Pemkab Malang Ungkap Penyebab Banyaknya Jalan Bolong di Jalibar

Pemkab Malang Ungkap Penyebab Banyaknya Jalan Bolong di Jalibar

Muhammad Aminudin - detikJatim
Selasa, 04 Feb 2025 16:20 WIB
Perbaikan Jalibar Malang
Perbaikan Jalibar Malang (Foto: Muhammad Aminudin/detikJatim)
Malang -

Jalur Lingkar Barat (Jalibar) yang menjadi penghubung Malang-Blitar via Kepanjen langganan bolong saat musim hujan. Penyebab banyaknya jalan bolong ini karena buruknya sistem drainase di jalan alternatif tersebut.

Dinas PU Bina Marga Kabupaten Malang akan menggandeng tim ahli untuk menyiapkan penanganan jangka panjang dalam membangun sistem drainase di Jalibar yang terletak di wilayah Kepanjen, Kabupaten Malang, itu.

"Mengingat di sepanjang Jaibar tidak ada sistem drainase yang baik, maka ini akan kami kaji lebih dalam dengan tim ahli hidrologi dan perguruan tinggi," ujar Kepala PU Bina Marga Kabupaten Malang Khairul Isnaidi Kusuma kepada wartawan, Selasa (4/2/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Khairul menyebut, belum adanya sistem drainase yang baik di Jalibar menjadi penyebab banyak kerusakan infrastruktur jalan di Jalibar.

Jika curah hujan tinggi, kata Khairul, sejumlah titik jalan akan tergenang air hujan. Kondisi itu yang mengakibatkan aspal menyusut dan rusak.

ADVERTISEMENT

"Kerusakan jalan di Jalibar, karena tidak adanya sistem drainase. Jika turun hujan, akan banyak genangan air," sebutnya.

Selain melakukan kajian dengan tim ahli, Khairul mengaku ada beberapa langkah lain untuk mengantisipasi kerusakan jalan di Jalibar.

Yaitu dengan meninggikan konstruksi jalan, apabila hujan turun. Maka air dari pinggiran jalan tidak sampai meluber ke badan jalan.

"Banyak skema tentunya yang bisa dilakukan dalam waktu jangka panjang. Seperti melakukan raising road atau meninggikan konstruksi jalan untuk mengurangi resiko banjir," sambungnya.

Pihaknya berharap, skema tersebut dapat menjadi solusi atas permasalahan yang kerap terjadi setiap tahunnya, terlebih saat musim hujan terjadi, sejumlah titik aspal di Jalibar kerap rusak dan berlubang.

"Faktanya hingga sekarang tidak ada sistem drainase yang baik. Itu yang membuat jalan kerap kali berlubang, karena saat musim hujan air tidak dapat mengalir dan hanya menggenang di aspal," harapnya.

Khairul menambahkan, untuk pemeliharaan hingga rehabilitasi Jalibar hanya mampu dilakukan secara bertahap karena keterbatasan anggaran.

"Dengan panjang jalan 9 kilometer, tentunya anggaran kita tidak cukup untuk melakukan pemeliharaan secara menyeluruh. Harus bertahap," imbuhnya.

Saat ini Dinas Bina Marga Kabupaten Malang sudah melakukan rehabilitasi jalan rusak di Jalibar sepanjang 1,2 kilometer dengan alokasi anggaran sebesar Rp 2 miliar. Rehabilitasi jalan dijadwalkan selesai pada awal Febuari 2025.




(hil/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads