Proyek pelindung tebing Bengawan Solo di Desa Tanggungan dan Lebaksari, Kecamatan Baureno, Bojonegoro hingga hari ini belum dibenahi. Bangunan penahan tebing yang rusak terlihat mangkrak dan menjadi tontonan warga yang melintas di jalan maupun nongkrong di warung sekitar.
Sejumlah warga desa Tanggungan dan Lebaksari yang sempat ditemui detikJatim menuturkan bagaimana awal mula ambruknya sejumlah ruas beton proyek pelindung tebing tersebut terjadi pada pertengahan Desember 2024.
"Sekitar pertengahan Desember. Saat itu setelah hujan deras debit air bengawan tinggi. Lalu ada beberapa bagian yang doyong dan terangkat. Lebih parah saat air bengawan surut bangunan itu malah tambah parah rusaknya," kata salah satu warga Tanggungan berinisial MH.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Senada dengan warga, Sekretaris Kecamatan Boureno yang menjabat Plt Kepala Desa Lebaksari, Mu'amar Far'at menuturkan peristiwa ambruknya sejumlah ruas titik proyek itu ketika debit air di Bengawan Solo sedang tinggi.
"Seingat saya di titik lokasi tidak ada banjir hanya air Bengawan Solo tinggi. Lalu air surut terjadi rusak proyek ini. Di desa Lebaksari sekitar 70 meter yang rusak," katanya kepada detikJatim, Selasa (11/2/2025).
Warga Desa Lebaksari dan Tanggungan juga menuturkan proyek itu berjalan hanya sekitar 3 bulan. Saat terjadi kerusakan, di lokasi proyek masih ada sejumlah pekerja yang sedang menata batu bronjong.
"Pokoke cepet garape proyek iki, pas ambruk iku isih ono wong wong kerjo noto watu bronjong (pokoknya cepat pengerjaan proyek ini, saat ambruk itu masih ada orang-orang yang kerja menata batu bronjong)," kata AT, warga lain di sekitar lokasi proyek.
Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air Kabupaten Bojonegoro menyebutkan kerusakan proyek yang menelan anggaran APBD 2024 sekitar Rp 40 miliar itu hanya sekitar 10%.
"Itu yang sliding 10%. Dinyatakan gagal konstruksi kalau seluruh area ambruk semua. Peryataan rekanan sudah siap perbaiki hanya nunggu waktu," kata Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Dinas SDA Bojonegoro untuk proyek tersebut, Iwan Kristian kepada detikJatim, Selasa (11/2/2025).
Faktanya, berdasarkan pengamatan dan informasi yang dihimpun detikJatim, kerusakan yang terjadi di desa Tanggungan sepanjang kurang lebih 200 meter, sedangkan di Desa Lebaksari sepanjang 70 meter.
Dengan demikian, dari total panjang bangunan proyek pelindung tebing Bengawan Solo yang dikerjakan pemenang lelang yakni 980 meter ada 270 meter yang ambruk. Panjang bangunan yang ambruk itu setara kurang lebih 27% dari total bangunan proyek.
(dpe/fat)