Evaluasi Pj Gubernur Jatim Usai Outing Class Pantai Drini Berujung Tragedi

Evaluasi Pj Gubernur Jatim Usai Outing Class Pantai Drini Berujung Tragedi

Enggran Eko Budianto - detikJatim
Kamis, 30 Jan 2025 20:53 WIB
Pj Gubernur Jatim bertakziah ke rumah salah satu siswa korban terseret ombak di Pantai Drini, Jogja.
Pj Gubernur Jatim bertakziah ke rumah salah satu siswa korban terseret ombak di Pantai Drini, Jogja. (Foto: Enggran Eko Budianto/detikJatim)
Kota Mojokerto -

Outing class SMPN 7 Kota Mojokerto di Pantai Drini, Yogyakarta berujung tragedi 4 siswa tewas terseret ombak di pantai itu. Setelah mengevaluasi tragedi ini Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono menyampaikan 4 catatan untuk para kepala sekolah.

Adhy menilai outing class bagus dan penting diselenggarakan demi meningkatkan perkembangan siswa melalui pembelajaran di luar kelas. Namun, ia memberi 4 catatan kepada semua kepala sekolah dari tingkat PAUD, TK, SD, SMP, hingga SMA.

Pertama, apakah itu outing class, study tour, atau kegiatan sejenisnya, Adhy menganjurkan agar sekolah memilih destinasi wisata yang benar-benar aman bagi para siswa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Musim liburan bulan Februari ini bersamaan dengan musim hujan dengan potensi bencana hidrometrologi yang besar, termasuk gelombang tinggi. Maka harus dihindari destinasi wisata yang berisiko bencana hidrometrologi," ujarnya usai takziah di rumah Rifki Yudha Pratama (13) di Kota Mojokerto, Kamis (30/1/2025).

Kedua, kata Adhy, sekolah harus menugaskan pendamping untuk menjaga keamanan para siswa selama outing class. Sehingga para siswa bisa bermain dengan aman. Ketiga, panitia outing class dilarang menyusun jadwal yang terlalu padat sehingga membuat siswa kelelahan.

ADVERTISEMENT

Informasi yang diperoleh detikJatim, jadwal outing class SMPN 7 Kota Mojokerto pada Selasa (28/1), cukup padat. Mulai dari mandi, salat subuh dan sarapan di Pantai Drini pukul 04.00-09.00 WIB, Heha Sky View pukul 10.30-12.00 WIB, lalu makan siang 12.30-13.30 WIB.

Setelah makan siang, mereka dijadwalkan membatik di Batik Jawon 14.00-16.00 WIB, pusat oleh-oleh 16.30-17.30 WIB, makan malam pukul 18.00-19.00 WIB, jalan-jalan di Malioboro 19.30-21.30 WIB, lalu perjalanan pulang pukul 21.30 WIB.

"Khususnya untuk siswa SD dan SMP harus istirahat dulu baru berenang. Perhatikan jadwal yang kondusif, jangan terlalu ketat," jelasnya.

Ada pun poin keempat yang disampaikan Adhy, pihak sekolah atau panitia outing class harus memilih armada bus yang benar-benar laik jalan. Sehingga bisa meminimalkan risiko kecelakaan lalu lintas.

"Saya kira ini pelajaran besar. Setiap outing class berisiko, tapi kejadian di pantai mestinya sudah jadi perhatian betul bahwa potensi bencana di pantai sangat tinggi, apalagi pantai selatan," ujarnya.

Adhy bertakziah dan memberi santunan Rp 10 juta dan bantuan lainnya kepada masing-masing keluarga korban meninggal dalam tragedi outing class SMPN 7 Kota Mojokerto di Pantai Drini.

Keempat korban meninggal itu yakni Alfian Aditya Pratama (13) warga Gang Flamboyan, Kelurahan Wates, Magersari, Kota Mojokerto. Kemudian Rayhaki Fatqiyansyah (13) warga Dusun/Desa Penompo, Jetis, Mojokerto.

Selanjutnya ada Malven Yusuf Adliqo (13) warga Lingkungan Balongrawe, Kelurahan Kedundung, Magersari, Kota Mojokerto serta Rifki Yudha Pratama (13) asal Perumahan The Suam Residence, Kelurahan Kedundung.

Pj Wali Kota Mojokerto Moh Ali Kuncoro menuturkan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Mojokerto Ruby Hartoyo telah melayangkan surat edaran ke semua satuan pendidikan. Surat itu berisi pembatasan outing class hingga tuntasnya evaluasi kecelakaan laut yang menewaskan 4 siswa SMPN 7.

"Karena outing class sebenarnya program yang baik, salah satu bagian kurikulum merdeka belajar. Namun, memang harus kita akui banyak hal yang harus dievaluasi. Pertama, penentuan lokasi. Kedua, time schedule yang disusun. Saya perintahkan Kepala Disdikbud agar betul-betul selektif memberikan izin outing class. Diutamakan yang sarat edukasi yang minim risiko ke siswa, seperti ke museum, perpustakaan, situs Majapahit, wisata religi di Trowulan," tandasnya.

Outing class SMPN 7 Kota Mojokerto diikuti 257 siswa kelas 7 dan 8. Mereka diberangkatkan dengan 5 bus dan didampingi 16 guru pada Senin (27/1) malam. Outing class untuk meningkatkan wawasan para siswa.

Rombongan outing class tiba di Pantai Drini di Desa Banjarejo, Tanjungsari, Gunungkidul, Yogyakarta pada Selasa (28/1) sekitar pukul 04.00 WIB. Tragedi terjadi saat para siswa dijadwalkan sarapan di rumah makan di area pantai tersebut.

Pagi itu sekitar pukul 07.00 WIB, 13 siswa terseret ombak saat bermain di Pantai Drini. Dari jumlah itu, 9 siswa berhasil diselamatkan oleh penjaga pantai, 3 siswa ditemukan tewas, 1 siswa hilang. Siswa yang hilang, Rifki Yudha Pratama (13) ditemukan pagi tadi sekitar pukul 07.30 WIB dalam kondisi tewas.

Sembilan korban selamat dirawat di 2 rumah sakit. Yaitu 7 siswa sempat dirawat di RSUD Saptosari, Gunungkidul dan 2 siswa dirujuk ke RSUP dr Sardjito, Yogyakarta. Karena 2 siswa yang dirujuk itu terlalu banyak menelan air laut sehingga mengalami iritasi lambung.

Tujuh siswa telah dipulangkan dari RSUD Saptosari pada Selasa (28/1). Mereka pulang ke Kota Mojokerto bersama rombongan 5 bus SMPN 7. Iring-iringan bus outing class itu tiba pada Selasa (28/1) malam sekitar pukul 21.00 WIB.




(dpe/iwd)


Hide Ads