Duduk Perkara Guru Lamongan Gebrak Meja ke Siswa Menurut MAN 1 Lamongan

Duduk Perkara Guru Lamongan Gebrak Meja ke Siswa Menurut MAN 1 Lamongan

Eko Sudjarwo - detikJatim
Rabu, 05 Feb 2025 20:20 WIB
Kepala MAN 1 Lamongan saat menyampaikan klarifikasi soal guru gebrak meja ke siswa.
Kepala MAN 1 Lamongan saat menyampaikan klarifikasi soal guru gebrak meja ke siswa. (Foto: Eko Sudjarwo/detikJatim)
Lamongan -

Sebanyak 22 siswa MAN 1 Lamongan tidak masuk data eligible siswa untuk bisa mendaftar Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP). Saat menanyakan itu, mereka justru mendapat penjelasan dari guru dengan nada tinggi sambil menggebrak-gebrak meja.

Video berdurasi 25 detik tentang peristiwa itu viral di media sosial. Akibat sikap guru yang terkesan arogan saat memberikan penjelasan tentang data eligible tersebut terdengar dalam video sejumlah siswa menangis.

Berkaitan dengan peristiwa ini, Kepala MAN 1 Lamongan Nur Endah Mahmudah menjelaskan apa yang terjadi itu dilatarbelakangi dengan kesalahan komunikasi. Menurutnya, secara administratif 22 siswa itu sebenarnya tidak ada masalah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, karena pada 2025 ini MAN 1 Lamongan menerapkan sistem baru e-rapor yang terintegrasi dengan Rapor Digital Madrasah (RDM) dan akan terhubung ke Pusat Data dan Informasi (Pusdatin), ada 22 siswa yang nilainya tidak terbaca sistem.

Imbasnya, nama 22 siswa itu tidak terdaftar sebagai siswa berstatus eligible untuk mengikuti seleksi SNBP. Namun, Endah memastikan meski siswa tidak memenuhi syarat jalur SNBP mereka masih punya alternatif masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) melalui jalur lain seperti SNBT, SPAN, PTKIN, atau jalur mandiri.

ADVERTISEMENT

"Yang terjadi ini hanya miskomunikasi dan Alhamdulillah semuanya sudah ok," terangnya.

Viral guru di Lamongan beri penjelasan ke siswa yang tidak bisa masuk data pendaftaran SNPB sambil gebrak meja.Viral guru di Lamongan beri penjelasan ke siswa yang tidak bisa masuk data pendaftaran SNPB sambil gebrak meja. (Foto: tangkapan layar)

Endah mengingatkan kuota jalur manual hanya mencakup 40%, lebih kecil dibandingkan dengan jalur e-Rapor yang mencapai 45%. Meski demikian ini memberi harapan baru bagi siswa yang sebelumnya tidak terdaftar.

"Status eligible tidak menjamin masuk PTN, tetapi memberikan hak untuk mendaftar. Siswa tetap harus bersaing di tingkat nasional sesuai pilihan kampusnya," jelasnya lebih lanjut.

Endah mengatakan demi memastikan komunikasi yang jelas, pihak sekolah telah menjelaskan situasi ini kepada wali murid pada Senin (3/2). Seluruh wali murid dari 22 siswa yang terdampak telah menerima penjelasan menyeluruh.

"Antara pihak sekolah dengan siswa dan wali murid sudah mencapai kesepahaman dan semua pihak berkomitmen saling memperbaiki dan mengevaluasi demi kebaikan bersama," jelas Endah.

Endah berharap masyarakat bisa lebih memahami situasi yang terjadi dan melihatnya secara lebih objektif. Bagi siswa yang terdampak, Endah menyatakan sekolah telah menerima kabar bahwa ada kesempatan bagi mereka untuk mendaftar kembali meskipun masih menunggu kepastian teknis.

"Jika memungkinkan, pihak sekolah akan memastikan data diisi ulang dengan benar melalui jalur manual," ungkapnya.




(dpe/iwd)


Hide Ads