Peternak babi di Desa Sedaeng dan Desa Wonokitri, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan, merugi ratusan juta rupiah dampak kematian massal babi.
Kepala Desa Kepala Desa Wonokitri, Wirya Aditya, mengatakan seekor babi berbobot lebih dari 1 kuintal biasanya bisa dijual seharga Rp 5 juta hingga Rp 7 juta. Di desanya ada lebih dari 20 ekor yang mati.
"Di sini hampir semua warga punya babi. Kalau 20 ekor saja mati, kerugiannya bisa Rp 140 juta," kata Wirya, Kamis (13/2/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya jumlah babi yang mati terus bertambah. Warga semakin resah dan berharap pemerintah segera menemukan obat agar babi yang masih sehat bisa diselamatkan.
"Mereka butuh solusi segera, minimal ada obatnya. Kalau dibiarkan, peternak di sini bisa bangkrut," tambahnya.
Rina Nikasari (40), salah satu warga Desa Wonokitri, mengaku babi miliknya termasuk yang mati. Babi itu berbobot 1,5 kuintal.
"Tiga hari tidak mau makan, tidak mau minum, lalu dua hari tidak bangun," kata Rina.
Kematian massal babi di Tosari dimulai sejak akhir Desember 2024. Kematian terus terjadi dan semakin hari semakin banyak. Saat ini jumlah babi mati mencapai lebih 75 ekor.
(abq/iwd)