Buaya muara yang muncul di tambak bandeng milik Agus di Dusun Tlocor, Desa Kedungpandan, Kecamatan Jabon, Sidoarjo, belum berhasil ditangkap. Hal ini membuat Agus gagal panen hingga mengalami kerugian puluhan juta rupiah.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh Tim Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar Satuan Kerja (Satker) Surabaya, dibantu oleh Lembaga Penangkaran Buaya Batu, Malang. Namun hingga kini, buaya tersebut masih sering muncul di kolam tambak.
Agus mengatakan, buaya di tambaknya sudah sepekan belum berhasil ditangkap oleh BPSPL Denpasar Satker Surabaya, meskipun telah dibantu Lembaga Penangkaran Buaya Batu, Malang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Akibat belum berhasil menangkap buaya di kolam tambak, kami mengalami kerugian puluhan juta, kurang lebih sekitar Rp 50 juta," kata Agus di lokasi tambaknya, Jumat (7/2/2025).
Ia mengaku pertama kali melihat buaya itu sepekan lalu saat hendak mengambil jaring kepiting di pagi hari. Kemunculan binatang buas tersebut membuatnya terkejut.
"Kemudian kami meminta bantuan ke BPSPL dan BPBD Sidoarjo untuk mengevakuasi buaya tersebut. Namun hingga saat ini, buaya belum bisa ditangkap, alasan dari BPSPL belum memiliki peralatan yang lengkap," jelas Agus.
"Sementara itu, dari pihak BPBD Sidoarjo hanya memberikan jawaban melalui chat WhatsApp, tidak berani," imbuhnya.
Agus berharap, ada pihak yang bisa membantu mengevakuasi buaya agar tambaknya kembali bisa digunakan dengan aman.
"Yang terpenting kami mengharapkan ada solusi yang terbaik, agar kami bisa kembali bekerja menjadi petambak yang mendapatkan hasil. Karena kolam tambaknya ada buayanya, setiap hari saya bekerja ikut tambak orang lain, untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga," tandasnya.
Sementara itu, Kepala BPBD Sidoarjo, Mustain Baladan, saat dikonfirmasi detikJatim mengatakan, pihaknya sudah menerima laporan dari pemilik tambak terkait keberadaan buaya muara di Dusun Tlocor, Desa Kedungpandan.
"Tidak berani," kata Mustain melalui telepon selulernya.
(irb/hil)