Seorang petambak di Sidoarjo, Agus, tengah menghadapi ancaman serius pada mata pencahariannya. Ikan nila, bandeng, dan kepiting yang seharusnya sudah siap dipanen, kini terancam gagal karena kehadiran seekor buaya di tambaknya.
Tambak yang berlokasi di Dusun Tlocor, Desa Kedungpandan, Kecamatan Jabon, Sidoarjo itu kini menjadi tempat munculnya buaya yang kerap terlihat di permukaan air. Setiap kali Agus mendekati tambaknya, reptil ganas itu selalu menampakkan diri, seolah mengawasi gerak-geriknya.
Agus mengaku pertama kali melihat buaya itu pada Senin (27/1) dan sejak saat itu, kemunculannya terus berulang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setiap saya ke tambak, binatang itu selalu muncul. Sebenarnya ikan nila, bandeng, dan kepiting sudah waktunya panen, tapi karena ada buaya itu akhirnya saya gagal panen," ujarnya saat ditemui detikJatim, Senin (3/2/2025).
Agus menduga, buaya tersebut berasal dari Sungai Porong yang berjarak sekitar 10 meter dari tambaknya. Tak ingin kehilangan hasil panennya, ia pun melaporkan keberadaan predator itu ke pihak terkait dengan harapan segera dievakuasi.
"Saya sudah melaporkan keberadaan buaya itu ke instansi terkait. Kami berharap buaya itu bisa segera dilakukan evakuasi. Agar saya bisa memanen ikan dan kepiting," tambahnya.
Menanggapi laporan ini, Koordinator Satker Surabaya BPSPL Denpasar, Suwardi mengonfirmasi bahwa pihaknya menerima laporan sejak Senin (27/1) dan telah melakukan observasi di lokasi. Namun, karena keterbatasan personel, pihaknya harus menggandeng lembaga penangkaran buaya dari Batu dan Malang.
"Kemudian kami orientasi hari Jumat ke tambak, karena kami tidak punya personel kami menghubungi Lembaga Penangkaran Buaya dari Batu dan Malang. Kemudian pihak penangkaran bersedia ke lokasi munculnya buaya itu," jelas Suwardi.
Penanganan evakuasi ini tak bisa dilakukan sembarangan. Sesuai SOP, penangkapan buaya biasanya dilakukan dengan jebakan atau pancingan, misalnya dengan umpan ayam. Buaya tersebut diidentifikasi sebagai jenis buaya muara yang dilindungi, sehingga penanganannya membutuhkan metode khusus.
"Memang habitatnya buaya ketika banjir masuk. Jenis buaya di dalam kolam tambak ini berjenis muara. Ukurannya kurang lebih satu meter, jenisnya buaya muara yang dilindungi. Jadi butuh penanganan khusus," tandasnya.
Sementara itu, Agus hanya bisa berharap proses evakuasi segera dilakukan agar ia tidak semakin merugi akibat teror buaya ini.
(irb/hil)