Perilaku toxic relationship yang dilakukan Rochmat Tri Hartanto alias A atau Antok kepada Uswatun Khasanah menjadi pembelajaran saat menjalani hubungan. Apalagi Antok tega membunuh dan memutilasi Uswatun dengan sadis.
Psikolog, Praktisi Perlindungan Perempuan dan Anak Jatim Riza Wahyuni SPsi MSi membagikan tips menghindari toxic relationship. Terdapat 4 poin penting yang disampaikan.
Pertama, ia mengimbau kepada siapapun, khususnya perempuan single untuk tidak mudah kenal dengan orang. Apalagi melalui berkenalan melalui media sosial.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua, tidak boleh memberikan data pribadi kepada orang yang tidak tahu latar belakangnya. Seperti latar belakang kehidupan pribadinya, sosial, pendidikan, dan sebagainya.
"Jangan pernah memberikan tentang siapa Anda, bagaimana Anda, curhat kepada orang yang belum kenal secara utuh," kata Riza saat dihubungi detikJatim, Rabu (29/1/2025).
Ketiga, ketika akan menjalin relasi, pastikan mengenal siapa orang yang akan menjadi pasangan. Seperti bagaimana latar belakang keluarga, kehidupan pribadi dan lain sebagainya.
"Keempat, paling penting hindari hubungan toxic dari awal. Kalau dari awal sudah toxic, maka stop menjalain relasi, berarti hubungan anda sedang tidak baik-baik saja," tegasnya.
Praktisi psikolog klinis dan forensik Surabaya ini menjelaskan, bila seseorang dalam hubungan sudah melakukan kekerasan, maka tidak dianjurkan untuk meneruskan relationship.
"Kalau dari awal saja dia sudah berani melakukan, berarti untuk berikutnya dia akan lebih berani melakukan (kekerasan)," ujarnya.
Menurutnya, perempuan selalu memiliki sifat pemaaf dan meyakini bahwa pasangannya bisa berubah dan akan lebih baik. Masalahnya lagi cenderung menyalahkan diri sendiri dan memberikan lebih kepada pasangan.
"Apa yang terjadi? Memang lebih baik, ada perubahan. Tapi sisi lain perilaku kekerasan muncul lagi. Pada posisi ini perempuan tidak berdaya, perempuan nurut. Kalau sudah seperti ini, pelaku akan lebih menekan perempuan tersebut. Ujung-ujungnya, ketika tidaj mengendalikan emosi, kebingungan, menutupi perilaku akhirnya melakukan hal ekstrem. Di dalam menjalin relasi harus sudah diidentifikasi lebih awal, kalau tidak tahu latar belakangnya jangan diteruskan," pungkasnya.
(esw/fat)