Kritik Pedas DPRD Bojonegoro soal Proyek Rp 40 M Ambruk Belum Genap 2 Bulan

Kritik Pedas DPRD Bojonegoro soal Proyek Rp 40 M Ambruk Belum Genap 2 Bulan

Ainur Rofiq - detikJatim
Rabu, 12 Feb 2025 12:15 WIB
Proyek senilai Rp 40 M di Bojonegoro yang baru seumur jagung, ambruk
Proyek senilai Rp 40 M di Bojonegoro yang baru seumur jagung ambruk (Foto: Ainur Rofiq/detikJatim)
Bojonegoro -

Ambruknya bangunan proyek senilai Rp 40 miliar dana APBD Bojonegoro padahal baru tuntas dibangun 2 bulan, juga menuai kritik pedas dari Sukur Priyanto, anggota DPRD. Dia menyebut ada kesalahan perencanaan dan teknis.

"Patut diduga ada kesalahan dalam proses perencanaan dan teknis. Segera kami akan panggil duduk bersama para pihak terkait, (Dinas PU) SDA, konsultan, rekanan pelaksana agar kejadian ini tidak terulang kembali," kata Sukur Priyanto saat dikonfirmasi, Rabu (12/2/2025).

Dia menambahkan proyek pelindung tebing Sungai Bengawan Solo ini dirancang untuk area sungai. Semestinya mutunya harus baik dan telah melalui kajian teknis saat perencanaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini tentunya harus sudah direncanakan untuk kajian teknisnya. Apalagi ini di Bengawan ( Sungai Bengawan Solo) lokasinya. Saya sudah dapat informasi dari beberapa pihak, tapi kok nggak ada yang sinkron ini cerita (Cerita dari berbagai pihak beda-beda). Segera kita agendakan untuk memanggil semua para pihak," tambahnya.

Sebelumnya, Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (DPUSDA) Bojonegoro menyebut kerusakan proyek yang menelan anggaran APBD 2024 sekitar Rp 40 miliar sekitar 10%. Padahal lokasi kerusakan berada di dua desa yang disinyalir lebih dari 10%.

ADVERTISEMENT

Faktanya, berdasarkan pengamatan dan informasi yang dihimpun detikJatim, kerusakan yang terjadi di Desa Tanggungan sepanjang kurang lebih 200 meter. Sedangkan di Desa Lebaksari sepanjang 70 meter.

Dengan demikian, dari total panjang bangunan proyek pelindung tebing Bengawan Solo yang dikerjakan pemenang lelang yakni 980 meter ada 270 meter yang ambruk. Panjang bangunan yang ambruk itu setara kurang lebih 27% dari total bangunan proyek.

Informasi dari warga setempat, bangunan tanggul yang ambruk itu mengakibatkan beton tiang pancang yang menopang tebing terlepas dan terangkat ke permukaan tanah dengan panjang bentangan kurang lebih 250 meter.

Wanto, salah satu warga setempat menyebutkan bahwa di beberapa titik bangunan yang ambruk itu terlihat sejumlah besi cor dan proses pengeraman yang diduga tidak sesuai aturan.

"Kondisinya rusak sangat parah. Tujuan dari proyek ini sudah jelas untuk penahan tanah dari luapan air bengawan saat banjir. Tapi kok tidak kuat, padahal ini proyek besar. Pasti sudah dengan berbagai kajian dan perencanaan oleh Dinas Sumber Daya Air Bojonegoro," kata Wanto.

Tak sedikit warga di Desa Lebaksari dan Tanggungan yang heran dengan kerusakan ini. Wanto menyebutkan lokasi proyek ini berdekatan dengan jalan desa dan persawahan. Dia menduga kurangnya pengawasan pelaksanaan proyek yang menyebabkan hal itu bisa terjadi.

Sekretaris Kecamatan Boureno yang menjabat Plt Kepala Desa Lebaksari, Mu'amar Far'at menuturkan peristiwa ambruknya sejumlah ruas titik proyek itu ketika debit air di Bengawan Solo sedang tinggi.

"Seingat saya di titik lokasi tidak ada banjir hanya air Bengawan Solo tinggi. Lalu air surut terjadi rusak proyek ini. Di desa Lebaksari sekitar 70 meter yang rusak," katanya kepada detikJatim, Selasa (11/2/2025).




(hil/fat)


Hide Ads