Ortu Salah Satu Siswa SMPN 7 yang Tewas di Pantai Drini Menolak Damai

Ortu Salah Satu Siswa SMPN 7 yang Tewas di Pantai Drini Menolak Damai

Enggran Eko Budianto - detikJatim
Kamis, 30 Jan 2025 20:25 WIB
kedatangan jenazah siswa SMPN 7 Kota Mojokerto Terseret ombak
Jenazah salah satu siswa SMPN 7 Kota Mojokerti yang tenggelam usai terseret ombak di Pantai Drini Jogja. (Foto: Enggran Eko Budianto/detikJatim)
Kota Mojokerto -

Orang tua Malven Yusuf Adliqo (13), siswa SMPN 7 Kota Mojokerto yang meninggal terseret ombak Pantai Drini menolak berdamai. Mereka bahkan merobek surat perdamaian yang disodorkan wali kelas anaknya.

Ibu Malven, Istiqomah (38) mengaku sempat tidak mengizinkan putranya mengikuti outing class yang digelar SMPN 7 Kota Mojokerto. Sebab, dia melihat kondisi cuaca ekstrem saat ini dan biaya outing class ke Yogyakarta yang mencapai Rp 500.000.

"Saya sudah ngomong ke wali kelasnya kalau tidak ikut. Kata wali kelasnya bisa diangsur. Kemudian anaknya (mediang Malven) dipanggil, ditanya ikut apa tidak?" Terangnya kepada wartawan di rumah duka, Lingkungan Balongrawe, Kelurahan Kedundung, Magersari, Kota Mojokerto, Kamis (30/1/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Firasatnya terjadi. Putranya menjadi satu dari 4 korban tewas tragedi di Pantai Drini, Desa Banjarejo, Tanjungsari, Gunungkidul, Yogyakarta. Saat ini Istiqomah sekeluarga mengaku kesal dengan SMPN 7 Kota Mojokerto.

Ibu 3 anak ini mengaku disodori surat pernyataan damai oleh wali kelas 7C pada Rabu (29/1) sekitar pukul 13.00 WIB. Siang kemarin, sejumlah guru dan komite sekolah mendatangi rumahnya.

ADVERTISEMENT

"Kami disodori surat, disuruh baca dan diminta tanda tangan secepatnya. Akhirnya kami robek karena emosi. Kami masih berduka, belum waktunya," katanya.

Istiqomah juga kesal tidak ada penjelasan dari SMPN 7 Kota Mojokerto ihwal kronologi putranya meninggal terseret ombak Pantai Drini. Padahal para guru 2 kali datang ke rumahnya untuk menyampaikan dukacita, yakni pada Selasa (28/1) dan Rabu (29/1).

"Guru-gurunya datang ke sini juga diam saja. Cuma mengucapkan belasungkawa," jelasnya.

Ayah Malven, Yosef (44) menuturkan surat yang disodorkan wali kelas 7C SMPN 7 Kota Mojokerto berisi pernyataan di mana orang tua mengikhlaskan kematian Malven dan dijanjikan santunan usai menandatangani surat pernyataan itu.

"Isinya pihak keluarga harus mengikhlaskan dan tidak menuntut ke ranah hukum. (Upaya hukum?) Kalau saya ada rencana, tapi belum sekarang. Mungkin setelah 7 harinya," ujarnya.

Pj Wali Kota Mojokerto Moh Ali Kuncoro mengaku langsung mengecek masalah surat itu kepada kedua belah pihak. Menurutnya, masalah surat damai itu sebatas kesalahan komunikasi (missed communication) antara SMPN 7 dengan orang tua Malven.

"Saya pikir ada missed komunikasi. Surat yang dimaksud surat administrasi menjadi kelengkapan pemberkasan. Saat kejadian laka laut, otomatis pihak Gunungkidul harus merespons cepat dan harus memberi laporan kepada atasannya," ujarnya kepada detikJatim.

"Jadi, tidak ada kehendak pihak sekolah, pendidikan, Pemkot Mojokerto lepas tangan. Bisa dilihat respons kami menangani ini," ujarnya.

Ali juga menampik isu Kepala SMPN 7 Kota Mojokerto, Evi Poespito Hany ditahan Polres Gunungkidul.

"Itu saya sampaikan tidak benar. Karena saya perintahkan kepala SMPN 7 untuk tinggal di Yogyakarta mendampingi keluarga siswa yang masih dirawat di RSUP dr Sardjito," tandasnya.

Outing class SMPN 7 Kota Mojokerto diikuti 257 siswa kelas 7 dan 8. Mereka diberangkatkan dengan 5 bus dan didampingi 16 guru pada Senin (27/1) malam. Outing class untuk meningkatkan wawasan para siswa.

Rombongan outing class tiba di Pantai Drini di Desa Banjarejo, Tanjungsari, Gunungkidul, Yogyakarta pada Selasa (28/1) sekitar pukul 04.00 WIB. Tragedi terjadi saat para siswa dijadwalkan sarapan di rumah makan di area pantai tersebut.

Pagi itu sekitar pukul 07.00 WIB, 13 siswa terseret ombak saat bermain di Pantai Drini. Dari jumlah itu, 9 siswa berhasil diselamatkan oleh penjaga pantai, 3 siswa ditemukan tewas, 1 siswa hilang. Siswa yang hilang, Rifki Yudha Pratama (13) ditemukan pagi tadi sekitar pukul 07.30 WIB dalam kondisi tewas.

Sembilan korban selamat dirawat di 2 rumah sakit. Yaitu 7 siswa sempat dirawat di RSUD Saptosari, Gunungkidul dan 2 siswa dirujuk ke RSUP dr Sardjito, Yogyakarta. Karena 2 siswa yang dirujuk itu terlalu banyak menelan air laut sehingga mengalami iritasi lambung.

Tujuh siswa telah dipulangkan dari RSUD Saptosari pada Selasa (28/1). Mereka pulang ke Kota Mojokerto bersama rombongan 5 bus SMPN 7. Iring-iringan bus outing class itu tiba pada Selasa (28/1) malam sekitar pukul 21.00 WIB.

Lihat Video 'Sederet Fakta 13 Pelajar Mojokerto Terseret Ombak di Pantai Drini Gunungkidul':

[Gambas:Video 20detik]

(dpe/iwd)


Hide Ads