Teka-teki Penyebab Ambruknya Proyek Rp 40 M Padahal Belum 2 Bulan Rampung

Round-Up

Teka-teki Penyebab Ambruknya Proyek Rp 40 M Padahal Belum 2 Bulan Rampung

Fatichatun Nadhiroh - detikJatim
Rabu, 12 Feb 2025 10:45 WIB
Proyek senilai Rp 40 M di Bojonegoro yang baru seumur jagung, ambruk
Proyek senilai Rp 40 M di Bojonegoro yang baru seumur jagung ambruk (Foto: Ainur Rofiq/detikJatim)
Bojonegoro -

Proyek pelindung tebing atau tanggul Bengawan Solo di bantaran Desa Tanggungan dan Lebaksari, Kecamatan Boureno, Bojonegoro ambruk hingga ratusan meter. Padahal, bangunan itu belum genap berusia 2 bulan.

Peristiwa ini tidak hanya menjadi perhatian warga, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Pj Bupati Bojonegoro turun tangan. Mereka datang melihat dari dekat lokasi kejadian.

Informasi yang dihimpun detikJatim, Tim BPK telah mendatangi lokasi ambruknya proyek itu didampingi tim teknis dari Dinas Sumber Daya Air (SDA), Inspektorat, dan rekanan pemenang tender. Kepala Dinas SDA Bojonegoro Heri Widodo membenarkan itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nggih. Sementara yang mendampingi, sesuai surat dari BPK, diminta Pak Iwan sebagai PPK-nya bersama staf terkait dan direktur rekanan yang terkait," ujar Heri Widodo, Selasa (11/2/2025).

Dikonfirmasi terkait temuan BPK di lapangan serta apa yang menjadi penyebab kerusakan proyek tanggul itu, apakah karena kualitas pekerjaan atau kesalahan teknis? Heri enggan membeberkan dan menyatakan dirinya akan segera berkoordinasi dengan pihak terkait.

ADVERTISEMENT

"Detailnya segera kita konfirmasi dengan pihak yang terkait, yakni PPK dan pengawas, sebagai bahan evaluasi. Saya berharap bukan karena mutu pekerjaan," ucap Heri Widodo.

Informasi dari warga setempat, bangunan tanggul yang ambruk itu mengakibatkan beton tiang pancang yang menopang tebing terlepas dan terangkat ke permukaan tanah dengan panjang bentangan kurang lebih 250 meter.

Wanto, salah satu warga setempat menyebutkan bahwa di beberapa titik bangunan yang ambruk itu terlihat sejumlah besi cor dan proses pengeraman yang diduga tidak sesuai aturan.

"Kondisinya rusak sangat parah. Tujuan dari proyek ini sudah jelas untuk penahan tanah dari luapan air bengawan saat banjir. Tapi kok tidak kuat, padahal ini proyek besar. Pasti sudah dengan berbagai kajian dan perencanaan oleh Dinas Sumber Daya Air Bojonegoro," kata Wanto.

Tak sedikit warga di Desa Lebaksari dan Tanggungan yang heran dengan kerusakan ini. Wanto sendiri menyebutkan lokasi proyek ini berdekatan dengan jalan desa dan persawahan. Dia menduga kurangnya pengawasan pelaksanaan proyek yang menyebabkan hal itu bisa terjadi.

Warga setempat berdatangan ke lokasi dan menjadi proyek yang dikerjakan menggunakan anggaran APBD 2024 itu sebagai tontonan. Mereka datang ke lokasi melihat langsung kondisi bangunan yang porak poranda.

"Mungkin bisa jadi karena kurang pengawasan saat pengerjaan. Jadi nggak karuan, eman (sayang) anggaran akeh (banyak) tapi nggak sesuai harapan warga sini, tahunya sudah bulan kemarin kejadian ini," ucap Yudi warga Lebaksari.

PJ Bupati Bojonegoro Adriyanto tidak berkomentar banyak selain menyatakan bahwa dirinya sudah menegur Kepala Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (PU SDA) Heri Widodo agar segera mengingatkan pihak rekanan.

"Nanti kami minta kontraktor tanggung jawab. Itu masih perawatan, saya sudah minta pak Kadis ingatkan kontraktornya," kata Adriyanto, Selasa (11/2/2025).




(hil/fat)


Hide Ads