Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini terkait siklon tropis di wilayah Indonesia. Tak terkecuali wilayah Jawa Timur (Jatim) yang waspada potensi hujan dengan intensitas sedang disertai angin kencang sepekan ke depan.
Dilansir laman resminya, BMKG melalui Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) Jakarta memantau perkembangan cuaca ekstrem. Utamanya, Siklon Tropis Vince dan Taliah yang terbentuk di Samudra Hindia Selatan Indonesia, serta potensi bibit siklon baru di Samudra Pasifik Barat.
Berdasarkan analisis terbaru, Siklon Tropis Vince telah bergerak menjauhi wilayah Indonesia. Siklon ini diprediksi tidak berpengaruh terhadap dinamika cuaca di Indonesia. Jadi, masyarakat diharapkan tidak terlalu khawatir terkait dampak dari pergerakan Vince.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara Siklon Tropis Taliah masih aktif di Samudra Hindia Selatan, sekitar 920 km di barat daya Cilacap, Jawa Tengah. Siklon ini diperkirakan tetap aktif dalam 24-72 jam ke depan, dengan pergerakan ke arah barat semakin menjauhi Indonesia.
Taliah berpotensi menyebabkan hujan dengan intensitas sedang yang disertai angin kencang, terutama di wilayah pesisir selatan Banten hingga Jawa Timur. Gelombang tinggi juga diprediksi terjadi di beberapa perairan, dengan ketinggian antara 2,5-4 meter.
"Siklon Tropis Taliah berpotensi menyebabkan hujan dengan intensitas sedang yang dapat disertai angin kencang di wilayah pesisir selatan Banten hingga Jawa Timur," jelas Deputi Bidang Meteorologi Guswanto dalam rilisnya, Rabu (5/2/2025).
"Gelombang tinggi dengan ketinggian 2,5-4 meter diperkirakan terjadi di perairan barat Lampung, Samudra Hindia barat Bengkulu hingga Lampung, Selat Sunda bagian selatan, Perairan selatan Jawa hingga Pulau Rote, serta Samudra Hindia selatan Banten, Jawa Tengah hingga NTT," sambungnya.
Gelombang di Samudra Hindia selatan Jawa Barat juga diperkirakan bisa mencapai 4-6 meter dalam dua hari ke depan. Oleh karena itu, BMKG mengimbau masyarakat pesisir, nelayan, dan operator transportasi laut untuk lebih berhati-hati, karena cuaca ekstrem ini berisiko terhadap keselamatan pelayaran.
BMKG juga mengidentifikasi bibit siklon baru di Samudra Pasifik Barat, tepatnya di utara Papua Barat. Sistem yang diberi nama Bibit Siklon 92W ini diprediksi bergerak ke arah barat hingga barat laut menuju wilayah selatan Kepulauan Filipina.
Akibatnya, dalam beberapa hari ke depan, bibit siklon ini diperkirakan menyebabkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua, Maluku Utara, dan Sulawesi Utara.
"Selain itu, juga berdampak meningkatkan ketinggian gelombang hingga mencapai 2,5 meter di Laut Maluku, Perairan Kepulauan Sangihe-Talaud, Perairan Halmahera, Laut Halmahera, serta perairan utara Papua Barat Daya hingga Papua," ungkap Guswanto.
Selain fenomena Siklon Tropis, peningkatan curah hujan di beberapa wilayah Indonesia juga dipengaruhi faktor lain, seperti meningkatnya aktivitas monsun dan seruakan dingin dari Asia. Kondisi ini dapat memperkuat intensitas hujan di wilayah Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan Sulawesi.
"Monsun dan seruakan dingin dari Asia turut berkontribusi pada peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia, khususnya di bagian barat dan tengah," ungkap Direktur Meteorologi Publik Andri Ramdhani.
Kondisi ini semakin diperkuat dengan aktivitas gelombang Rossby Ekuatorial dan gelombang Kelvin yang diprakirakan tetap aktif hingga pekan depan, khususnya di wilayah Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi. BMKG pun mengingatkan masyarakat di daerah rawan bencana untuk tetap waspada, terutama saat hujan deras terjadi.
"Saat hujan deras terjadi, perhatikan tanda-tanda awal longsor seperti munculnya retakan tanah atau rembesan air. Hindari aktivitas di area berlereng curam, dan pastikan sistem drainase berfungsi dengan baik guna mengurangi risiko genangan dan banjir," jelasnya.
BMKG memastikan akan terus memantau perkembangan sistem cuaca dan memberikan pembaruan informasi secara berkala. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk selalu mengakses informasi resmi BMKG melalui situs web bmkg.go.id, media sosial @infobmkg, atau aplikasi InfoBMKG.
"Kami mengajak semua pihak untuk tidak mengabaikan potensi dampak dari sistem cuaca yang berkembang saat ini. Tetap waspada, siaga, dan selalu pantau informasi resmi BMKG agar kita bisa bersama-sama mengurangi risiko bencana hidrometeorologi," tutup Andri.
(hil/irb)