Kota di Kanada ini dulunya sangat maju. Namun kota ini sekarang benar-benar mati hingga menjadi sebuah misteri.
Kota bernama Anyox itu dulunya sangat maju berkat tambang tembaga hingga emas. Namun karena suatu kejadian, Kota Anyox akhirnya ditinggalkan penghuninya dan menjadi kota mati.
Namun matinya Kota Anyox menjadi daya tarik tersendiri karena wisatawan kerap datang untuk menguji nyali atau sekadar melihat-lihat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir Express, kota ini dijuluki sebagai kota hantu karena telah ditinggal penduduknya, terbengkalai, dan sangat terpencil. Pengunjung hanya bisa datang ke kota ini lewat jalur air dan udara saja.
Lantas, bagaimana bentuk Anyox saat masih ramai dan hidup?
Kota Anyox merupakan kawasan yang terbentuk berkat aktivitas tambang yang berada di sana. Kawasan ini dahulunya ramai, ada sekitar 3.000 penduduk yang tinggal di sana berdagang pada 1910-an.
Kota tersebut dibangun oleh perusahaan bernama Granby Consolidated Mining, Smelting and Power Company untuk menambang dan memproduksi tembaga, perak, dan emas.
Kota ini dulunya berkembang seperti daerah maju lainnya, ada daerah komersial seperti pertokoan. Lengkap dengan rumah sakit, pelabuhan yang besar, jalan yang rapi, dan rel kereta api ke seluruh provinsi.
Pemandangan alamnya juga tak kalah indah karena letaknya di lereng bukit hijau dan dekat dengan perairan.
Pertambangan di kota tersebut menghasilkan dan mengolah 5.400 ton biji setiap harinya. Bahkan selama 25 tahun beroperasi, mereka berhasil menyalurkan 4 ton emas, 230 ton perak, dan 340 ribu ton tembaga. Hasil tambang tersebut disalurkan dengan lokomotif uap dan listrik dari tambang ke penghancur.
Namun, masa kejayaan kota tersebut hanya bertahan hingga 1935. Setelah 25 tahun, kota tersebut mengalami masalah. Pada tahun tersebut harga tembaga jatuh sekali di pasaran. Hasil tambang 50 juta kilogram tembaga dikabarkan tidak terjual. Kerugian yang mereka tanggung setara penghasilan produksi tiga tahun. Tembaga yang tak terjual tersebut akhirnya hanya ditumpuk di dekat pelabuhan.
Imbasnya penutupan tambang tersebut, para pekerja dipecat. Seluruh penduduk kota yang bekerja di tambang tersebut kehilangan sumber pendapatan dan menjadi tuna wisma.
Untuk dapat tetap bertahan hidup, warga kota tersebut membongkar bangunan dan lokasi penambangan. Material apa pun yang berharga, dijual ke kota lain.
Penutupan tambang bukan akhir cerita. Lokasi perumahan yang berada di lembah gunung sangat berisiko terjadi kebakaran hutan. Kebakaran besar tersebut terjadi pada 1946 dan menghancurkan kota dalam sekejap. Hal yang tersisa dari Kota Anyox adalah struktur beton dan baja bangunan yang selamat dari kobaran api.
Artikel ini telah tayang di detikProperti, selengkapnya bisa dibaca di sini
(aqi/iwd)