mengalami sliding.

"Iya (kemarin) mungkin karena data teknis kasaran saja yang kami sampaikan. Karena saya sendiri belum mengecek (ke lapangan). Kalau saat ini bisa dibilang sekitar 27% sekian lah ya. Pokoknya sekitar itu," kata Heri Widodo.




(dpe/fat)


Hide Ads