Kepala Kemenag Lamongan menyayangkan peristiwa guru memberi penjelasan soal status eligible SNBP sambil gebrak meja di MAN 1 Lamongan. Kemenag Lamongan telah meminta keterangan dari pihak sekolah.
"Kami menyayangkan peristiwa tersebut, semoga kejadian ini menjadi yang terakhir kalinya," kata Kemenag Lamongan HM Muhlisin Mufa kepada detikJatim, Kamis (6/2/2025).
Selain menyayangkan kejadian itu, kata Muhlisin, pihak Kemenag Lamongan sendiri telah bertemu dengan kepala MAN 1 Lamongan dan telah mendapatkan informasi dari pihak sekolah terkait apa yang telah terjadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihak Kemenag Lamongan sendiri, kata Muhlisin tentu akan memberikan sanksi kepada guru yang bersangkutan. Namun bentuk sanksi tersebut masih dalam pendalaman dari Kemenag Lamongan.
"Sanksi tentu saja akan ada, ini masih kita dalami," tandasnya.
Pihak sekolah, kata Muhlisin, telah bertemu dengan wali murid dan juga 22 siswa yang tidak bisa masuk sistem pendaftaran Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP) dan menjelaskan apa yang terjadi.
Antara pihak sekolah dengan siswa dan wali murid sudah mencapai kesepahaman dan semua pihak berkomitmen untuk saling memperbaiki dan mengevaluasi demi kebaikan bersama.
"Pihak sekolah telah menjelaskan situasi ini kepada wali murid pada Senin (3/2/2025). Ke 22 siswa yang terdampak juga telah menerima penjelasan secara menyeluruh dari pihak sekolah," ujarnya.
Muhlisin menambahkan pihak sekolah pun sudah berkomitmen mendampingi siswa hingga bisa mendaftar ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Muhlisin berharap agar peristiwa semacam ini tidak terjadi lagi ke depannya dan menjadi bahan evaluasi.
(dpe/iwd)