Curhat Ibu di Malang Tertipu Investasi Parsel Buah Ratusan Juta

Curhat Ibu di Malang Tertipu Investasi Parsel Buah Ratusan Juta

Muhammad Aminudin - detikJatim
Selasa, 28 Jan 2025 06:00 WIB
Bukti setoran investasi.
Bukti setoran investasi. (Foto: Istimewa)
Malang -

Modus penipuan dengan iming-iming keuntungan dari investasi kembali terjadi di Malang. Kali ini sejumlah warga Malang mengalami kerugian dengan nilai kerugian ratusan juta rupiah dalam investasi berkedok pembuatan parsel buah.

Investasi parsel buah ini digembar-gemborkan untuk melayani permintaan sejumlah instansi pemerintah. Korban pun ditawari keuntungan sebesar 20% dari nilai investasi yang telah diberikan.

ANF, seorang ibu asal Sukun, Kota Malang mengaku menjadi salah satu korban investasi parsel buah yang ditawarkan perempuan berinisial PIN, warga Randuagung, Singosari, Kabupaten Malang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ANF mengaku sudah menyetorkan dana mencapai Rp 100 juta kepada pelaku terbagi menjadi 2 tahap. Pertama sebanyak Rp 60 juta pada Oktober 2023 kemudian setoran kedua sebesar Rp 40 juta pada November 2023.

"Yang saya pakai uang ibu saya total Rp 100 juta. Katanya akan dikembalikan pada Desember 2023. Tapi sampai sekarang belum dikembalikan," ujar ANF saat dihubungi detikJatim, Senin (27/1/2025).

ADVERTISEMENT

ANF sampai saat ini masih menyimpan sejumlah bukti terkait kontrak kerja alias investasi bersama PIN. Dia bersama 3 korban lainnya telah melayangkan surat pengaduan ke Polres Malang pada 22 Januari 2025.

"Kami berempat yang menjadi korban sudah melapor ke Polres Malang. Jumlah kerugian sekitar Rp 280 juta," terangnya.

Dia juga menceritakan awal mengenal pelaku dari salah satu rekannya. Pelaku sempat menyampaikan bahwa dirinya banyak menerima order pembuatan parsel buah dari sejumlah instansi pemerintah.

Banjir orderan itu justru membuat pelaku mengaku kelimpungan karena harus berjuang sendiri. Terutama dalam mendapatkan tambahan modal pembuatan parsel.

"Cerita-cerita sedih yang disampaikan pelaku jujur membuat kami empati dan kemudian mau membantu modal. Tapi nyatanya itu modus yang sengaja dilakukan," ujar ANF.

ANF bersama korban lain sudah seringkali menagih komitmen pelaku untuk segera mengembalikan modal investasi beserta keuntungan yang telah dijanjikan.

Namun, upaya itu justru direspons pelaku dengan menyatakan bahwa dirinya adalah korban penipuan. Dana yang seharusnya bisa dikembalikan menurut pelaku ikut hilang.

"Ngaku ke saya ketipu pembelian anggur muscat. Ke korban lain juga sama mengaku kena tipu. Pada intinya tidak punya iktikad baik untuk mengembalikan," ujar ANF.

Sikap pelaku itu membuat ANF kesal. Dia sempat mengunggah modus penipuan pelaku ini ke media sosial supaya viral. Betapa terkejut ANF ternyata banyak orang yang mengaku juga menjadi korban pelaku.

"Yang sekarang saya ketahui, sudah 24 orang. Yang lainnya masih takut untuk speak up. Saya sengaja viralkan, karena pelaku sendiri juga mengizinkan," katanya.

ANF yang mengunggah dan memviralkan perbuatan pelaku berharap apa yang dia sampaikan di media sosial bisa mencegah jatuhnya korban lain seperti dirinya.




(dpe/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads